Gue yakin mayoritas dari kita kenalnya dengan makanan yang langsung jadi, serba instan. Minimal tinggal dimasak dan langsung siap jadi.
Pernah ga sih, kita tahu asal makanan kita itu dari mana? Tahu proses penanamannya, proses perawatannya bagaimana, betapa susahnya dan lamanya ternyata menumbuhkan makanan, bahkan sesimpel kecambah toge yang sering kita temui di rawon atau soto yang sering kita makan? Hehehe.
“Growbox itu produk DIY, memunculkan experience menumbuhkan sendiri makanan sendiri agar tahu asalnya dari mana, apalagi kita yang berada di kota jauh dari alam. Kita terbiasa dengan segala hal yang instan, ini kita harus menunggu sekitar 2 minggu sampai dengan 1 bulan agar dapat menikmati hasilnya. Selain bisa dimakan, juga bisa berfungsi sebagai hiasan,” ujar Robby, founder Growbox asal Bandung.
“Kami kerjasama dengan petani jamur dari Cisarua dan Cianjur. Petani-petani itu banyak menumbuhkan varietas jamur yang berwarna. Kita juga turut membantu penjualan mereka, karena kalau dijual di pasar tradisional, takutnya orang mengira jamur itu tidak dapat dimakan dan beracun. Sekalian juga memberi edukasi kepada masyarakat tentang jamur,” kata Robby.
Lalu kenapa harus memilih jamur? Kenapa ga tumbuhan lainnya, misalkan kacang hijau yang sering dijadikan tugas percobaan anak SD? Hehehe.
“Jamur itu future protein. Gizinya mirip dengan daging dan ayam sehingga dapat menjadi alternatif makanan. Selain itu, kandungan kalorinya lebih rendah dan harga dan biaya maintenancenya jauh lebih murah,” jelas Robby.
Growbox yang sudah ada sejak tahun 2012, awalnya pasti memiliki kendala.
“Awalnya, kami sering kehabisan stok karena petani jamur itu jarang. Pernah kebanjiran order, ternyata stoknya habis,” ujar Robby.
Dengan edukasi tentang menumbuhkan makanan, apa sih yang diharapkan oleh Robby untuk para anak muda, terutama yang di Indonesia?
“Ini sih pesan kepada anak muda ya. Kita ga perlu teknologi yang canggih untuk membuat negara kita lebih maju. Teknologi digital itu selalu bisa disinkronisasi ke bidang lain. Ingat kalau negara kita itu adalah negara agrikultur, sudah kaya, tinggal dikembangkan. Bikin petani keren, ibaratnya, petani berdasi. Hehehe.”
Semoga penghargaan kita terhadap petani, yang kita anggap hanya sekedar mencangkul tanah atau menggarap ladang, menjadi lebih tinggi ya. Ternyata petani juga bisa jadi keren bahkan berdasi. Itu semua cuma masalah perspektif, kan?
Header image credit: halogrowbox.com