Males ga sih, ngikutin berita? Udah mana banyak, harus klak-klik-klak-klik berkali-kali. Ga tuntas. Ga lengkap. Duh.
Tapi, enak banget kan kalo ada yang mau bantuin ngumpulin semua berita dan ceritain ulang ke kamu?
Ya, ini yang dilakukan Haifa Inayah lewat Catch Me Up, startup media dengan model newsletter yang mulai muncul sejak pertengahan 2019.
Kami, Wicak Hidayat dan Azwar Azhar dari Ziliun, pada Maret 2020 ini berkesempatan kenalan dengan Haifa di Ruang & Tempo.
Berikut adalah rangkuman perbincangan kami, disajikan dalam bentuk dialog yang ceritanya mau ngikutin gayanya Catch Me Up:
Oke. Jadi, apa sih Catch Me Up itu sebenarnya?
Jadi CMU itu –btw ini kita singkat aja supaya nggak capek nulisnya ya– adalah sebuah email newsletter. Pesan email yang dikirimkan berkala (setiap pagi, jam 06:00 WIB guys!) ke orang-orang yang berlangganan.
Berlangganan? Bayar dong berarti.
Untungnya sampai saat ini, dan in the foreseeable future, Haifa belum berniat memungut bayaran untuk pelanggan newsletter.
Terus, dapat uangnya dari mana? I mean, this is not charity work kan.
Iya. Jadi sekarang itu CMU sedang mengeksplorasi model bisnis apa yang paling cocok buat mereka. Haifa sendiri mengatakan, sementara ini mereka sudah menyediakan slot-slot iklan di dalam newsletter.
Nah, sebelum lebih jauh nanya rencana bisnis dan seterusnya kayak calon investor, kita lihat lagi dulu aja produknya.
Ok. But I’m seriously interested to know more about the business.
Sabar yaa. Nah, Haifa memulai CMU pada Juli 2019. Saat itu dia baru saja selesai bekerja di sebuah konsultan komunikasi terkait politik.
Inget kan kalo tahun lalu itu ada Pemilihan Presiden? Nah, dalam kegiatan politik besar seperti itu, selalu ada pihak-pihak yang membutuhkan insight seputar gerak-gerik para calon dan hal-hal lainnya.
Let’s go to Haifa in this one: “Pas dulu di consulting, megangnya Public Affairs. Pas pilpres 2019, aku tuh dapet tugas dari klien untuk (mantau) dua pasangan ini ke mana aja, ngapain aja, harus ngerangkum ke klien tiap hari.”
Nah, malam harinya, kata Haifa ia kerap nongkrong sama teman-teman yang kebanyakan cenderung tidak punya waktu untuk update hal-hal tersebut. Haifa pun berperan sebagai pemberi update.
So, they can “catch up” apa yang terjadi hari itu dari Haifa?
Yes. You get it now. Itu dia kenapa, kata Haifa, nama newsletter-nya pun adalah Catch Me Up.
Haifa bikin ini sendirian?
Tentu saja, tidak. Haifa bersama dengan temannya yang bernama Amri mendirikan CMU. Selain kedua Co-Founder itu, tim CMU saat ini sudah berlima. Termasuk Qowi yang juga duduk di jajaran board-nya.
Dua orang tim CMU lainnya punya tugas khusus, yaitu satu orang sebagai pemeriksa bahasa, terutama Bahasa Inggris. Dan satu lagi sebagai cek fakta.
Tapi memang soal penulisan, sebagian besar tulisan masih ditangani oleh Haifa langsung.
Emang nggak cape ya?
Menurut pengakuannya, kalau dari sisi tenaga, ya pasti ada capeknya. Apalagi kadang ia harus menuliskan konten untuk CMU di malam hari, karena siangnya banyak urusan lain seperti meeting dan lainnya.
