Buy cheap perfect super clone Rolex watches at fakewatches.io site. We offer 1:1 Swiss movement fake Rolex with low price.
Excellent Swiss Movement AAA+ Replica Rolex Submariner Watches With Low Prices For Men And Ladies. Special 1:1 Super Clone/Cheap Fake Rolex Submariner Watches Hot Sale.
Welcome to High Quality replica watches Online Store, Buy the Best Replica Watches in the UK.
Mengenal Sejarah Golput – Umumnya, pas pemilu para pemilih gunain suaranya buat memilih calon wakil rakyat sesuai sama value-nya. Tapi di setiap pemilu, pasti ada suara yang gak sah, atau mereka yang memilih abstain yang biasa kita sebut Golput. Meski kita udah tahu sama istilah ini, tapi tahu gak sih asal usul golongan putih ini?
Gerakan ini sebenernya merupakan perlawanan pemuda dan mahasiswa terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Mahasiswa dan pemuda nganggep Orde Baru nyelenggarain pemilu yang gak demokratis. Dalam sebuah jurnal berjudul Pasca Orde Baru: Merekonstruksi Ulang Dua Perspektif, gerakan ini dimotori sama beberapa tokoh, salah satunya adalah Imam Waluyo, Julius Usman dan Husin Umar.
Bayangin aja, pas pemilu tahun 1971, cuma ada 10 parpol yang ikut serta. Jauh dari pas tahun 1955 yaitu 172 parpol. Saat itu, pemerintah orba mau menciptakan stabilitas politik, alhasil banyak partai yang dibubarin, termasuk partai yang punya banyak simpatisan kayak PKI dan Masyumi. Hal ini lah yang bikin gerakan golongan putih semakin populer saat itu.
Walau sekarang udah bukan zaman Orde Baru lagi, hal ini ternyata masih aja eksis. Ada 2 jenis kelompok Golput yang bisa kita tahu sampe sekarang. Yang pertama adalah mereka yang Golput karena emang acuh sama isu politik. Yang kedua adalah mereka yang Golput karena menilai bahwa gak ada kandidat yang layak buat jadi wakil rakyat atau gak sesuai sama value mereka. Kelompok yang ini biasanya dengan penuh kesadaran memahami isu politik yang lagi terjadi.
Terus, hak seseorang sebagai pemilih Golput gimana?
Ya kalo seseorang jadi Golput, tentu aja haknya sebagai pemilih ini jadi “gugur” karena dia milih buat gak ikut serta dalam Pemilu. Dan kalo emang haknya sebagai pemilih jadi gugur, sebenernya sih itu sah-sah aja dan gak jadi masalah di mata hukum.
Lain cerita kalo misalnya mereka yang “menghasut” orang lain buat ikutan Golput. Ini diatur di pasal 515 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017. Di sini tertulis kalo seseorang dengan sengaja memberikan uang atau materi lainnya yang ngebuat orang jadi Golput bakal kena pidana maksimal 3 tahun penjara dan denda paling banyak Rp36 juta.
Meski suara Golput selalu ada tiap pemilu, gerakan ini juga sering nuai kontroversi.
Tren ini sebenernya naik turun dari periode ke periode pemilu. Contohnya bisa kita lihat dalam 3 periode Pilpres terakhir. Menurut data dari Databoks, pas Pilpres 2009, jumlah Golput mencapai 28,3%. Kemudian pas periode selanjutnya, angka Golput naik sampe 30,42% yang ngejadiin angka ini tertinggi sepanjang sejarah Pemilu di Indonesia. Tapi, pas periode terakhir tahun 2019, angkanya turun jadi 22,5%.
Tentu, hal ini nimbulin banyak pro dan kontra di masyarakat. Salah satunya, ketika MUI lewat Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional– Muhyiddin Junaidi ngeluarin fatwa haram Golput tahun 2019 lalu. Ia bilang kalo masyarakat gak gunain hak suaranya dalam Pemilu, bakal terjadi chaos yang bisa memecah belah masyarakat. Tentu, fatwa haram ini jadi hal yang berat khususnya buat mereka yang beragama Islam. Karena memang kalo semua orang memilih untuk menjadi Golput, bisa jadi negara gak akan berjalan dan kita sebagai rakyat bakal ngerasain kehancurannya.
Tapi sayang, fatwa haram ini gak bisa membendung 22,5% suara Golput yang tercatat pas 2019 lalu. Terlebih, menurut Mantan Direktur LBH Jakarta– Alghiffari Aqsa, Ia nyatain kalo fatwa haram Golput gak bisa serta merta efektif dalam neken jumlah Golput. Ini terjadi karena sebenernya Golput itu merupakan reaksi dari sistem yang gak berjalan.
Ditambah, menurut Direktur Eksekutif Lokataru– Haris Azhar, Golput juga bukan merupakan penyebab terjadinya chaos yang memecah belah masyarakat. Golput, menurutnya adalah pilihan, sama kayak mereka yang memilih wakil rakyatnya. Lebih lanjut, ia nyatain Golput justru merupakan obat penawar dari kekacauan politik yang tidak bisa dihindarkan.
Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!