Melamar pekerjaan lewat TikTok? Maksudnya? Dulu ketika TikTok belum menjadi tren kayak sekarang, banyak banget netizen julid yang nyinyir dengan para kreator TikTok. Sebut saja Bowo Alpenliebe, bocah ingusan yang sudah sejak awal eksis di TikTok, menjadi bulan-bulanan netizen. Berbagai kata kurang sopan ditujukan kepadanya. Namun, siapa sangka, justru sekarang banyak orang menggunakan TikTok. Gak cuma kreator newbie dan para artis, bahkan sekelas perusahaan besar pun ikutan memburu nama di platform asal Negeri Tirai Bambu ini.
Terpantau dengan menggunakan tagar #TikTokResume, TikTok telah menjadi sebuah platform baru untuk menemukan dan melakukan rekrutmen pekerjaan. Walaupun tagar tersebut masih berlaku di Amerika Serikat, namun gak menutup kemungkinan juga akan hadir di Indonesia. Walaupun di Indonesia belum ada tren tagar #TikTokResume, namun banyak perusahaan yang sudah melakukan rekrutmen via TikTok.
Gimana caranya?
Biasanya untuk “tugas” pertama kandidat, mereka akan membuat sebuah video di akun TikTok pribadi, isinya tentang perkenalan singkat, latar belakang pendidikan, pengalaman, dlsb. Bebas format videonya, selama kreatif dan mudah jelas informasinya. Beberapa perusahaan Indonesia sudah melakukan cara di atas, salah satunya adalah PT Smartfren Telecom. Beberapa waktu lalu, perusahaan telekomunikasi ini menjadikan unggah video perkenalan dan isi CV singkat di akun TikTok pribadi kandidat.
Baca juga di sini: 5 Langkah Biar Videomu Masuk FYP di TikTok!
Apa dampaknya? Sebenarnya, kalo dari sisi tren, jelas persepsi publik terhadap perusahaan yang menggunakan TikTok akan berubah. Perusahaan tersebut bisa dinilai sebagai perusahaan yang “ramah anak muda” dan gaul. Gak cuma melamar pekerjaan via TikTok, tapi jago main TikTok sekarang jadi kriteria menerima kandidat. Maksudnya gimana, tuh?
Jadi, begini…
Sekarang demi mengejar branding dan target pasar, mau gak mau perusahaan harus melek tren, termasuk tren TikTok. Dikutip dari rubrik Tekno di Kompas.com, secara global dan per September 2020 saja, TikTok sudah diunduh sebanyak 63.3 juta kali di perangkat iOs maupun Android. Masih di tahun yang sama, Indonesia adalah negara yang paling banyak mengunduh aplikasi TikTok di dunia. Gak heran, kalo perusahaan Indonesia “berebut” menarik target pasar di TikTok. Ini berdampak kepada perusahaan menentukan kriteria pegawai, salah satunya adalah mereka yang fasih menggunakan Tiktok. Kata “menggunakan” dalam konteks ini adalah mengerti fitur di aplikasinya, bisa membuat konten di dalamnya, dan bahkan menjadi talent. Soalnya branding perusahaan di TikTok memang lagi dikejar banget.
Melamar pekerjaan lewat TikTok sampai kapan, ya, trennya?
Hmm, kalo prediksi sok tau MinZi, eh gak sok tau juga. Berdasarkan data di atas dan animo TikTok yang masih booming banget, tren ini akan bertahan seenggaknya sampai tahun 2022 akhir. Belum lagi, pandemi belum keliatan tanda-tanda mau berakhir (yaa…minimal di Indonesia, deh). Ada apa dengan pandemi? Di saat pandemi, orang-orang mesti untuk stay di rumah aja, kan? Nah, salah satu aktivitas penghibur kebosanan adalah scrolling media sosial, salah satunya TikTok. Jadi, konten-konten TikTok masih akan tetap menarik minat masyarakat, khususnya di negara kita.
Melamar pekerjaan lewat TikTok bisa jadi “sejarah” baru di dunia rekrutmen. Sebelumnya HR hanya terpaku dengan apa yang ada di atas kertas, namun sekarang HR juga harus jeli melihat video-video para kandidat di TikTok.
Akhir kata, ini jadi tantangan baru juga buat kita supaya lebih aware sama teknologi dan perkembangan media sosial. Gak ngikutin perkembangan? Kita yang dikasih bye–bye sama orang. Ehe.