Lo pasti pernah jadi anak-anak, kan? Dulu, lo pasti sering mainan petak umpet atau bermain bola ketimbang sekarang. Namanya juga menikmati masa anak-anak. Namun, anak-anak zaman sekarang udah punya hobi lain ketimbang bermain bola atau petak umpet, yaitu membangun startup blockchain!
Edan bukan. Di umur 10 tahun anak zaman sekarang bisa berkarya dan membuat network blockchain (jangan-jangan lo belom tau lagi apa itu blockchain?) mereka sendiri. Penasaran siapa anak berbakat tersebut? Simak artikelnya.
Kaede Takenaka, Founder dan CEO KIDLetCoin
Techsauce Global Summit 2019 dibuat kaget dengan pembicara bernama Kaede Takenaka, Founder dan CEO dari KIDLetCoin. Kaede adalah anak berusia 10 tahun yang membuat jaringan blockchain ditargetkan untuk anak-anak dan orang tua. Tujuannya adalah agar anak-anak bisa ikut terlibat dalam persebaran blockchain sekaligus memotivasi untuk membantu orang tua mereka.
“Saya terinspirasi berkat ibu saya,” kata Kaede. “Ibu saya bercerita tentang blockchain bersama teman-temannya. Terus saya berpikir ‘Saya juga bisa melakukannya. Kenapa tidak?” ujar Kaede. Kemudian, Kaede membuat blockchain network yang bertujuan untuk mengajarkan anak-anak membantu orang tua mereka dalam pekerjaan rumah. Jika mereka membantu dengan baik, maka orang tua mereka memberikan token KIDLetCoin kepada anak-anak mereka sebagai insentif.
“Saya membuat KIDLetCoin agar anak-anak bisa ikut dalam perkembangan blockchain,” ujar Kaede. Kaede sangat bersemangat untuk membuat KIDLetCoin berkembang. Walaupun begitu, Kaede tetap bersekolah sambil mengembangkan blockchain-nya. Harapannya, Kaede ingin mengemban pendidikan kedokteran dengan hasil dari blockchain yang dia buat.
Enggak cuman Kaede doang, tapi ada beberapa jagoan lainnya!
Irawadee Thawornbut, Founder Sandee for Good
Pembicara selanjutnya yang enggak kalah keren ialah Irawadee. Irawadee Thawornbut yang berasal dari Thailand ini menjadi Startup Founder di usia 15 tahun dari Thailand. Irawadee membuat Sandee for Good yaitu social e-commerce platform yang berguna untuk mendonasikan barang untuk anak-anak berkebutuhan khusus, masyarakat miskin, tua renta, dan masyarakat yang tinggal di pelosok Thailand.
Founder berumur 15 tahun ini sangat ceria dan mempunyai mimpi besar. Dia berharap untuk menjadi insinyur yang bisa membuat dampak yang besar di masyarakat. Dia penggemar berat Elon Musk dan bahkan sempat bertemu langsung dengannya.
“Saya percaya bahwa seorang founder harus banyak mencoba,” ujar Irawadee. “Zaman sekarang memungkinkan siapapun untuk berkarya. Jangan minder kalau kalian masih muda. Cukup lakukan saja dan belajar. Pasti kamu bisa!” ujar Irawadee.
Akhsat Mittal, Founder ChangeMyIndia
Terakhir, ada pemuda asal India bernama Akhsat Mittal. Dia merupakan Founder ChangeMyIndia. Situs yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di India.
Pada umur 13 tahun, Akhsat ternyata sudah exit dari startup pertama yang dia buat yaitu odd-even.com. Sebuah startup yang berusaha memecahkan masalah polusi di India dengan membuat car-pooling system. Akhsat menjadi orang termuda di dunia yang berhasil menjual startupnya.
“Saya yakin bahwa umur bukanlah halangan,” ujar Akhsat. “Selama kalian yakin bahwa kalian bisa membawa perubahan maka kalian cukup melakukannya. Jangan sampai ambisi kalian terhalang,” ujar Akhsat.
Dari anak-anak muda di atas, kita lihat kalau inspirasi dan ambisi benar-benar bisa datang di mana saja. Enggak peduli dengan umur. Bisa jadi di masa depan, rata-rata umur Startup Founder berubah menjadi anak-anak seumuran Kaede, Irawadee, dan Akhsat. Siapa tau ya, kan?
Namun, jika lo adalah salah satu founder yang masih berjuang janganlah berkecil hati. Kita bisa selalu mengambil pelajarannya. Dari tiga anak muda di atas, kita bisa mencontoh semangat mereka menghadapi tantangan. Baik itu fisik ataupun umur!
Dan yang lo yang berpikir udah terlambat bikin startup, kayaknya lo harus iri sama mereka!
—
Ditulis oleh: Indiena Saraswati, disunting oleh: Azwar Azhar