Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Giovanni Widjaja, Dari Menjual Pomade Vintage hingga Membuka Barbershop

PutribyPutri
15/10/2015
in Story
4
Giovanni Widjaja, Dari Menjual Pomade Vintage hingga Membuka Barbershop
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi hampir semua orang di dunia ini, bekerja atau berbisnis sesuai dengan passion diri sendiri adalah ultimate life goal. Namun, saat sebagian besar dari kita masih bertanya-tanya bagaimana caranya, Giovanni Widjaja sudah menjalani ultimate life goal ini sejak tahun 2013, saat ia mendirikan Pomikado Exclusive Hair Care Supply.

Pomikado didirikan bedasarkan kecintaan Giovanni pada barang antik dan vintage. Walaupun mulai populer di tahun 1950-an saat selebriti ikonik seperti Elvis Presley dan James Dean menata rambut mereka ala pompadour, sebenarnya sejarah pomade sendiri dimulai sejak abad ke-18. Sebagai kolektor benda-benda nostalgia, Giovanni tidak melewatkan pomade dalam koleksinya.

Berawal dari hobinya mengoleksi pomade, Giovanni pun berpikir bahwa hobinya ini tidak hanya semata-mata penguras dompet, namun juga bisa dijadikan sumber penghasilan. Sejak tahun 2012, Giovanni mulai menjual pomade secara kecil-kecilan dan pada tahun 2013 ia resmi menamakan bisnisnya Pomikado. Pada awal berdirinya Pomikado, Giovanni memanfaatkan teknik marketing sederhana, yaitu word of mouth. Melalui word of mouth dan social media seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, Pomikado bisa dikenal oleh konsumen.  Lalu, perlahan tetapi pasti, setelah membentuk toko online, Pomikado mulai bekerja sama dengan banyak pihak baik dari dalam maupun luar negeri untuk pemasaran produk. Pomikado juga aktif mengikuti bazaar-bazaar di Jakarta dan Surabaya seperti seperti Euphoria Project, Brightspot, dan Basha Market, yang diakui Giovanni sebagai media word of mouth yang ampuh.

Baca juga: Fenny Angela, Lulusan Arsitektur yang Berbisnis Custom Jewelry

Image credit: pomikado.tumblr.com
Image credit: pomikado.tumblr.com

Di tengah menjamurnya penjual maupun produsen pomade, Pomikado fokus terhadap keunikannya yaitu hanya menjual brand pomade impor pilihan dari USA, UK, Australia, dan Jepang. Selain itu, mengingat bahwa bisnis ini didirikan atas dasar passion terhadap pomade, Giovanni juga membagikan passion ini kepada para konsumennya. Melalui layanan yang diberikan, dari awal Pomikado menyebarkan ke kawan-kawan pecinta pomade agar mereka membeli bukan hanya karena tren sesaat, tetapi mereka juga harus mencintai produk itu sendiri.

RelatedPosts

Halosis 2.0 Bikin Usaha Kecil Jadi Lebih Maju Lewat Artificial Intelligence.

7 Strategi Marketing Online yang Dibutuhkan Entrepreneur

Setelah sukses dengan bisnis pomade, Pomikado melebarkan sayapnya ke bisnis barber, yang didirikan di Jalan Tumapel No. 77, Surabaya. Pomikado Barbershop ini didirikan dari hasil penjualan pomade yang dikumpulkan oleh Giovanni sejak awal mendirikan Pomikado. Giovanni sendiri berbangga bahwa Pomikado Barbershop adalah satu-satunya barbershop ala Amerika yang menggunakan kursi barber asli dari tahun 1930, tentunya setelah dimodifikasi dan direparasi. Tak heran, mengingat kecintaan pemiliknya pada benda-benda antik.

Proses menjalankan Pomikado bukan tanpa hambatan sama sekali. Pomikado pernah mengalami vakum selama satu bulan penuh karena saat itu kekasih Giovanni yang juga merupakan bagian penting dari operasional Pomikado meninggal dunia. Akibat berita duka tersebut, seluruh kegiatan bisnis Pomikado sempat terlantar dan mulai ditinggalkan pelanggan. Saat itulah Giovanni menyadari bahwa Pomikado harus tetap berjalan. Dibantu dengan dukungan orang-orang terdekatnya, Pomikado mulai beranjak lagi secara step-by-step hingga bisa meraih posisi seperti sekarang.

Sebagai seorang entrepreneur muda yang berhasil membangun bisnisnya dari nol, Giovanni membagi pesan kepada para entrepreneur lainnya yaitu: sukses itu tidak dilihat dari prestasi, tapi relasi dan aksi. Perbanyak relasi dengan cara apapun dan selalu siap beraksi dalam hal yang positif.

Baca juga: #ziliunPoll: Brand Lokal vs Brand Luar

Header image credit: pomikado.tumblr.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: basha marketbrand lokalgiovanni widjajalocal bazaarlocal brandpomadepomikadoyoung and rebellious
Previous Post

Vina Zerlina, UX Designer Amazon yang Pulang Kampung untuk Berkontribusi (2)

Next Post

Herman Tantriady dan Lima Watch: Membuat Ide Jadi Spesial Lewat Proses dan Eksekusi

Next Post
Herman Tantriady dan Lima Watch: Membuat Ide Jadi Spesial Lewat Proses dan Eksekusi

Herman Tantriady dan Lima Watch: Membuat Ide Jadi Spesial Lewat Proses dan Eksekusi

Comments 4

  1. Ping-balik: Herman Tantriady dan Lima Watch: Membuat Ide Jadi Spesial Lewat Proses dan Eksekusi | Ziliun
  2. Ping-balik: Awie Wang: Sepatu yang Tepat Mendatangkan Kesempatan | Ziliun
  3. Ping-balik: Ketika Tidak Ada yang Menarik, Mari Ciptakan Sendiri | Ziliun
  4. Ping-balik: Stephanie, Jadikan Tantangan Sebagai Pemicu Membesarkan Homework | Ziliun
No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

 

Memuat Komentar...
 

    %d