Contoh Apropriasi Budaya di Industri Kreatif! – Kita mungkin sering denger istilah apropriasi budaya berseliweran di media sosial. Tapi, kalian tau gak, sih, apa sebenernya apropriasi budaya itu? Secara sekilas, kedengerannya mirip-mirip, ya, sama apresiasi budaya, tapi, ini berbeda banget, lho!
Daripada kebingungan sendiri, yuk, baca artikel ini sampe akhir buat cari tahu informasi lengkap tentang apropriasi budaya, perbedaannya dengan apresiasi budaya, serta contoh lengkapnya!
Apa Itu apropriasi budaya?
Aprosiasi budaya merupakan perbuatan seseorang atau suatu kelompok yang niru dan/atau menggunakan budaya tertentu buat kepentingan tersendiri tanpa memahami bahkan menghormati budaya itu sendiri. Perbuatan ini juga punya kesan makin buruk karena fakta kalo apropriasi budaya ini bisa terjadi karena ada tindakan sewenang-wenang dari mayoritas ke minoritas!
Nah, dalam konteks industri kreatif, apropriasi budaya ini sering banget kejadian pas elemen-elemen budaya “dipinjam” atau bahkan “dicuri” buat tujuan komersil tanpa memberikan pengakuan, kompensasi, dan penghargaan pada budaya asalnya.
Gimana contoh nyatanya di industri kreatif?
Oke, biar lebih gampang buat kita mengerti, ini ada contoh case-nya. Pas 2021 lalu, Adidas Singapura ngeluncurin sepatu kolaborasi dengan desainer grafis asal Malaysia buat ngeluncurin sepatu UltraBOOST. Nah, masalahnya, dalam campaign-nya, sepatu ini mengusung konsep budaya Wayang Kulit dan pihak Adidas Singapura mengklaim kalo Wayang Kulit ini merupakan budaya dari Malaysia, padahal, kan jelas-jelas kita tahu kalo Wayang Kulit merupakan budaya asli Indonesia yang udah diakuin sama UNESCO.
Nah, di sini Adidas Singapura secara gamblang ngelakuin apropriasi budaya dengan gak memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap budaya asli Indonesia di sepatu UltraBOOST kolaborasi. Walau case ini udah closed dan pihak Adidas Singapura udah minta maaf, tetep aja ini jadi salah satu contoh sikap buruk di industri kreatif.
Contoh lain dari apropriasi budaya adalah pas Katy Perry tampil di American Music Awards (AMA) 2013 dengan kustom tradisional Jepang kimono dan wig rambut hitam yang dicatok bergelombang ala Geisha. Hal ini jadi apropriasi budaya karena Katy dianggap gak ngehormatin budaya tradisional Jepang dan cuma mengeksoploitasi budayanya atas nama kostum dan aksesoris panggung!
Terus, apa bedanya sama apresiasi budaya?
Jelas berbeda banget, sebelumnya kita udah tahu kalo apropriasi budaya merupakan perilaku buruk yang niru dan/atau menggunakan budaya tertentu tanpa menghargai budaya tersebut. Kalo apresiasi budaya, kebalikannya!
Menurut KBBI, apresiasi berarti berarti kesadaran terhadap nilai seni dan budaya serta penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Dari sini kita udah bisa nilai sendiri kalo apresiasi budaya dalam konteks industri kreatif itu berarti seseorang atau suatu pihak ngasih penghargaan yang seharusnya memang diberikan terhadap suatu budaya tertentu pas budaya tersebut menjadi inspirasi lahirnya karya baru.
Kenapa, sih, apropriasi budaya ini bisa ada?
Ternyata, apropriasi budaya ini terjadi akibat berbagai hal, lho. Berikut ini adalah penyebab terjadinya apropriasi budaya yang harus kita tahu:
- Ketidaktahuan. Eits, kalo kita nemu fenomena apropriasi budaya, kita jangan emosi dulu, ya! Karena gak semua hal ini terjadi dengan sengaja. Bisa jadi hal ini terjadi karena ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman seseorang atau suatu kelompok sama budaya tertentu.
- Pansos~ Nah, kalo yang ini, sih, parah. Apropriasi budaya sengaja pihak-pihak yang gak bertanggung jawab lakuin demi sekedar exposure buat naikin pamor atau penjualan. Hadeh!
- Kekuasaan. Apropriasi budaya juga bisa terjadi karena seseorang atau suatu kelompok ngerasa lebih superior dibanding yang lainnya, jadi mereka ngerasa punya kuasa dan fine-fine aja buat ngelakuin apropriasi budaya tanpa rasa takut ini-itu.
Gimana dong caranya menghargai budaya?
“Gue berkecimpung di industri kreatif, nih. Dan takut banget tanpa gue sadari gue malah ngelakuin apropriasi budaya. Gimana, ya caranya buat lebih menghargai budaya?”
Tenang aja, artikel ini juga punya beberapa tips praktikal yang tentunya bisa kita praktekin langsung tentang gimana caranya menghargai budaya supaya terhindar dari perilaku apropriasi budaya. Yuk, cek langsung:
- Riset! Ini hukumnya udah wajib banget. Kita harus riset sedalam mungkin tentang budaya tertentu sampe paham sebelum kita mau jadiin budaya tersebut sebagai inspirasi. Dengan riset, kita juga jadi belajar menghargai budaya tertentu secara komprehensif.
- Rajin diskusi. Yap! Diskusi sama berbagai kelompok dengan latar belakang yang berbeda bakalan membuka pikiran dan mata kita terhadap budaya tertentu. Di sini, kita bisa juga nanya langsung dan minta pendapat tentang budaya tertentu yang bisa bikin kita lebih paham dan menghargai budaya.
- Kolaborasi. Cara memahami budaya paling praktikal adalah dengan terjun langsung ke budaya tersebut, salah satunya dengan kolaborasi. Nah, di sini kita bisa libatin langsung pihak komunitas budaya dalam proses kreatif.
- Kasih apresiasi yang sesuai. Gak cuma sekedar kasih credit atau sekadar ucapan terima kasih, kalo bisa, kita harus support budaya tersebut dengan cara yang kita bisa. Misalnya ngadain event tentang budaya tersebut, memberi donasi, dan juga ngepromosiin budayanya.
- Hindari stereotip. Jangan termakan stereotip buruk tentang budaya yang lagi kita pelajari, justru, kita harus fokus pada nilai-nilai positif dan jangan lupa ngejaga objektivitas budayanya!
Apropriasi budaya ini memang jadi perilaku yang gak terpuji di manapun itu terjadi, termasuk di industri kreatif. Semoga dengan artikel ini kita semua bisa jadi lebih paham tentang apropriasi budaya dan bisa tetep kreatif dengan cara apresiasi. Yuk, tetep semangat!
Oh iya, untuk menemukan berbagai konten menarik lainnya seputar isu anak muda, jangan lupa main-main ke profil Instagram Ziliun juga, yuk!