#Ziliun30 adalah rangkaian 30 profil tech entrepreneur yang berusia di bawah 30 tahun, yang berpikir dan bermimpi besar, melihat masalah sebagai peluang, menjunjung tinggi kolaborasi, memahami kegagalan sebagai bagian dari proses, serta membuat terobosan strategi marketing dalam bisnis. #Ziliun30 merupakan kerjasama Ziliun.com dengan the-marketeers.com selama September 2014.
Kata siapa rumah layak cuma untuk orang berada? Kata siapa juga kalau penduduk SES C ke D itu cuma bisa hidup di petak-petak semi permanen di pinggir rel kereta? Prihatin, iya. Tapi kalau cuma prihatin, toh rumah tumpah ruah di kawasan kumuh di kota kita nggak akan berubah mewah. Lain cerita dengan Elang Gumilang. Sejak mahasiswa, ia memutuskan untuk menjadi developer perumahan untuk kalangan menengah ke bawah. Iya, sementara pengembang properti lain berlomba-lomba bikin apartemen megah di pusat kota, jor-joran membangun kemudahan hidup untuk orang kaya. Lalu?
Elang Gumilang belum genap berusia 30, tetapi paham betul bahwa berbisnis harus juga dibarengi dengan memberi manfaat sosial. Profit materi dan kebermanfaatan itu kalau bisa jalan bebarengan, baru deh sempurna. Elang Group, itu nama perusahaan yang dibangun Elang tahun 2007 lalu. Sekarang Elang Group udah punya 5 perumahan dengan harga terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah dan akan segera akan dibuka 8 perumahan baru tahun ini.
Baca juga: Jadi Pekerja Digital Kreatif, Mau?
Menurut Elang, ada sekitar 8 juta penduduk di Indonesia yang nggak punya rumah, sedangkan kebutuhan rumah pertahunnya ada kali sekitar 800 ribu rumah. Angka ini jelas nggak sebanding dengan kebutuhan yang ada bukan? Akhirnya Elang mutusin buat terjun di bisnis developer khusus kalangan menengah ke bawah. Kendalanya sih jelas butuh modal yang nggak sedikit buat bisa mulai bisnis tersebut, apalagi saat itu Elang masih duduk di bangku kuliah.
Elang memang nggak tiba-tiba terjun ke dunia bisnis developer properti. Sejak duduk di bangku SMA dia udah mulai menjajal bisnis kecil-kecilan kayak jualan donat yang dilakoni sampai dia lulus SMA. Waktu udah kuliah, Elang pun nggak malu buat jualan minyak goreng keliling. Lulusan Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor ini lalu berpikir kalau sebenernya bisnis itu nggak harus pakai otot, tapi justru pakai otak.
Baca juga: Bangga Sama Indonesia Itu Ngaku Lokal, Bukan Sok Internasional
Elang pun mutusin buat berhenti jualan minyak goreng keliling, dia banting setir ngicipin bisnis kursus bahasa Inggris, masih dikampusnya. Kalo dulu waktu jualan donat sama minyak goreng, Elang sendiri yang keliling buat jualan. Kali ini Elang tugasnya cuman sebatas ngawasin kursusnya jalan atau enggak. Bosen iya, Elang lagi-lagi mutusin buat mundur dari bisnis kursusnya. Dia lalu bekerja pada bagian marketing di sebuah perusahaan properti. Ngerasa cocok, Elang pun mutusin buat terjun juga di bisnis tersebut.
Karena modal yang dibutuhin itu cukup besar, Elang berinisiatif buat ngajak temen-temennya join-an membangun perumahan untuk kalangan menengah ke bawah. Modal pun di tangan. Untuk kali pertama, Elang barengan temen-temennya itu bikin perumahan pertama mereka di Bogor tahun 2007. Sesuai sama tujuan kenapa bisnis ini dibuat, Elang membuka penawaran pembelian DP rumah di perumahannya tersebut seharga 1.5 juta, dengan cicilan 90ribu per bulan!
Baca juga: Are entrepreneurs born or made?
Sekarang siapa yang nggak mau sih, kalau ada tawaran perumahan layak huni yang harganya miring begitu? Jelas diserbu! Cuman dengan pasang iklan di koran, perumahan Elang tersebut laris manis diburu sama pembeli. Nah, setelah proyek pertama terbilang sukses, Elang sama temen-temennya mutusin buat terus fokus ke bisnis properti perumahan untuk kalangan menengah kebawah.
Ada satu hal yang patut dicontoh, jiwa sosial yang Elang punya. Sekarang ketika yang lain mikirin bisnis buat sekedar nyari keuntungan aja, Elang malah berpikir gimana melakukan hal sosial tapi tetep bisa dapet keuntungan. Tabik!
Baca juga: Bisnis Modal Ngutang, Ngga Jaman!
Perumahan dari Elang Group ini jelas membawa angin segar buat mereka masyarakat kalangan menengah kebawah yang selama ini hidup di lingkungan kurang layak huni. Masyarakat SES C ke D yang biasanya tinggal di pinggiran rel kereta api, atau bantaran kali kini punya alternatif solusi tempat tinggal yang jauh lebih layak huni. Dan ketika mereka mendapatkan rumah layak huni dan lingkungan yang bersih, tentunya produktivitas akan lebih meningkat. Pengaruhnya? Banyak!
Nggak berhenti sampai disitu aja, selain tetap bergerak di bisnis properti perumahan untuk kalangan menengah ke bawah, Elang Gumilang punya mimpi lain yaitu mendirikan perusahaan yang dapat mempekerjakan 100ribu karyawan. Dan yang terlintas di kepala Elang bukan gimana caranya agar perusahaan tersebut mendapat keuntungan, tapi bagaimana perusahaan tersebut bisa mensejahterakan 100ribu karyawannya.
image header credit: elanggroup.com