#BukaPuisiBersama merupakan sebuah sayembara yang ZIliun dan Penakota selenggarakan dalam merayakan Hari Buku Nasional. Sayembara ini mengajak orang-orang untuk merefleksikan pengalamannya selama menjalani hari-hari di pandemi melalui sebuah puisi. Lebih dari 50 puisi yang masuk ke laman Penakota dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah melalui proses penjurian yang cukup ketat, terpilihlah satu orang pemenang utama dengan puisi berjudul “Menangguh Rindu Bersama Ibu” karya Muhammad Ega Zerby Arianto. Puisi ini menceritakan perasaan seorang anak yang rindu dengan ibunya, namun sayangnya tidak ada pertemuan yang terjadi, akibat larangan mudik di masa pandemi.
Beberapa waktu lalu, kita sempet ngobrol bareng Mas Ega tentang dunia puisi, nih. Yuk, simak obrolan seru bareng pemenang terbaik #BukaPuisiBersama.
Mas Ega, selamat sudah berhasil menjadi pemenang terbaik #BukaPuisiBersama!
Ahamdulillah. Rasanya masih gak nyangka bisa jadi pemenang terbaik, hehe.
Mas Ega kenapa tertarik ikutan #BukaPuisiBersama?
Sebenarnya saya ikut lomba enggak mengejar hadiah, kecuali pengalaman untuk menjadi lebih baik lagi. Soalnya saya juga sering merasakan pahitnya berproses, kecewa akan kegagalan dalam berusaha, juga banyak omongan enggak enak terdengar.
Tetapi semua itu bisa saya tepis semenjak saya punya prinsip sendiri untuk berusaha dan mengindahkan omongan orang lain. Dan kemenangan anggap bonus karena sudah berusaha. Awalnya saya gak nyangka bakalan ada ajakan untuk mengisi podcast bersama Perpustakaan Nasional RI. Itu merupakan kebanggaan tersendiri karena saya bisa menutupi segala kekurangan saya dengan hal yang lebih bermanfaat dan yang paling penting saya suka dan orang lain enggak pernah mengganggu gugat.
Baca juga di sini: Yuk, berpuisi bersama Penakota.id
Oh ya, mas tertarik sama puisi sejak kapan dan kenapa?
Aku mulai berkecimpung di dunia sastra hampir setahun ini. Mulanya semenjak pandemi datang melanda. Awalnya aku gak nyangka bisa sejauh ini.
Aku enggak paham puisi seperti apa, karena dulu-dulunya enggak punya bakat bikin puisi. Namun terus mencoba, dan di tahun yang baru ini sudah bisa menorehkan prestasi.
Apa yang biasanya jadi bahan inspirasi Mas Ega untuk menulis puisi?
Untuk inspirasi, rata-rata berasal dari kejadian yang terjadi sehari-hari. Seperti bencana alam, dsb. Tetapi kadang dari kejadian yang pernah dialami.
Menentukan inspirasi juga enggak mudah, kadang sesuai mood. Kalau enggak mood nulis kadang refreshing dengan istirahat/baca-baca buku lain untuk dijadikan bahan inspirasi sekaligus sarana refreshing.
Biasanya Mas Ega nulis di platform mana, nih?
Biasanya nulis di status WhatsApp, kalau untuk platform lain seperti WordPress. Mau posting di Instagram dan Facebook, tapi masih ragu karena rentan terkena plagiat. Walaupun pernah buat juga beberapa postingan di Instagram pribadi. Namun, masih bisa saya nikmati sendiri dan akunnya juga private.
Kalau untuk lomba enggak terlalu ragu, tapi was-was aja soalnya kasus plagiat semakin marak. Mungkin kalau sekadar untuk hiburan bisa saya buat cuplikannya saja, untuk jaga-jaga + mengurangi tindak plagiasi.
Bisa bahas lebih lanjut tentang plagiasi, Mas?
Plagiasi bukan sekadar mengambil baik secara keseluruhan maupun sebagian karya orang. Plagiat juga udah ada undang-undangnya dan ada denda pun hukuman penjara bagi yang melakukannya. Di zaman yang modern seperti ini plagiat enggak hanya 1 atau 2 kasus yang saya jumpai tapi sangat marak terjadi.
Bahkan enggak hanya memplagiat karya penulis terkenal saja, namun penulis pemula juga ada. Dan pelakunya seakan tidak punya malu melakukan tindakan tersebut. Plagiat ragam contohnya, seperti kemarin ada kasus yang plagiat isi novel. Dan untuk di dunia perpuisian ada beberapa kasus plagiat beberapa karya juara di lomba-lomba yang lumayan bergengsi.
Plagiat bukan termasuk hal terpuji, sudah jelas melanggar bahkan mengakui hak milik atas karya orang lain. Kasus ini mungkin susah untuk menurun, khususnya karya-karya untuk kepentingan publikasi. Langkah tegasnya bisa lewat jalur hukum dan jika dibiarkan begitu saja penulis aslinya otomatis dirugikan.
Mas, apa nih harapan buat dunia puisi Indonesia, khususnya untuk anak muda?
Harapan saja, bagi para pemuda-pemudi Indonesia mempelajari puisi sebagai warisan serta budaya. Dan semoga semakin maju dan terus mempertahankannya agar tidak tergerus arus globalisasi yang semakin pesat.
Kalo harapan buat ZIliun, gimana? ehe
Semakin maju dan bisa terus menjadi wadah bagi anak muda yang fokus membahas dunia entrepreneurship, pekerjaan, serta industri kreatif. Saya berharap bisa terus menjadi media yang ramah anak dan bermanfaat untuk anak-anak muda yang ingin mengasah bakat dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Mas, terima kasih ya sudah bersedia buat ngobrol. Sekali lagi selamat sudah berhasil menang di sayembara #BukaPuisiBersama
Iya, sama-sama dengan senang hati diajak ngobrol seperti ini!