Di tahun 1944, ada sebuah film jadul berjudul Gaslight, garapan sutradara George Cukor. Film itu bercerita mengenai seorang suami yang licik dan sering memanipulasi si istri agar si istri yakin kalau dia memiliki gangguan jiwa. Dari film inilah, istilah gaslighting kemudian dikenal. Gaslighting adalah tindakan memanipulasi, persis seperti yang dilakukan si tokoh suami.
Hati-Hati, Gaslighting adalah Manipulasi Jahat!
Menurut situs WebMD, gaslighting adalah aksi untuk memanipulasi seseorang sampai-sampai orang tersebut meragukan pikirannya, perasaannya, bahkan kewarasannya. Tindakan gaslighting bertujuan meyakinkan seseorang bahwa apa yang ia percaya selama ini salah, sampai-sampai orang itu bisa gak percaya lagi sama insting atau pikirannya.
Gak cuma terjadi di hubungan percintaan, tindakan ini juga dapat terjadi di berbagai jenis hubungan kayak hubungan keluarga, pertemanan, bahkan hubungan profesional di kantor!
Baca juga di sini: Mencegah Multitasking dengan Mindfulness Working, Pernah Coba?
Fakta-Fakta Gaslighting
1. Siapa yang rentan jadi korban?
Pada dasarnya, siapa pun bisa menjadi korban gaslighting. Namun, biasanya gaslighting sering terjadi sama orang-orang yang gak terlalu PD atau malah yang terlalu berempati. Selain itu, orang-orang yang sulit membangun batasan atau yang sulit menerapkan prinsip-prinsipnya juga rentan banget jadi korban. Jadi, hati-hati!
2. Pelaku gaslighting adalah siapa saja!
Yap! Mulai dari orang terdekat kayak keluarga, teman, atau pasangan, sampai atasan di kantor, atau orang yang gak kita kenal dari media sosial.
Biasanya (gak semua, sih), pelaku memiliki masalah kepribadian narsistik alias kepribadian yang ngerasa kalo dirinya paling penting dan paling benar. Mereka gak peduli sama orang lain, kecuali orang itu bisa ngasih mereka keuntungan.
Orang-orang yang bisa jadi pelaku juga biasanya orang-orang yang jago ngeles atau bohong. Sikapnya manipulatif, sehingga orang lain bisa mikir kalo omongan pelaku gaslighting ini emang ada benernya. Lebih parah lagi, orang-orang justru bisa dibuat ngerasa bersalah karena udah nganggep si pelaku sebagai orang yang buruk.
Intinya, sih, si pelaku udah biasa bangetlah melakukan taktik yang bikin korban ngerasa gak yakin sama diri dan pikirannya sendiri. Jahat banget!
3. Sering nyalahin diri sendiri? Waspada!
Yesss. Hati-hati kalo belakangan ini kamu mulai sering ngerasa apa yang kamu lakuin itu semuanya salah dan/atau mulai sering minta maaf dan nyalahin diri sendiri setiap ada hal yang gak sesuai ekspektasi terjadi.
Ingat-ingat, gaslighting adalah hal yang amat rentan menyerang siapa pun yang terlihat lemah atau sensitif. Asli, deh, pelaku gaslighting itu jago banget melihat kelemahan orang lain! Mereka bisa bikin kamu ngerasa gak cukup baik atau ngerasa gak pantas melakukan hal apa pun.
Ciri-Ciri Gaslighting yang Perlu Kamu Tahu
Robin Stern, PhD, dalam bukunya “The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Other Use to Control Your Life” memaparkan beberapa ciri-ciri yang kerap dialami korban gaslighting, yakni sebagai berikut:
- Ngerasa lebih gampang cemas, gak PD, dan selalu mempertanyakan diri sendiri
- Sering ragu akan perasaan sendiri
- Ngerasa semua perbuatannya salah
- Sering nyalahin diri sendiri dan minta maaf
- Meragukan reaksi diri sendiri terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar
- Ngerasa terasingkan atau terisolasi
- Ngerasa susah ngambil keputusan
- Gampang ngerasa putus asa
Perasaan ragu dan sikap selalu mempertanyakan pikiran dan keputusan diri sendiri dengan sendirinya bisa melemahkan psikologi korban gaslighting. Kalo terjadi terus-menerus, korban bisa ngalamin depresi sampai mental breakdown. Serem banget!
Baca juga di sini: Logical Fallacy adalah Sesat Pikir yang Sayangnya sering Terjadi
5 Cara Cegah atau Hadapi Perilaku Gaslighting
1. Belajar mempercayai naluri sendiri
Perlahan-lahan, mulailah belajar mempercayai naluri sendiri dan prinsip-prinsip diri. Bangun batasan mengenai apa yang bisa didiskusikan atau dinegosiasikan dengan orang lain, mana yang gak bisa.
Tentunya, hal ini gak bisa dilakukan dalam satu malam. Kita harus pelan-pelan terbiasa membangun keyakinan akan diri sendiri dan pikiran kita sendiri.
2. Sadari pola gaslighting
Gaslighting bakalan sukses menyerang korban kalo korban gak sadar lagi di-gaslight. Maka salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah memahami pola perilakunya. Misalnya, pelaku terus-menerus menyerang kepercayaan diri kita, membuat kita ragu akan diri sendiri, dan lain sebagainya.
3. Meninggalkan bisa jadi pilihan
Kalo kamu udah menyadari adanya perilaku ini dalam hubungan yang kamu jalani, entah itu pacaran atau relasi di kantor dengan atasan, cobalah pertimbangkan keputusan untuk mengambil jarak atau malah meninggalkan. Sebab, ini gak sehat, lho, buat kesehatan mental kita!
4. Cari support system
Support system bisa berupa komunitas atau teman-teman yang tulus mendukung dan menyemangati kita. Support system inilah yang juga bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri kita.
5. Jika perlu, carilah bantuan profesional
Jangan ragu untuk mengunjungi tenaga profesional kalo emang kamu ngerasa udah benar-benar down dengan perilaku gaslighting yang terus-menerus menyerang kamu. Ingat, kesehatan mental kamu adalah nomor satu!
Memahami ciri-ciri gaslighting dan cara menghadapi gaslighting adalah langkah awal yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri darinya. Bagaimanapun, kita perlu peduli dan menjaga kesehatan mental kita! Perilaku gaslighting bisa menimbulkan efek buruk jangka panjang, kalau kita gak peka dan lekas menanganinya.
Untuk menemukan konten-konten lainnya seputar dunia kerja, pengembangan diri, dan isu finansial serta kewirausahaan, kamu bisa kunjungi dan follow Instagram @ziliun. Cerita-cerita sama MinZi di situ juga boleh…