Toxic relationship itu gak banget. Kenapa? Karena orang yang seharusnya menyayangi pasangannya, justru menjadi orang yang sering menyakiti secara mental, bahkan fisik.
Akhirnya, kita gak kenal lagi sama diri sendiri dan gak bisa menjadi versi terbaik diri kita karena terus-terusan tertekan dan merasa sedih. Bisa juga kita selalu merasa gak terlihat sempurna di mata pasangan. Eh, akhirnya malah jadi beban untuk kita menjadi sosok yang “sempurna”, tapi bukan versi kita, malah versi orang lain.
Apa saja ciri toxic relationship?
1. Cemburu berlebihan alias posesif
Ketika tidak sedang berada di dekatnya, kita mendapat “teror” dengan spam telepon, panggilan video, dan chat. Pengen tahu banget kita lagi di mana, sama siapa, dan selalu “memberikan peringatan” untuk gak berbuat macam-macam.
Gak jarang, ia menuduh tanpa alasan yang logis bahwa kita sedang berselingkuh atau sudah gak mau lagi bersama dia. Alasan yang sering dia gunakan dalam situasi ini adalah seolah-olah dia adalah orang yang paling sayang sama diri kita. Jadi, dia “peduli” dengan bersikap seperti itu, padahal meh.
2. Menjauhkan diri dari orang terdekat
Kita tidak diberikan ruang untuk bersosialisasi dengan siapa pun. Seolah-olah, hidup kita hanya untuk dia seorang.
Kita dilarang untuk bertemu teman, sahabat, bahkan keluarga sendiri. Dia menganggap diri dia adalah orang yang paling penting di hidup kita dan harus menjadi prioritas utama. Sering ada kasus, di mana dia menuduh orang-orang yang sudah terbiasa dekat dengan kita justru gak sayang (menurut dia) sama kita. Pokoknya sotoy abis dan pastinya TOXIC!
3. Melakukan kekerasan (mental, fisik, seksual, dan ekonomi)
Dia sering meluapkan emosinya dengan kata-kata kasar, melakukan tindak kekerasan fisik, memaksa untuk melakukan physical touch hingga intercourse tanpa consent, dan memeras uang kita.
4. Gak ada sikap menghargai
Akibatnya, perasaan kita selalu sedih, takut, dan terancam ketika berada di dekat dia. Vibe-nya bukan kayak lagi ketemu sama pacar, tapi udah vibe ketemu preman atau tukang palak.
Kalo kita protes atau ngajak diskusi tentang apa pun, dia ngasih komentarnya gini:
“Ah, gak usahlah, gak penting.”
“Kamu baperan banget, sih?”
“Lebay, itu cuma perasaan kamu aja.”
Kemudian, dia juga sering mencela sikap atau fisik kita dengan nada menjatuhkan, dan tanpa memberi masukan positif. Mau marah karena mendapat komentar atau perlakuan seperti itu? Malah balik marah ke kita, dan anehnya ujug-ujug kita yang diberikan “cap” gak mau menerima pendapat orang lain.
5. Gak bisa jadi diri sendiri
Saking seringnya ngerasa gak dihargai, sering dicemooh, bahkan sering disalahkan tanpa alasan logis, akibatnya kita jadi terus-terusan berusaha menjadi versi “terbaik” dari sudut pandang dia.
Akhirnya, kita jadi gak nyaman karena memaksakan semua cara agar bisa menjadi apa yang dia inginkan.
Baca juga di sini: Helobagas: Mengenali Diri Sendiri, Bentuk Self-Love Paling Dasar
Kenapa ciri toxic relationship penting untuk dibahas?
Soalnya, supaya kita bisa sadar dengan ciri-ciri toxic relationship dan kalo emang udah terlanjur terjebak di dalamnya, kita bisa cepet-cepet cari jalan keluar.
Walaupun gak bisa kita pungkiri kalo sudah terjebak di dalamnya, kadang kita gak sadar, dan merasa bahwa ah itu emang karakternya atau ada embel-embel, dia pasti akan berubah, kok. Bukannya gak boleh berpikir positif, tapi pikiran kayak gitu yang bikin kita gak bisa keluar dari toxic relationship.