Tren pertumbuhan penumpang KRL Commuter Line meningkat setiap tahunnya. Sebagai gambaran, per harinya ada sekitar 330.000 orang di Jabodetabek yang hilir mudik menggunakan moda transportasi ini pada tahun 2011. Kini, pada tahun 2015, angka tersebut telah mencapai 850.000 jiwa.
Satu dari kumpulan angka itu bernama Gage. Sebagai anker, alias anak kereta, Gage pernah bingung ketika harus mencari tahu jadwal keberangkatan kereta. Ditambah lagi, jadwal tersebut berubah-ubah terus. Tentu saja, gak cuma Gage yang pernah merasakan kejadian ini.
Berangkat dari masalah itu, Gage berinisiatif untuk menolong orang-orang yang senasib dengannya. Ia pun membuat aplikasi bernama Komuter pada tahun 2013. Ya, bersama temannya, Gage membuat sesama warga Komuter gak bingung lagi membaca tabel jadwal kereta.
Baca juga: Pentingnya Menentukan Skala Prioritas
Benar aja, gak sedikit orang yang akhirnya mengunduh aplikasi Komuter. Per September 2015, udah lebih dari 29.000 orang mengunduh aplikasi ini menggunakan iOS maupun Android.
Berkat kegigihan Gage dan kedua orang temannya, Komuter App pun bisa dikenal oleh banyak orang. Gage masih ingat gimana upayanya dalam memperkenalkan aplikasi tersebut melalui media sosial Twitter. Ia memberitahukan teman-temannya terkait aplikasi yang dibuatnya. Pada Play Store maupun App Store, Gage dan temannya menggunakan keyword yang mudah ditemukan. “User-nya pun generic semua,” kata Gage kepada Ziliun di sela-sela keikutsertaannya dalam kompetisi Seedstars World Jakarta 2015.
Gage sih mengaku belum pernah mengadakan marketing activation untuk mempromosikan aplikasi buatannya ini. Justru, kekuatan word of mouth yang selama ini berperan begitu besar. Word of mouth ini bisa tercipta memang gara-gara aplikasi Komuter dibangun untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami banyak orang. Mau sebagus apapun kegiatan pemasarannya, kalau idenya nggak berangkat dari masalah, ya, siap-siap aja cuma buang-buang uang.
Baca juga: Jangan Cuma Solve Problem, Tapi Solve Real Problem!
Kreativitas Gage dan tim terus dituangkan dalam pembaruan aplikasi Komuter. Selain bisa melihat jadwal kereta dengan mudah, kini pengguna aplikasi tersebut juga bisa merasakan fitur activity dan routing.
Dengan fitur activity, sesama warga Komuter bisa berinteraksi untuk saling mengabarkan apapun yang dilihatnya saat berada dalam kereta. Bagi mereka yang masih baru menjadi warga Komuter, tak perlu gelisah terlewat stasiun pemberhentian yang dituju berkat fitur routing dalam aplikasi ini.
Melihat apa yang dikerjakan Gage dapet sambutan hangat, kita mestinya bisa mengambil pelajaran dalam membuat apapun, khususnya dalam membuat aplikasi. Ukur lagi, apakah aplikasi yang kita buat berdampak baik bagi banyak orang? Do they really need the app we create?
Baca juga: Lunas.in, Aplikasi Hutang yang Dibuat Lulusan Kedokteran dan Mahasiswa Ekonomi
Header image credit: play.google.com