Masih dalam rangkaian kegiatan peluncuran Digitarasa, Ziliun berkesempatan melakukan wawancara dengan pemilik gerai kopi yang banyak dan dulu sempat viral karena foto di bawah ini:
Hehe, udah ketawanya dan jangan penasaran itu foto isinya apa, karena foto itu hanya jadi meme yang emang ngeramein jagat maya Indonesia.
Yuk, langsung aja simak wawancara Ziliun dengan Edward Tirtanata di bawah ini:
Modal awal bikin kopi kenangan itu berapa?
Modal awal kami waktu mulai itu kira-kira 150 juta rupiah, dan itu untuk buka toko pertama. Itu pun juga buat F&B business waktu itu jatohnya pas-pasan. Terus kenapa akhirnya kami buka di kantor itu, karena buka di kantor itu modalnya lebih kecil hehe. Selain itu, kami waktu itu harus putar akal lah, kayak untuk mesin kopi, kami aja harus nyari mesin second. Untuk bisnis F&B ini modalnya emang enggak murah, tapi dengan kreativitas dan mencari barang yang bagus namun murah itu jadi “seni”nya. Itu yang membuat kami bisa sampai sejauh ini.
Saat ini banyak banget yang meniru gayanya Kopi Kenangan, gimana sih tahapnya bisa melesat seperti sekarang ini?
Yang paling penting pertama itu adalah “kenapa kopi kenangan bisa jadi besar? Karena kopi kenangan diinvest oleh Venture Capitalist. Salah satu miskonsepsi yang sering terjadi adalah “karena kopi, makannya di-invest oleh VC” cuma enggak selalu begitu. VC itu mau invest di sesuatu yang grow-nya cepet di market yang besar. Contoh salah satunya itu Goola, Goola kan dia mainnya di menu dessert asli Indonesia kayak cendol, kolak. Mereka juga dapat investasi dari VC kok. Kenapa VC tertarik sama Goola atau kayaknya Mangkok Ku juga, karena marketnya besar, food itu marketnya besar, ayam goreng, dessert itu kan marketnya besar. Terbukti juga mereka bisa scale up dan grow cepet. Hal-hal tersebutnya yang membuat VC tertarik buat investasi ke F&B brand. Itu juga yang membuat kopi kenangan berbeda dengan kopi lainnya. Ini juga yang membuat salah satu dari 2 usaha kopi yang di-invest oleh VC.
Selain buka di mall bagaimana meningkatkan awareness di kopi kenangan?
Lewat marketing, di-invest VC juga lumayan lah membantu dapet awareness-nya hehe. Pastinya lewat marketing lah, kan ada funnel-nya tuh dimulai dari awareness sampai orang jadi loyalist. Tiap tahun, kami melakukan research-research yang berguna untuk meningkatkan brand equity kami paling tinggi di Indonesia.
Social media itu masih efektif enggak sih buat sekarang?
Social media itu efektif sekali, tapi tentunya makin susah. Dulu pas saya mulai bisnis F&B di tahun 2016 buat kita dapat traction itu mudah sekali. Tapi sekarang kontennya makin banyak, misalnya, tiap hari kita harus ngikutin influencer A, B, C. Tentunya di social media kita makin susah keliatan di tengah banyaknya konten-konten yang ada secara digital. Jadi tantangan terbesarnya secara branding adalah kita harus bisa standout dari kompetitor kita. Meskipun banyaknya orang-orang foto, influencer foto, orang enggak lupa dengan produk kita.
Variasi rasa-rasa Indonesia contohnya gula aren di kopi kenangan itu emang mau memperkenalkan produk-produk Indonesia?
Visi misi kopi kenangan itu sendiri kan “Dari Indonesia Untuk Dunia”. Pas saya market research ke Malaysia, Vietnam, Filipina, India gitu, orang-orang enggak tahu bahwa gula aren itu apa? Padahal gula aren itu kan enak banget ya? Sesuatu yang Indonesia banget, lebih enak dari gula putih walaupun sedikit mahal. Tapi sesuatu yang unik ini cuman ada di Indonesia. Menurut saya ini adalah upaya untuk diferensiasi. Misalnya saya mau ke Malaysia atau ke Vietnam yang di sana enggak ada gula aren, otomatis ketika orang melihat kita menggunakan gula aren, tentunya orang akan lebih excited untuk mencoba kopi kita. Biji kopi dari Indonesia, gula aren dari Indonesia, ini yang mau kita tonjolkan kepada dunia bahwa ini loh “Indonesian Style Coffee”.
Target gerainya kopi kenangan tahun ini berapa?
650 gerai di tahun ini dan 1200 di tahun depan.
Gimana pengalaman Edward Tirtanata, udah ngejawab pertanyaan belom “kenapa kopi bisa di-invest sama VC dan grow cepet banget?”