Bagi kita-kita yang terbiasa dengan aktivitas super sibuk apalagi hidup di perkotaan, sering banget kan beli makanan dan minuman siap saji. Terutama buat yang sering nitip bungkus, yang kalo makanannya udah abis tinggal dibuang gitu aja sampahnya. Botol plastik, bungkus sterofoam, dan sebagainya.
Mungkin kita beranggapan hal ini enggak jadi masalah selama sampah yang kita pakai enggak kita buang sembarangan, tapi faktanya, hasil Investigasi Tempo nunjukkin kalau Indonesia adalah juara 2 penyumbang sampah plastik di dunia dengan total 3.2 juta ton per tahun. Coba bayangin kalo dijejerin bakalan kayak gimana?
Tapi ada loh yang akhirnya tergerak buat coba ngurai masalah ini dengan hal sederhana salah satunya adalah RefillMyBottle dari Bali. RefillMyBottle sendiri adalah komunitas pelancong, warga, dan pemilik usaha bisnis yang tergerak mengambil tindakan terhadap limbah plastik. Nah, gue berkesempatan buat wawancara Trifitri Muhammaditta alias Ditta, Associate Project Manager RefillMyBottle yang peduli akan hal ini. Ditta yang gue temuin ketika ngasih workshop di KE{M}BALI ini bikin hati jadi tergerak. Yuk disimak aja langsung wawancaranya!
Halo Ditta, apa aja kesibukan RefillMyBottle sekarang?
Sekarang di RefillMyBottle paling sering sih menjalankan operasional sehari-hari, mempromosikan konsep RefillMyBottle di Bali, Indonesia, kawasan Asia Tenggara, dan seluruh dunia. Kami juga kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan, organisasi, dan gerakan-gerakan yang memiliki visi dan misi yang serupa dalam mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dan hidup yang lebih hijau. Kami juga ngelakuin kampanye urun dana untuk mengembangkan aplikasi RefillMyBottle.
Apa latar belakang terbentuknya RefillMyBottle?
RefillMyBottle pertama kali didirikan di Pulau Bali pada tahun 2017. Sebagai destinasi pariwisata, Bali terkena dampak yang luar biasa positif dan negatif. Kita sama-sama mengetahui dampak positif pariwisata dari segi ekonomi. Namun dari segi lingkungan lebih banyak dampak negatif yang dirasakan, salah satunya adalah jumlah botol plastik sekali pakai yang digunakan dan dibuang mencapai angka enam juta per bulan.
Ditambah dengan fakta bahwa sistem pengolahan sampah yang kurang memadai memaksa botol-botol plastik ini berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), laut, atau bahkan dibakar sehingga menghasilkan asap beracun. Kemudian, muncullah pertanyaan, bagaimana kita mengurangi penggunaan botol plastik? Bagaimana kita bisa memastikan akses terhadap air minum bersih untuk wisatawan dan penduduk? Kami menyediakan solusi sederhana untuk mengatasi permasalahan yang kompleks tersebut. Kami membangun jaringan RefillStations yang kemudian kami masukkan ke dalam peta daring yang dapat di akses melalui aplikasi seluler. Siapa saja bisa menggunakan RefillStations ini untuk mengisi ulang botol mereka, sebagai alternatif dari membeli air minum kemasan plastik.
Kegiatan apa aja yang rutin dilakukan tim RefillMyBottle?
Kegiatan yang kami lakukan sekarang itu ialah menyelenggarakan lokakarya atau sustainability meetup bersama dengan komunitas RefillMyBottle dan publik; berkolaborasi dengan organisasi-organisasi, gerakan-gerakan, bisnis-bisnis yang bergerak di bidang lingkungan, mempromosikan konsep RefillMyBottle kepada wisatawan dan penduduk lokal melalui bisnis-bisnis yang menjadi RefillStations dan media sosial, dan masih banyak lagi.
Bagaimana pencapaian RefillMyBottle saat ini?
Berawal dari RefillBali, kemudian kami menjadi RefillMyBottle yang mana tidak hanya menjangkau Pulau Bali saja, namun seluruh Indonesia, Asia Tenggara, dan kini berkembang di benua lain. Kini kami sudah memiliki lebih dari 1.500 RefillStations di seluruh dunia, terutama di Indonesia, Vietnam, dan Laos. Selain itu, kami sudah memiliki beberapa RefillStations di Afrika, seperti Uganda dan Tanzania, Australia, Eropa, dan Amerika Tengah.
