Cara Membuat CV yang Menarik: Yuk, Bahas “Skills” Dulu! – Dalam menulis CV, bagian penjelasan skill tuh jadi hal yang penting dan gak boleh dibuat asal-asalan. Soalnya, ini jadi nilai jual utama buat ngelamar kerja. Sebisa mungkin, kalian harus ngehindarin berbagai kesalahan mendasar yang bisa bikin kalian gagal dalam tahap screening! Nah, emangnya apa aja, sih, kesalahan-kesalahan dasarnya? Dan gimana cara buat ngebenerinnya? Simak terus artikelnya sampe abis!
5 Kesalahan pas Nulis Skills di CV dan Cara Benerinnya
1. Gak Jujur atau Berlebihan
❎: Nulis skills yang berlebihan dan bohong. Jangan sampe cuma pengen lolos tahap screening, kalian jadi nulis skills yang gak kalian kuasain. Misalnya, kalian gak begitu nguasain bahasa Inggris, eh tapi kalian malah nulis mahir berbahasa Inggris!
✅: Jujur sama diri sendiri! Cukup jujur dengan nulis skills yang kalian miliki dan tingkat kemahirannya. Soalnya, ini bisa dicek langsung kebenarannya pas interview dan bisa ngaruh pas kalian nanti kerja!
Pro Tip: Coba ukur sendiri skills yang kalian punya lewat tes minat dan bakat. Bisa juga dengan nanya pendapat ke temen tentang skills yang kalian punya.
2. Gak Relevan sama Posisi yang Dilamar
❎: Nulis semua skills yang kita miliki. Kadang pas nulis CV, kita sering masukkin semua skills yang kita punya. Ini sebaiknya gak usah dilakuin, karena bisa bikin CV terlalu panjang dan bertele-tele.
✅: Tulis yang sesuai sama kebutuhan perusahaan aja. Di pengumuman lowongan pekerjaan, biasanya dicantumin skills apa aja yang dibutuhin buat ngelamar ke perusahaan. Nah, kalian bisa nyesuaiin skills yang bakal kalian tulis dengan kebutuhan di pengumuman itu! Atau kalau mau nambahin skills lain, pertimbangkan lagi apakah skills itu bisa somehow nguntungin buat perusahaan.
Pro Tip: Tulis skills yang gak cuma relevan, tapi juga nunjang pekerjaan utama. Misalnya, kalian ngelamar jadi public relation, kalian bisa tuh, nyantumin skills mahir bahasa Inggris dan komunikasi supaya HR jadi tertarik.
3. Format Penulisan
❎: Nulis skills pake persentase atau bar penilaian.
Sumber gambar: https://id.quora.com/Benarkah-HRD-tidak-menyukai-self-assessment-pada-kolom-keahlian-skill-yang-dicantumkan-pada-CV
✅: Cukup tulis skills pake bullet point! Level kemahiran skills gak bisa diukur dari skala angka, soalnya bakal terkesan sangat subjektif! Instead, kalian bisa pake bullet point yang lebih terkesan tegas dan rapi.
Sumber gambar: https://blog.skillacademy.com/cara-menulis-skill-di-cv
Pro Tip: Selalu pake format bullet point mirip yang ada di CV ATS. Dan FYI aja, format penulisan skills dengan persentase atau bar penilaian itu kecil peluangnya buat lolos sistem ATS!
4. Gak Terstruktur
❎: Nulis skills dengan acak dan gak terstruktur. Jangan sampe kalian nulis skills dengan format yang beda di tiap skills-nya. Ini bikin HR bingung pas lagi baca CV kalian.
✅: Tulis skills sesuai kategori. Tujuannya, supaya CV kelihatan lebih rapi, teratur, dan bikin HR yang baca jadi nyaman.
Pro Tip: Tulis skills sesuai kategorinya di CV. Biasanya, ada 3 kategori yakni hard skill, soft skill, dan tools. Kalian tinggal sesuaiin aja sama skills yang kalian punya.
5. Gak Detail dan Mendalam
❎: Sekadar nulis skills tanpa deskripsi yang jelas. Kesalahan terakhir yang biasanya ada pas nulis CV adalah sebatas nulis daftar skills dengan polos dan monoton.
✅: Tulis skills secara detail. Lengkapi deskripsi skills kalian dan sesuaiin sama pekerjaan yang kalian lamar.
Pro Tip: Misalnya, skill kalian content writing. Nah, kalian bisa jelasin berapa konten yang kalian berhasil publikasiin dalam seminggu, supaya skill-nya jadi lebih terukur.
Baca juga di sini: Cara Bikin CV yang Menarik Melalui Power Words!
Contoh Penulisan Hard Skill dan Soft Skill
Penulisan skill harus jadi perhatian ekstra pas lagi bikin CV. Terlebih karena bagian skill merupakan senjata utama kalian yang nantinya bisa nentuin kalian bakal lolos ke tahap screening atau malah gagal. Jadi, bikinnya jangan asal-asalan, ya!
Oh iya, jangan lupa follow juga Ziliun buat konten menarik lainnya seputar pengembangan diri, karir, dan anak muda.