Dampak Kebocoran Data Pribadi Bagi Masyarakat: NGERI! – Shocked but not surprised, kebocoran data pribadi kejadian lagi! Recently, miliaran data registrasi sim card orang Indonesia berupa nomor HP, NIK, KK, dan jenis provider bocor dan diperjualbelikan di Breach Forums dengan harga $50.000 US Dollar atau senilai Rp745juta! Dan parahnya, sebanyak 2 juta kebocoran data pribadi bisa dapat siapa aja lihat secara gratis. Jelas, ini bukan yang pertama. Sebelumnya, data pengguna Tokopedia, BRI Life, BPJS Kesehatan, Telkom, hingga PLN, pun sempet bocor dan beredar secara bebas di internet. Emang sih, belum ada konfirmasi resmi apakah data tersebut udah ada yang beli atau belum. Tapi, gak ada salahnya kita paham sama dampak yang mungkin terjadi akibat kasus ini! Soalnya, beneran ngeri, nih. Asli!
Isu Kebocoran Data dan Dampaknya yang Gak Main-Main!
Online Phishing
kebocoran data pribadi—nama lengkap, alamat rumah, dan nomor telepon, bisa jadi bahan informasi dasar buat pelaku phising ngelancarin aksinya. Misalnya, dengan pura-pura jadi customer service bank dan ngontak korban via SMS buat nge-klik link yang berujung ke pencurian dana. Dan kalo kalian pernah ngerasain, bentuk SMS-nya tuh beragam banget, mulai dari dapet hadiah uang ratusan juta, hadiah undian, sampe hadiah mobil yang gak masuk akal. Biasanya nanti kalian bakal diminta untuk konfirmasi hadian dan bayar biaya “admin” ke rekening penipu, tapi hadiahnya gak pernah datang-datang, alias hangus~ Hati-hati ya!
Pinjaman Dana Online/Kartu Kredit
Ngutip dari peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Alia Yofira, ada berbagai aplikasi fintech ilegal yang ngebangun basis user mereka berdasarkan data yang bocor dan beredar di dark web. Akibatnya, banyak orang yang jadi korban. Mereka gak ngerasa ngajuin pinjeman, kok tiba-tiba ada tagihan tiap bulan? Dan kalo mereka gak mau bayar, pihak fintech gak segan buat ngeviralin korban seolah mereka lari dari utang! Wah ini sih kacau banget, dan harus mau ngusut juga biar bisa kelar. Gak main-main lho kalo udah berurusan sama pinjaman dana!
Sasaran Telemarketing
Pernah gak sih kalian dapetin WhatsApp yang nawarin KTA, padahal asal-usulnya gak jelas? Atau pernah gak sih kalian kaget karena tiba-tiba dapet permintaan donasi buat panti asuhan? Padahal, kalian gak tau panti asuhannya, boro-boro pernah daftarin diri sebagai donatur. Intinya kita di-WA oleh orang-orang yang gak kita kenal demi tujuan telemarketing, dan jelas, ini bikin risih dan was-was banget! Nah, mereka dapetin nama dan nomor WhatsApp kalian dari bocornya data itu tadi. Selain spamming, ini berpotensi ke penipuan juga, lho! Soalnya, informasinya tuh mostly fiktif!
Jadi Bahan Buat Bikin KTP Bodong
Pelaku bisa gunain data orang lain yang bocor buat jadi sebuah KTP bodong supaya kalo mereka terjerat kasus atau hukum, mereka bakal sulit buat dilacak. Soalnya, pasti pemilik asli datanya yang duluan dimintain keterangan. Bayangin kalo tiba-tiba suatu hari kita kena salah tangkap atau salah sasaran kasus cuma gara-gara data bocor? Wah gak lucu banget! Musti kudu hati-hati!
Akses Media Sosial
Seringnya, password medsos, bahkan bank card seseorang tuh berkaitan sama informasi pribadinya, misalnya kombinasi nama & tanggal lahir. Nah, ini bisa jadi “celah” kriminal! Soalnya, banyak oknum yang bisa dengan mudahnya ngakses media sosial seseorang berbekal informasi tersebut. Ini bisa berujung ke kasus pembajakan Instagram, ngeekspos data pribadi kayak chat, video dan foto. Bahkan nih worst casenya, pelaku bisa ngirim DM minjem uang ke followers yang punya akun. Kacau banget nih kalo kejaian!
