Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?– Ada banyak sistem pemerintahan yang ada di dunia ini. Dalam sejarahnya, sistem pemerintahan ini sering mengalami rekonstruksi atau perbaikan. Indonesia sendiri nganut sistem pemerintahan demokrasi. Seperti yang udah kita tahu, dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi itu ada di tangan rakyat. Demokrasi di Indonesia ini punya sejarah panjang sebelum pada akhirnya bisa diterapin jadi sistem pemerintahan.
Gagasan demokrasi di Indonesia ini bisa kita lihat lagi di masa sebelum Indonesia merdeka. Di Indonesia, gagasan demokrasi pertama kali ditulis sama Tan Malaka yang juga dijuluki sebagai Bapak Republik Indonesia. Ia nuangin ide Indonesia sebagai suatu cita-cita dalam buku “Naar de Republiek Indonesia” atau “Menuju Indonesia Merdeka” yang ia tulis pas tahun 1925.
Ia ngejelasin kalo Indonesia perlu membuat 3 lembaga yang juga lekat dalam demokrasi barat. Ketiga lembaga itu adalah pembuat undang-undang (legislatif), yang ngejalaninnya (eksekutif), dan yang mengawasinya (yudisial). Ketiga lembaga ini perlu ada supaya Indonesia bisa punya keadilan dan ketertiban dalam menjalankan roda pemerintahan negara.
Wakil presiden pertama Indonesia– Bung Hatta juga punya pendapat yang sama. Ia nyatain kalo negara itu harus berbentuk republik berdasarkan kedaulatan rakyat. Lebih lanjut, ia nerangin kalo demokrasi ini harus berakar dalam pergaulan hidup sendiri yang bercorak kolektivisme.
Pemikiran kedua tokoh yang sangat influential ini kemudian menjadikan demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang kita kenal sekarang.
Terus, apakah demokrasi ini merupakan sistem pemerintahan terbaik?
Kayak yang udah kita ketahui, segala keputusan yang dibuat dalam sistem demokrasi ini harus berdasar sama keinginan rakyat. Misalnya, dalam sebuah permasalahan, terdapat banyak opsi penyelesaian, kemudian dibuatlah semacam voting dan suara terbanyak adalah suara yang mewaliki rakyatnya.
Menjawab pertanyaan ini, mari kita balik ke zaman Yunani Kuno. Salah satu tokoh pendiri filsafat Barat–Socrates kurang setuju sama demokrasi yang menitikberatkan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Ia kurang setuju karena bisa aja dalam demokrasi seseorang memilih sesuatu cuma atas dasar suka dan gak suka aja, tanpa bener-bener memahami apa yang menjadi pilihannya.
Kalo semuanya punya sikap yang seperti ini, suara terbanyak bisa aja jadi malapetaka dalam suatu keputusan. Makannya, dalam pengambilan keputusan, Socrates menganggap perlu dilakukan pembelajaran. Gak bisa seseorang sembarangan memilih kalo emang orang tersebut gak paham sama apa yang menjadi pilihannya.
Balik lagi ke pertanyaannya, demokrasi gak bisa serta-merta kita anggap sebagai sistem pemerintahan terbaik, begitu juga terburuk. Tentu, setiap sistem pemerintahan punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua tergantung bagaimana kondisi sosial-politik suatu negara dalam menyikapinya.
Kalo sistem pemerintahan di negara lain gimana?
Selain demokrasi, ada juga sistem pemerintahan lain yang dianut oleh berbagai negara. Misalnya monarki, tirani, dan komunis. Monarki sendiri merupakan suatu sistem pemerintahan yang negaranya dipimpin oleh seorang kaisar, raja, atau ratu secara turun temurun.
Monarki sendiri terbagi tiga, yaitu monarki absolut yang kekuasaan dan kewenangannya gak terbatas. Terus ada monarki konstitusional yang kekuasaannya dibatasi sama undang-undang. Kemudian yang terakhir ada monarki parlementer yang kekuasaannya dibatasi sama parlemen.
Contoh negara yang menganut sistem pemerintahan monarki adalah Britania Raya. Saat ini negara kesatuan tersebut lagi dipimpin sama Raja Charles III yang kewenangannya dibatasi sama konstitusional alias undang-undang.
Sedangkan sistem pemerintahan tirani udah jarang banget kita temui sekarang. Sistem pemerintahan ini dijalani sama kelompok otoriter yang sewenang-wenang. Dulu, kita tahu kalo Jerman pernah nganut sistem pemerintahan ini pas zaman Kanselir Adolf Hitler tahun 1933-1945. Kalo sekarang, kita bisa lihat Korea Utara sebagai contoh nyata tirani. Kebijakan-kebijakan Kim Jong Un yang selalu kontroversial jadi bukti gimana kesewenang-wenangan tirani saat ini.
Yang terakhir ada sistem pemerintahan komunis yang cuma nganut satu partai aja buat megang kendali pemerintahannya. Negara yang menganut paham sistem pemerintahan ini udah pasti setia sama ideologi komunis, di mana kepemilikan sumber daya alam dan produksi dianggap “milik bersama” demi kepentingan rakyat. Contoh negaranya adalah Republik Rakyat Tiongkok yang pemerintahannya dijalanin sama Partai Komunis Tiongkok.
Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!