Urusan “pekerjaan” sering banget menguras emosi kita. Selain kerja dari jam 9 hingga jam 5, dihiasi dengan banyaknya teguran dari bos, gunjingan teman kerja, sampe permintaan klien yang gak masuk akal. Namun, ada beberapa orang yang bisa menerima input negatif tersebut dan ga ngaruh sama kinerjanya, sehingga menjadi tetap jadi orang sukses.
Kepandaian orang untuk menerima semua input negatif dari lingkungannya dan tetap bisa ngejaga kondisi emosi mereka disebut Emotional Intelligence. Kepandaian inilah yang biasanya disebut-sebut sebagai alasan utama orang sukses bisa.. Ya sukses. Dengan menjaga kondisi emosi, maka seseorang bisa mengeluarkan performa mereka dengan maksimal.
Namun, walaupun kita sering melihat artikel tentang emotional intelligence dan bagaimana cara membentuknya, kamu pasti pernah berfikir “kok, gw udah praktekin apa yang diomongin, tapi kok tetap gini-gini aja ya?”.
Memang kebanyakan orang yang ingin membangun emotional intelligence sering mendapatkan obstacle ini karena mereka cuman terhalang terhadap satu hal: bisikan di kepala mereka.
Pernah gak memperhatikan isi omongan kepala kamu? Kebanyakan isi kepala kamu ngomongin tentang hal-hal negatif yang mempengaruhi emotional intelligence kamu. Berikut 4 kata yang kamu harus hindari untuk kamu ucapkan!
Gue Lelah…
Kadang kamu pasti sudah merasa lelah jika kamu sudah ditegur oleh bos, ditegur oleh klien, kemudian melihat banyak pekerjaan menumpuk. Kata-kata ini bisa membuat kamu menjadi beneran lelah juga secara mental dan bisa mengganggu kerjaan kamu sepanjang hari. Oleh karena itu jika kamu mulai berfikir seperti ini, kamu harus mulai belajar untuk beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga kamu sehingga bisa kembali bekerja dengan optimal.
Gue Kesel…
Kekesalan emang bentuk emosi yang paling intens, tapi kadang-kadang kita gak sadar sama kedatangannya. Pas udah sadar, ternyata kekesalan kita udah berdampak untuk orang lain yang kita cintai. Kekesalan sering datang secara kita tidak sadari karena kita berpendapat bahwa kita sudah berada di posisi yang benar, sedangkan lawan bicara kita berada di posisi yang salah. Sehingga kita berusaha membenarkan posisi kita dan akhirnya menjadi kesal dengan lawan bicara kita.
Cara untuk menghindari kekesalan adalah dengan membuat jarak antara kamu dengan lawan bicara kamu. Coba pikirkan lagi apakah kata-kata yang kamu keluarkan kepada lawan bicara kamu adalah hasil dari logika atau emosi? Selalu sadar diri dengan emosi kamu sehingga kamu bisa menghindari “meledak” di depan orang.
Gue Khawatir…
Memang kita pasti khawatir pada saat kita ingin melakukan sesuatu. Kekhawatiran ini bisa sesimpel kayak “apakah pekerjaan ku akan diterima.” , “apakah saya bisa mendapatkan klien lagi”, dan lain-lain. Kamu harus ingat bahwa walaupun kamu khawatir, kekhawatiran kamu bisa aja berbeda dari kenyataannya. Gak selamanya kekhawatiran yang kita pikirkan akan terjadi pada dunia nyata. Sehingga kita gak usah peduli dengan isi pikiran kita. Karena yang lebih penting adalah kenyataan yang memang terjadi di tempat kerja kamu.
Bodo Amat lah…
Pernah gak sih kamu udah ngerasa tidak peduli dengan kerjaan kamu? Misalnya, kamu merasa gak papa untuk bekerja “secukupnya” karena “Nanti juga ada yang ngerjain.”. Kalau udah punya pikiran kayak gini, maka hati-hati. Kamu udah bersikap apatis.
Apatis menyebabkan kamu tidak peduli terhadap pekerjaan kamu dan kamu akan bekerja “secukupnya” tanpa adanya motivasi untuk bekerja lebih. Cara untuk menghindari apatis adalah dengan selalu bersyukur terhadap apa yang kamu sekarang kerjakan. Dengan bersyukur, kamu bisa membuat pekerjaan kamu lebih berarti.
4 hal kata-kata di atas bisa membuat emotional intelligence kamu terganggu. Kalau kamu bisa menghindari 4 hal ini, maka kamu bisa membangun emotional intelligence dan meraih kesuksesan kamu sendiri!
Referensi: Fast Company