Sampai Kapan Ada Diskriminasi Perempuan di Dunia Kerja? – Walau zaman udah modern gini, tetep aja ada isu tentang diskriminasi perempuan di dunia kerja. Padahal, kan, mau laki-laki atau perempuan seharusnya bisa dapetin perlakuan yang sama tanpa adanya diskriminasi.
Orang sama-sama nyari nafkah di tempat kerja kok pake diskriminasi segala, hadeh. Contoh diskriminasi perempuan di dunia kerja ini udah nyebar banget secara luas, baik di Indonesia maupun global semua ada. Miris, sih.
Emang apa, sih, Contoh nyata diskriminasi perempuan di dunia kerja?
Di Indonesia, diskriminasi perempuan ini pernah dialami sama Lucia Karina– Direktur People and Culture Coca Cola Europacific Partners. Mengutip dari Katadata, Lucia bercerita kalo pas awal berkarir di perusahaan, ia dapetin kenyataan pahit tentang perbedaan upah dengan laki-laki. Padahal ngerjain kerjaan yang sama. Selain itu, ia juga ngerasa kalo perempuan selalu dapat hambatan struktur sosial perusahaan tiap kali mau naik jabatan ke posisi yang lebih tinggi. Perempuan jarang banget buat nempatin posisi manajerial dan terpaksa harus stuck di posisi itu-itu aja. Soalnya yang nempatin posisi manajerial itu ya pasti laki-laki terus.
Selain itu, perempuan juga gak jarang dapetin perlakuan gak mengenakan di tempat kerja. Kayak misalnya sulit buat dapetin izin haid, dapet catcalling dari pekerja laki-laki, bahkan juga kekerasan dalam dunia kerja karena perempuan dianggap lebih “lemah” daripada laki-laki.
Diskriminasi ini gak terjadi di Indonesia doang! Di Eropa, terjadi kesenjangan upah terhadap para pekerja. Lagi-lagi perempuan yang jadi korbannya. Mengutip dari Commission Europa, kesenjangan upah di Eropa pada 2021 mencapai 12,7%. Ini berarti perempuan dapetin 12,7% gaji rata-rata per jam lebih sedikit daripada laki-laki.
Baca juga di sini: Budaya Patriarki Adalah Hal yang Bisa Kita Lawan!
Kenapa, sih, diskriminasi perempuan di dunia kerja ini rawan terjadi?
Isu diskriminasi di dunia kerja kerja ini bisa terjadi karena lingkungan dan kebijakan yang emang gak begitu memadai. Kita bisa ambil contoh kalo faktanya praktik budaya patriarki di dunia kerja masih merajalela di mana-mana. Laki-laki yang selalu punya kuasa lebih di dunia kerja selalu menindas perempuan. Mereka nunjukin terus superioritas supaya bisa lebih unggul di dunia kerja, mulai dari penempatan posisi kerja yang bikin laki-laki dapetin kerjaan yang “lebih”, sampe eksklusivitas jabatan yang cuma laki-laki bisa tempatin.
Belum lagi pemerintah dan perusahaan yang “nakal” karena seringkali gak naatin hukum dan aturan yang ada tentang kesetaraan gender di tempat kerja. Masih ada aja perusahaan yang membayar upah perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Bahkan sampe “ngelarang” perempuan buat nempatin posisi tertentu di perusahaan.
Terus, kapan, dong, diskriminasi perempuan di dunia kerja ini selesai?
Diskriminasi perempuan di dunia kerja ini gak akan selesai-selesai kalo kita gak ambil langkah nyata buat nyelesain permasalahan ini. Perempuan dan laki-laki harus sama-sama bisa lebih lantang dan tegas buat nyuarain isu ini lewat kampanye kesetaraan gender dan lingkungan kerja yang nyaman buat perempuan di media sosial dan dunia nyata. Tujuannya masyarakat bisa lebih aware lagi sama apa yang sebenernya terjadi di dunia kerja. Dan kenapa diskriminasi ini amat merugikan perempuan. Toh, kan, udah jadi tugas semua orang buat nyiptain lingkungan kerja yang nyaman tanpa diskriminasi.
Pemerintah dan perusahaan juga harus lebih “mendengar” dan lebih peduli terhadap isu yang ramai disuarakan ini. Langkah yang bisa diambil adalah mulai dari penyesuaian upah supaya perempuan dan laki-laki bisa setara. Kemudian juga merubah kebijakan jabatan buat bisa ditempatin sama perempuan maupun laki-laki. Dan yang terakhir adalah gak nutup mata tentang hak-hak perempuan di dunia kerja, kayak cuti haid, sampe melahirkan.
Ya… Walaupun emang isu ini terjadi secara masif di Indonesia dan bahkan global, gak lantas kita bisa menormalisasikan diskriminasi perempuan di dunia kerja ini, ya. Justru fakta tersebut harus bisa jadi bekal buat kita semua supaya bisa terus melawan diskriminasi ini!Oh iya, untuk menemukan berbagai konten menarik lainnya seputar isu anak muda, jangan lupa main-main ke profil Instagram Ziliun juga, yuk!