RA Kartini, pahlawan nasional dan pejuang hak perempuan, menulis dalam kumpulan suratnya yang dibukukan tahun 1911, ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’:
“I have been longing to make the acquaintance of a ‘modern girl,’ that proud, independent girl who has all my sympathy! She who, happy and self-reliant, lightly and alertly steps her way through life, full of enthusiasm and warm feelings; working not only for her own well-being and happiness, but for the greater good of humanity as a whole.”
Namun setelah 100 tahun, rasanya tidak begitu banyak perubahan yang terjadi semenjak itu. Indonesia masih dipenuhi dengan stigma bahwa perempuan itu tempatnya di rumah. Sebagai istri, sebagai anak, dan sebagai ibu. Tidak ada yang merasa bahwa perempuan perlu maju sebagai pemimpin, sebagai kreator maupun pembuat kebijakan.
Ketika perempuan menjadi pemimpin, orang melihat hal itu sebagai sebuah anomali. Ketika perempuan menikah terlalu dini, ya itu memang biasa terjadi.
Meskipun sudah banyak orang yang merasa bahwa hal ini adalah masalah, tetapi tidak banyak yang benar-benar melakukan sesuatu untuk mencari solusinya.
FemaleDev hadir sebagai wadah yang memiliki misi untuk menumbuhkan generasi penerus bagi pemimpin perempuan di dunia teknologi. Dengan menyelenggarakan workshop dan kelas pemrograman khusus untuk perempuan, FemaleDev mendorong para perempuan muda Indonesia untuk belajar dan menciptakan sesuatu yang tidak hanya berguna untuk diri sendiri, tapi juga untuk banyak orang.
Bermula di Jakarta pada Februari 2013, FemaleDev lahir dengan cukup banyak tantangan. Tidak sedikit orang yang meremehkan mimpi FemaleDev untuk menciptakan generasi perempuan calon yang menjadi pemimpin di bidang teknologi.
“Developer cewek itu tuh nggak ada. Kalo lulusan IT aja sih banyak. Tapi ya, ngga ada yang punya passion jadi programmer.”
“Programming itu ya buat cowok, bukan cewek. Mana ada cewek bisa ngoding sejago cowok?”
Komentar negatif semacam itu tidak lantas menyurutkan niat FemaleDev. Workshop pertama FemaleDev di Jakarta yang membahas mengenai HTML5 sukses dihadiri 23 perempuan. Sesi yang berlangsung selama empat jam tersebut menuai banyak respon positif; banyak sekali peserta yang minta FemaleDev mengadakan workshop semacam ini lagi.
“Baru kali ini saya ngerasa ngga sendirian. Selama ini saya kira ngga ada cewek yang suka programming kayak saya juga.”
“Saya selalu takut dan malas dateng ke event teknologi. Isinya cowok semua, jarang banget ada ceweknya! Makanya saya semangat banget pas tahu ada FemaleDev, karena khusus buat perempuan, jadi saya ngga khawatir ngga ada temen.”
“Sebetulnya saya nggak punya background programming sih, tapi seneng aja datang ke FemaleDev buat belajar. Paling ngga bisa nambah teman baru, sekaligus nambah ilmu.”
Sejak itu, FemaleDev makin semangat bergerak ke berbagai kampus, dari kota ke kota. Sekarang, FemaleDev sudah menyelenggarakan lebih dari 20 meet up di 9 kota besar, dengan jumlah peserta lebih dari 1000. Topik yang diangkat meliputi HTML5, AngularJS, hingga Google Maps API; yang disampaikan oleh lebih dari 10 mentor lokal.
Selama 10 bulan berjalan, FemaleDev bertemu dengan banyak perempuan yang punya keahlian programming yang hebat, dan misi yang besar. Mereka punya mimpi untuk menjadikan masa depan Indonesia lebih baik dengan teknologi. Mereka berusaha menciptakan perubahan, dan yang lebih hebat lagi, mereka menginspirasi perempuan lain untuk berbuat hal yang sama.
FemaleDev merasa bahwa mereka harus diapreasi. Prestasi mereka harus diketahui lebih banyak orang, karena hanya dengan itu mereka bisa menjadi sumber inspirasi bagi sesama perempuan yang ingin maju, baik yang tertarik dengan programming maupun tidak. Karena itulah, bekerjasama dengan Ziliun, eBook ini lahir.
Sepuluh perempuan terpilih dalam eBook ini berasal dari berbagai latar belakang, tapi memiliki passion yang serupa: teknologi. Masing-masing dari mereka ini mewakili sepuluh karakteristik perempuan sukses: bertanggung jawab, berani ambil resiko, giat belajar, optimis, kreatif, supel, kompetitif, gigih, berjiwa pengusaha, dan komunikatif.
Berbagai prestasi yang mereka capai juga bukan yang biasa-biasa saja. Mereka menciptakan teknologi yang berguna: aplikasi untuk membantu proses belajar anak dengan disleksia, aplikasi pendidikan untuk siswa SD agar mereka suka Matematika. Menang hackathons, menyabet berbagai penghargaan. Mereka berkarya di berbagai bidang.
Perubahan yang mereka ciptakan berawal dari diri sendiri. Masing-masing mereka punya bakat, punya kemampuan untuk menebar passion mereka ke banyak perempuan muda lainnya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.
Kami percaya kalau perempuan Indonesia butuh lebih banyak figur pemimpin dan suri teladan. Figur teladan itu paling baik datang dari sesama perempuan muda. Di masa depan, kami berharap Indonesia akan punya lebih banyak figur pemimpin perempuan, berawal dari FemaleDev. Berawal dari eBook ini. Enjoy the read!