Mengenal Apa itu Chronically Online – Internet bisa dibilang adalah salah satu penemuan yang sangat mempengaruhi hidup manusia saat ini. Mulai dari yang bekerja, bermedia sosial, hal yang bermanfaat sampe yang nirfaedah, semuanya ada! Gak heran kenapa banyak orang spent most of their time on internet bahkan sampe bikin lupa sama waktu.
Fenomena ini ternyata ada istilahnya lho, yaitu chronically online, kondisi ketika orang-orang larut dalam internet dan kehidupannya cuma berkutat di situ-situ aja sampe pola pikirnya jadi “terdistorsi”. Contohnya adalah seseorang ngeliat tweet “perdebatan” tentang etika makan bubur yang diaduk atau gak diaduk. Cuma karena twit ini, seseorang tersebut jadi keyboard warrior dan berdebat gak karuan tentang hal yang sebenernya gak penting-penting amat. Nah dalam hal ini, orang tersebut udah masuk dalam “golongan” chronically online karena terlalu fokus sama kehidupan maya di internet.
Sebenernya, istilah buat orang yang terlarut-larut di internet ini udah ada sejak 2010-an, yaitu extremely online. Menurut artikel The Daily Dot, istilah ini mengacu pada orang yang terobsesi buat mengetahui semua hal yang lagi happening di internet. Kemudian, istilah ini terus berkembang menjadi terminally online sejalan dengan “keganasan” pengguna internet di negara bagian barat yang jadi gampang tersulut emosinya.
Terus, apa sih dampak chronically online ini buat kita?
Menurut professor dari University of Massachuset– Sherry Turkle, kebiasaan untuk terus-terusan larut dalam internet alias chronically online ini ngebuat kita jadi kehilangan waktu gak bisa menjalani hidup dalam ketenangan.
Nah, kebiasaan ini juga ternyata bisa berdampak buat kemampuan konsentrasi kita. Dalam buku yang berjudul “The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World” karya Dr. Larry Rosen, dijelasin kalo kita terus-terusan “terhubung” dengan internet, kita bakal mengalami penurunan konsentrasi jangka panjang dan bahkan mengalami kesulitan dalam mengolah informasi secara mendalam.
Udah pasti kalo kayak gini produktivitas kita juga bakal terganggu. Alih-alih buat fokus ngerjain kerjaan dan kegiatan sehari-hari, kita malah terlampau asyik dan terpaku sama internet. Bukannya informasi bermanfaat yang didapet, kita justru bakal pusing karena udah nerima too much information.
Terus, gimana dong supaya kita bisa terhindar dari hal ini?
Tentu, cara yang paling ampuh adalah dengan mengurangi penggunaan internet. Salah satunya dengan mengadopsi metode digital minimalism. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari juga gampang banget.
Pertama-tama, kita bisa filter lagi aplikasi mana aja yang sebenernya kita butuhin. Mana yang punya manfaat, dan mana yang gak penting-penting amat buat kita. Kemudian, kita bisa membatasi diri dari internet, mulai dari ngatur waktu penggunaan maksimal, sampe mengetahui batasan diri kapan harus “terjun” dalam suatu topik di internet dan kapan harus leave it away.
Last but not least, kita juga bisa filter konten apa aja yang bakal kita konsumsi di internet, kita bisa unfollow atau unsubscribe konten-konten yang sekiranya gak perlu kita konsumsi. Dengan begitu, kita jadi bisa terhindar dari chronically online alias berlarut-larut di internet.
Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!