Pernah satu kali, laptop Haifa tertinggal dalam Gocar yang ia tumpangi. Padahal semua data ada di sana, ia harus mengejar membuat konten untuk jam enam pagi dan saat itu sudah jam 2 pagi.
Nyaris panik. Untungnya laptop bisa terselamatkan setelah driver Gocar tadi bersedia kembali dan mengantarkan laptopnya. Hampir saja pagi itu tidak ada sapaan dari CMU.
Ok. Bisa mulai ngomongin soal bisnisnya nggak?
Baiklah. Sejauh yang kami bisa ceritakan aja ya. Buat lengkapnya kamu bisa subscribe newsletter-nya CMU dan tanya-tanya langsung ke mereka.
Pertama, dari sisi traction alias pertumbuhan pengguna. Sejauh ini subscriber CMU sudah sampai di angka puluhan ribu. Dan, per hari, pertumbuhannya bisa mencapai 150-200 orang pelanggan baru.
Sampai akhir tahun, Haifa berharap, angkanya bisa mencapai sejutaan subscriber.
Ambisius juga ya?
Ya, harus begitu. Karena, kata Haifa, untuk bisa berjalan sebagai bisnis yang baik dia harus punya jumlah pengguna yang cukup. Angka sejuta dirasa cukup baik, secara psikologis, untuk mulai melakukan pengembangan bisnis.
Tapi, meski belum mencapai angka itu, CMU sudah mulai melakukan inisiatif kerjasama komersial. Misalnya dalam bentuk iklan.
Gimana caranya mereka bertahan? Apakah bakar-bakar duit kayak startup lain?
Kami juga penasaran banget soal investasi ini. Siapa sih investornya CMU, kok berani banget investasi di media yang bentuknya baru banget dan belum wajar di Indonesia.
Menurut Haifa, ternyata, investor mereka adalah…
… Haifa dan Amri, alias bootstrapping.
Iya guys, CMU sampai saat ini masih menerapkan metode bootstrapping alias modal sendiri dalam beroperasi. Itu mengapa mereka juga sudah mulai menjalankan model-model bisnis demi mendapatkan revenue.
Tapi, Haifa mengatakan, ke depannya dia juga ada niatan untuk mencari pendanaan. “Mau masuk ke VC juga nantinya, tapi sekarang belum,” kata Haifa.
Baca juga: Belajar Bootstrapping Untuk Startup Dari Sejarah BPUPKI dan PPKI
Butuh investasi berapa? Business plan-nya kayak apa?
Woow. Tunggu ya. Sabar ya, sabar. Jangan buru-buru mau ngeguyur CMU pakai duit kalian. Karena, menurut cerita Haifa, CMU sekarang lagi banyak banget nolak-nolakin pihak yang cuma mau kasih duit aja.
“We say no, a lot!” kata Haifa. Bahkan, mereka yang datang hanya menawarkan uang, buat Haifa adalah yang paling gampang nolaknya.
Di sisi lain, Haifa mengaku antara dirinya dan anggota board CMU yang lain, akan selalu ada tarik ulur dan beda pendapat soal investasi dan bisnis. Hal itu membuat mereka saling melengkapi. “Kayak ada yang injek gas, ada yang rem gitu.”
Sayangnya percakapan kami dengan Haifa malam itu harus selesai di situ dulu. Bukan apa-apa, kala itu Haifa juga belum menyelesaikan konten CMU untuk jam 6 pagi besok. Kami nggak mau disalahkan oleh puluhan ribu pelanggan CMU, hanya gara-gara ngobrol sama Ziliun terus CMU gagal terbit.
Tetap semangat untuk Haifa, Amri dan tim CMU lainnya!
Nah, buat kalian pembaca Ziliun, kisah Haifa dan CMU semoga bisa jadi pemicu semangat. Bahwa ide bisnis itu bisa mulai dari hal-hal yang sederhana, asal mau konsisten.
—
Ditulis oleh: Wicak Hidayat
Disunting oleh: Azwar Azhar