Sudah nggak asing lagi dong, dengan istilah entrepreneur? Secara singkat entrepreneur dapat diartikan sebagai seseorang yang memulai suatu usaha untuk mencari keuntungan dan juga peluang, di mana ia juga menjadi pengambil keputusan untuk menentukan, produk, serta kuantitas dan kualitas produk yang diusungnya. Seorang entrepreneur juga tidak takut untuk mengambil resiko dari usaha yang ia jalani. Namun, seorang entrepreneur tidak akan menjadi seorang entrepreneur tanpa adanya konsumen. Steve Tobak menjelaskan secara singkat bahwa seorang entrepreneur adalah seseorang yang memiliki produk, mereka memiliki perusahaan, mereka memiliki konsumen, dan mereka menjalankan sebuah bisnis.
Selain entrepreneur, ada juga istilah lainnya yang mirip, yaitu intrapreneur. Lalu apa sebenarnya intrapreneur, dan apa bedanya dengan entrepreneur? Intrapreneur merupakan kegiatan entrepreneurial (atau mendirikan usaha baru) yang dilakukan di dalam sebuah perusahaan besar yang sudah memiliki usahanya sendiri. Biasanya hal ini dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memanfaatkan peluang untuk memasarkan produk atau servis baru kepada masyarakat.
Dari penjelasan mengenai kedua konsep tersebut di atas, setidaknya ada beberapa hal yang membedakan entrepreneur dan intrapreneur. Yuk, simak ada apa saja!
Jenis Bisnis yang Dibangun
Entrepreneur bekerja untuk dirinya sendiri, ia membangun bisnis sesuai dengan intuisinya dengan melihat berbagai kesempatan yang ada. Sedangkan seorang intrapreneur merupakan bagian dari perusahaan lainnya yang lebih besar, dan mendapatkan sejumlah uang sesuai dengan keberhasilan dari unit bisnis yang dipercayakan kepadanya. Seorang intrapreneur membangun bisnis yang sifatnya restorative atau memperbaiki / memulihkan.
Company Culture yang Dibangun
Seorang entrepreneur memiliki kebebasan untuk mengembangkan company culture miliknya sendiri. Misalnya apakah timnya diperkenankan untuk menggunakan pakaian yang lebih casual, atau bebas menentukan jam kerjanya sendiri. Namun seorang intrapreneur akan mengembangkan company culture sesuai dengan nilai-nilai perusahaan besar yang menaunginya. Hal ini dikarenakan biasanya sebuah perusahaan besar sudah memiliki company culture yang terbangun dari puluhan tahun sejak awal berdiri.
Otonomi
Karena masih terkait perusahaan lain yang sudah lebih stabil, seorang intrapreneur harus mengikuti berbagai kebijakan serta prosedur yang diadopsi oleh perusahaan besar yang menaunginya. Sehingga bisa dibilang ia tidak dapat bebas menentukan kebijakannya sendiri secara menyeluruh. Sedangkan entrepreneur memiliki kebebasan untuk menentukan kebijakan serta prosedur yang ingin ia jalankan didalam perusahaan yang ia rintis.
Struktur Perusahaan
Seorang entrepreneur dapat dengan bebas merekrut timnya, baik itu divisi Marketing, Sales, Research and Development, atau Finance sesuai dengan kebutuhan perusahaannya. Sedangkan seorang intrapreneur, harus berkonsultasi dengan struktur lain yang berada di atasnya ketika hendak merekrut timnya sendiri. Tak hanya itu, di awal berdiri bisa jadi beberapa divisi bergabung dengan perusahaan yang menaunginya sampai dianggap bisa dipisahkan.