Dunia Kerja Digital: Akankah Tergerus AI? – Sebenarnya mah kalo ngomongin AI, sudah ada kan ya sejak kapan tau. Misalnya aja yang ada di iPhone, si Siri. Itu kalo bukan AI apa namanya? Belum lagi nih, ada aplikasi bot chat SimSimi. Itu juga AI. Tapi, makin ke sini, topik tentang AI jadi hype lagi. Pastinya sih karena perkembangannya juga gak kaleng-kaleng! Dan lebih pintar plus lebih helpful buat kerjaan manusia. Ya contohnya deh, ChatGPT yang voila bisa ngasih kita seabrek tulisan sesuai dengan prompt yang kita tulis. Cuma butuh waktu beberapa detik aja! Masalahnya gini, akhirnya muncul perasaan kekhawatiran apakah dengan adanya AI ini bisa menggerus pekerjaan di dunia digital. Misalnya, content writer, AI illustrator. Apa iya?
Foto oleh: Canva Original Asset
Untungnya sih Gak Seekstrem Itu…
Coba tengok sikit kalimat yang ada di LinkedIn blog yang berjudul Will AI Replace Humans in the Workforce? Ini. Kurang lebih bisa lumayan mencerahkan…
“One of the reasons that AI is not likely to replace human workers is because it is still limited in its abilities.”
AI itu kan mesin ya pada dasarnya. Nah, pasti ada juga tuh celah atau kekurangannya. Penciptanya aja manusia yang tak luput dari kesalahan xD Anyway, mereka pasti punya kelemahan terkait komunikasi dua arah, interaksi, development yang butuh riset mendalam, dan gak fleksibel dalam ngerjain sesuatu, atau maksudnya sesuai prompt banget. Gak bisa tuh kita minta ke Chat GPT ngerevisi tulisan persis yang kayak kita mau. Kan gak ada komunikasi dua arah. Hasil kerja pun, sangat jauh dari human-touch. Terasa robot banget, cuy. Gak otentik sama sekali.
“Another reason why AI is not likely to replace human workers is because many jobs require a human touch.”
Kan, lagi-lagi bahas soal human touch. Itu satu aspek yang bener-bener gak bisa AI penuhi, at least for now lah, ya. Khususnya buat kerjaan yang butuh human touch kayak customer service, deh, nah mana bisa pake AI. Pernah dong kesel karena komplain kita dibalas sama bot, bukan sama orang asli. Nah, itu contohnya. Pun, dengan kerjaan yang katanya bakal tergantikan kayak content writer, deh. Juga sulit mau tergerus sama AI. Bikin konten kan bukan masalah tulisan doang. Tapi ada sentuhan brand persona, target audiens, marketing purposes, dlsb. Apakah AI bisa menjawab itu semua? Rasa-rasanya masih jauh dari kata sudah.
Baca juga di sini: 5 Formula Copywriting Jitu, Bikin Copy Makin Cihuy!
Dunia Kerja Digital Emang Punya “Saingan Baru”, Tapi…
bukan berarti saklek menggantikan pekerjaan yang sudah ada. Nah, yang jadi PR buat pekerja digital adalah gimana caranya supaya karyanya bisa tampil lebih outstanding ketimbang hasil kerjaan AI ini. Terus, bisa lebih efektif juga, sih. Soalnya kan yang banyak orang kejar dari AI adalah kecepatannya dalam nyelesaiin kerjaan. Jadi, kita pun sebagai “manusia” ini harus benar-benar bisa bekerja dengan efisien dan efektif. Dan selalu mengandalkan human touch atau personalized work dari setiap karya yang kita hasilkan.
AI emang udah jadi alternatif buat orang-orang dalam bekerja. Jangan sampai jadi tools utama. Dan percaya deh itu semua bisa kok kita antisipasi dengan berkarya sebaik mungkin. Mudah-mudahan gak ada deh era di mana AI bisa menggerus secara masif dunia kerja digital. Semangat buat para pekerja digital di luar sana!
Jangan lupa, mampir juga ke profil Instagramnya @ziliun buat dapetin berbagai konten menarik lainnya seputar dunia kerja, anak muda, dan pengembangan diri!