Barusan saya melintasi daerah Senayan, Gelora Bung Karno, tepatnya. Terpasang bendera dengan propaganda “Mau sepeda motor gratis?”, “Mau komisi 90%?”, “Mau gaji 8 juta per bulan?”. Saya menduga salah satu perusahaan aplikasi ojek Gr*b B*ke sedang melakukan rekrutmen besar-besaran.
Sesampainya di kantor, saya berbincang dengan seorang rekan kerja. Saya bilang, “Penghasilan tukang ojek sekarang udah 8 juta perbulan, loh”. Sontak teman saya merespon, “Lo butuh uang atau ilmu?”
Menariknya, yang terjadi saat ini bukanlah sekedar penghasilan besar, didapat dari mana, apakah pekerjaan berdasi (atau dari memungut sampah), namun lebih bagaimana kita dapat mengoptimalkan akal pikiran, sehingga dapat memberikan kemakmuran pada diri kita.
Baca juga: Anak-anak Mestinya Diajarin Jadi Entrepreneur
Ya, mungkin logis apabila terlontar penyataan, “kalau lo cuma mau uang, ya jadi tukang ojek aja”. Tapi, apa iya, gelar Doktor yang sudah diperjuangkan selama bertahun-tahun harus menjadi sia-sia karena kebutuhan hidup semakin mencekik dan mendesak? Mungkin saja hal itu terjadi.
Lulusan magister luar negeri, bekerja di perusahaan multinasional, berpenghasilan sama dengan tukang ojek. Ada yang salah? Tidak.
Mengutip rekan kerja saya, “Tukang ojek harus kerja keras pake tenaga tiap hari baru dia punya 8 juta per bulan. Kita? Kadang duduk, kadang sibuk, tetep dapet segitu”. Well, saya setuju kalau 90% rasional ini didasarkan pada konsep bersyukur. Namun, bukannya sedang tidak ingin bersyukur. Ada fakta yang perlu disadari sehingga konsep bersyukur ini membantu kita menyelami kehidupan, terutama kehidupan di kota besar seperti Jakarta.
Baca juga: Kenapa Harus Berkarya?
Tidak dengan semena-mena, “ah mendingan gue jadi tukang ojek aja”, namun berpikir, apa iya, saya sudah bekerja lebih keras dari para pengemudi ojek?
Taraf hidup masyarakat Indonesia (dan dunia) meningkat setiap harinya. Tidak peduli betapa sulitnya kamu mencari uang.
Hal ini yang ingin saya sampaikan. Banyak alasan untuk tidak perlu berpikir, malahan bukan urusan saya. Beapa banyak orang yang hendak hidup kaya raya, tapi hanya berdiam diri di rumah. Uang dan kesuksesan tidak turun dari langit, juga tidak dibangun dalam sehari.
Perbaiki diri, semangat dalam berjuang, dan yang terpenting ikhlas.
Go Jakartans!
Baca juga: Gak Inget ya Kalau Gaji Berbanding Lurus Sama Tanggung Jawab?
Tulisan ini sebelumnya dimuat di blog pribadi penulis, Kompleksitas.
Header image credit: dinovocga.com