Pertumbuhan teknologi saat ini sedang berada dalam masa kejayaannya, kita lihat saja perusahaan-perusahaan dengan nilai valuasi tertinggi di dunia sekarang diduduki oleh para industri teknologi (apple, google, dan microsoft). Ketika awal tahun 2000-an terjadi gelombang bubble(dot)com, yang pada saat itu popularitas .com anjlok dalam waktu 2 tahun saja, sekarang justru kebalikannya. Teknologi berkembang secara eksponensial akhir-akhir ini.
Dunia software dan hardware tumbuh secara berdampingan sehingga menjadikan kedua kekuatan itu seperti robot yang tak terkalahkan di masa depan. Hanya dengan satu ponsel pintar yang kita miliki sekarang, kemampuannya saja sudah melebihi satu buah komputer berukuran satu ruangan pada tahun 1945 (ENIAC: Electronic Numerical Integrator and Calculator).
Apakah ini sebuah ancaman untuk manusia?
Beberapa profesi yang ada sekarang dikhawatirkan akan tergantikan oleh kecerdasan komputer di masa yang akan datang. Self-driving car buktinya. Jika saat ini kita masih membutuhkan supir untuk mengantarkan kita bepergian ke suatu tempat, maka akan datang saatnya ketika supir mulai tergantikan dengan kecerdasan mobil yang bisa mengendarai dirinya sendiri. Begitu pula dengan teller bank yang saat ini proses pendaftaran rekening saja sudah dapat dilakukan dengan mudah melalui smartphone.
Komputer tidak memiliki jiwa bersaing
Ini yang harus menjadi perhatian kita sekarang: jiwa persaingan hanya dimiliki oleh manusia, engga dengan komputer. Ketika ada sebuah perusahaan yang mulai mengikis karyawannya dan menggantikannya dengan mesin, tujuan utamanya tentu memangkas biaya produksi. Untuk apa biaya produksi ini dibuat sedemikian murah? Tujuannya tak lain adalah mendapat keuntungan yang semakin berlimpah. Hasrat manusialah yang menjadikan mesin atau komputer bersaing dengan manusia, bukan komputer itu sendiri.
Baca juga: Belajar Tidak Sesuai Minat, Ternyata Ada Baiknya!
Komputer tidak lebih hebat dari balita
Ketika kecerdasan buatan, atau lebih sering kita sebut dengan AI, sudah masuk ke dalam tahap face recognition, maka komputer akan mengenali benda yang ada di depannya menggunakan kamera yang Ia miliki. Namun sayangnya, keakuratan pengenalan benda yang dimiliki oleh komputer saat ini, masih belum mampu menandingi kemampuan seorang balita yang dapat mengenali berbagai benda dengan sangat akurat.
Selain itu, hanya untuk mengetahui apakah seseorang sedang marah atau tidak, komputer tidak mampu membedakannya. Berbeda dengan adik kecil kita yang dapat dengan mudah mengidentifikasi apakah kita sedang marah atau sedih.
Adakalanya komputer juga lebih pintar dari manusia terpintar di dunia
Sudah menjadi pengetahuan kita semua, bahwa komputer dapat dengan sangat mudah dan cepat menghitung ribuan baris data. Tapi tidak dengan manusia, kita memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk melakukan tugas ini dibanding komputer. Sama halnya ketika melakukan proses otomatisasi secara berulang, mesin bisa mengerjakannya dengan sangat hebat daripada manusia terkuat di dunia ssekalipun.
Sampai di sini kita dapat menganalisis di mana letak kekuatan dan kelemaham masing-masing. Manusia unggul dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan sesama manusia atau materi riil lainnya di dunia nyata. Sedangkan komputer, di sisi lain unggul ketika melakukan serangkaian proses (algoritma) yang sudah diprogram terlebih dahulu. Ada batas yang gak bisa diterobos baik oleh manusia ataupun komputer, kita hidup dengan kekuatan dan kelemahannya yang dapat kita rasakan sendiri.
Kombinasi keduanya adalah hal yang luar biasa
Meskipun manusia dan komputer memiliki keahliannya di bidang masing-masing, justru ini adalah kesempatan besar untuk kita, sebagai manusia, untuk memanfaatkan komputer sebagai penunjang kekurangan yang kita miliki. Perpaduan antara kecerdasan komputer dan manusia terbukti memciptakan ekosistem yang sempurna. Kabar baiknya lagi, bukan komputer yang mengatur manusia, tapi sebaliknya, manusialah yang bisa mengatur komputer.
Seperti yang sudah kita singgung di atas, komputer tidak memiliki hasrat untuk bersaing. Jadi, tetaplah kekuasaan manusia di muka bumi ini gak bisa tergantikan oleh komputer.