Selain itu, sejak pertama kali dirilis pada Januari 2019, aplikasi RefillMyBottle sudah diunduh sebanyak lebih dari 13.000 di seluruh dunia.
Apa aja dtantangan yang dihadapi RefillMyBottle dalam mengurangan sampah plastik?
Tantangan yang paling nyata di depan mata kami adalah untuk mempromosikan RefillMyBottle kepada seluruh masyarakat supaya jumlah botol plastik kemasan sekali pakai yang terbuang begitu saja bisa berkurang.
Apa aja solusi yang ditawarkan RefillMyBottle?
Meningkatkan kesadaran publik akan masalah nyata yang kita hadapi memang membutuhkan waktu yang enggak sebentar. Maka dari itu, kami banyak melakukan kolaborasi dan juga aktif di media sosial. Semakin banyak orang yang menggunakan aplikasi RefillMyBottle, semakin banyak pula botol plastik kemasan yang tidak terbuang.
Selain itu, kami turut berpartisipasi di berbagai acara yang berhubungan dengan pengelolaan sampah, air, laut, dan lain-lain. Mulai dari konferensi sampai bersih-bersih pantai.
Menurut Ditta, gimana caranya berbisnis namun tetap bisa punya solusi terhadap lingkungan?
Ketika kita sadar dan percaya bahwa pemanasan global atau climate change itu ada dan nyata, kamu pasti akan mulai melakukan sesuatu. Ketika kita melihat dengan mata kepalamu sendiri, kamu pasti akan mulai melakukan sesuatu! Kalau bisnis kamu ingin melakukan perubahan, kamu sendiri pun harus meyakini kalau kamu ingin melakukan perubahan itu.
Baca juga: Bisa Nantang Diri Lo Buat Ngitung Sampah Yang Lo Buang Selama Setahun?
Apa sih yang bisa kita lakukan? Kita bisa mulai dengan penggunaan alternatif dari sedotan plastik. Bisa dengan tanpa sedotan atau sedotan besi, bambu, gelas, kertas, dan sedotan sekali pakai yang ramah lingkungan, seperti tangkai pepaya. Saya beri contoh, kedai kopimu tidak menyediakan sedotan plastik untuk minuman dingin dan hanya memberikan sedotan kertas atau besi bila diminta oleh pelanggan. Pertama, kamu harus melatih staf kamu untuk membiasakan hal ini dan memberikan alasan yang jelas mengapa. Beri mereka waktu untuk menyerap informasi mengenai masalah plastik, kemudian kamu bisa membuat challenge menarik bersama dengan staf kamu dan memberikan penghargaan kecil bagi mereka yang berhasil. Tidak hanya kepada staf kamu saja, tetapi kamu pun bisa melakukan challenge kecil yang menarik untuk pelanggan kamu.
Kini, sudah banyak alternatif terhadap plastik sekali pakai. Mulai dari penggunaan daun pisang untuk membungkus makanan (seperti yang dilakukan oleh nenek moyang kita dahulu), menggunakan sedotan bambu, besi, gelas, atau kertas, dan masih banyak lagi. Enggak sedikit yang bertanya gimana dengan pelanggan-pelanggan atau teman-teman di kanton yang ingin membawa pulang makanan?. Mulailah dengan mengajak mereka untuk membawa wadah dan tas sendiri. Kamu pun akan mengurangi pengeluaran biaya untuk membeli wadah sekali pakai, sekaligus mengurangi jumlah sampah yang menumpuk. Sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, terutama bila kamu rajin mencari informasi di komunitas zero waste.
Apa cita-cita terbesar atau harapan adanya RefillMyBottle di Bali dan Seluruh Indonesia?
Tujuan kami yakni untuk mengurangi jumlah botol plastik sekali pakai yang digunakan secara sembarangan, dimulai dari Indonesia. Dan, misi kami itu adalah: mendaftarkan bisnis lokal sebagai RefillStations yang memberikan air secara gratis atau harga murah, mengubah kebiasaan wisatawan dari membeli botol plastik menjadi mengisi ulang botol mereka sendiri, dan meningkatkan kesadaran akan solusi terhadap masalah plastik. Yang pasti adalah melihat Bali dan Indonesia kembali asri tanpa plastik sekali pakai!