Pencatutan NIK sebagai Anggota Partai Politik
Oke yang satu ini emang bikin geleng-geleng kepala! Intinya, data berupa nama lengkap dan NIK digunain oknum buat seolah-olah pemiliknya adalah anggota partai politik. BTW, ini baru kejadian! Awal mulanya, akun Twitter @puty pada Jumat (2/9) nge-share SS bukti kalo nama dia terdaftar sebagai anggota Partai Keadilan dan Persatuan dari website resmi milik KPU, Dan ternyata banyak netizen ngalamin hal serupa!
Respons yang Aneh dari Kemenkominfo~
Ini konteksnya buat recent case miliaran data sim card yang bocor, ya. Nah, pas lagi media press pada 3 September sehabis rangkaian acara G20 di Bali, Menkominfo Johnny G. Plate negesin kalo pihak Kemenkominfo gak punya data registrasi pelanggan prabayar dan pascabayar. Jadi pengen “lho, lho, lho” gak siiih?~
Dan ini sih pernyataan yang paling bikin bingung masyarakat,
“One time password itu harus selalu kita ganti sehingga kita bisa menjaga agar data kita tidak diterobos”. Tapi kan one time password alias OTP kan gak bisa kita ganti secara otomatis~
Eh, tapi ya masa pendapat expert masih lebih berbobot ketimbang Pak Menteri! Gimana sih~
Harusnya, pihak-pihak dengan wewenang dan yang punya akseslah yang bisa ngatur keamanan data kita. Tapi, kalo ngeliat responsnya, sejauh apa kita bisa berharap? Uhuk~
Baca juga di sini: Kenapa Data dan Jejak Digital Kita Mahal Harganya?
Terus, Gimana sih Cara Menjaga Data Pribadi?
Harusnya, pihak-pihak dengan wewenang dan yang punya akseslah yang bisa ngatur keamanan data kita. Tapi, kalo ngeliat responsnya, sejauh apa kita bisa berharap? Uhuk~ Makanya, gak ada salahnya kalo kita mulai lebih aware buat ngejaga data pribadi kita. Caranya gimana? Check these out!
- Pilih password yang sulit. Misal, dengan pake kombinasi angka dan huruf kapital. Jangan yang berkaitan sama info pribadi kayak tanggal lahir
- Aktifin verifikasi dua langkah. Bisa dari nomor HP atau email cadangan
- Hindari penggunaan software ilegal
- Jangan sembarangan ngasih fotocopy KTP atau KK
- Cek status sebagai debitur di sini
- Jangan klik link sembarangan di SMS atau email dan baiknya pastiin dulu ke pengirim link-nya
Harapan Netizen~
Sebenarnya ya, walau mungkin segenap netizen pengen misuh-misuh ke Kemenkominfo, seluruh masyarakat Indonesai pasti masih berharap banget pihak mereka bisa segera ngambil langkah strategis buat nanganin isu ini. Soalnya, dengan wewenang dan resources yang mereka punya, harusnya perihal ngamanin data penting kita bukan hal yang sulit-sulit amat dong, ya, buat mereka? Kita semua cuma pengen didenger suaranya dan dikasih aksi yang solutif. Bukan justru dilempar sana-sini. Bener, gak? Lagian, kalo bukan ke Kemenkominfo, harus ke siapa lagi dong kita bisa ngadu & dapetin solusi? Soalnya Dampak kebocoran data pribadi ini udah parah banget!
So, dearest our Honorable Menkominfo, we expect you to do better. Please.
Isu ini berulang kali terjadi dan kayaknya polanya selalu sama. Go viral, timbul kontroversi, klarifikasi, redup isunya, dan muncul lagi kasus serupa selang 1-2 bulan kemudian. Always like this. Kita tentu berharap segera ada tindakan nyata yang solutif. Tapi sambil nunggu itu terjadi, mau gak mau buat sementara waktu, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir dampak kebocoran data pribadi ini dengan terus aware sama semua kegiatan digital yang mencurigakan.
Oh iya, jangan lupa follow Ziliun buat konten menarik lainnya seputar karir, anak muda, dan pengembangan diri!