Buat para pencari kerja, kita pasti sering bertanya-tanya “emang caranya masuk perusahaan A itu apa sih syaratnya?” atau “kenapa gue gak pernah lolos seleksi ya di perusahaan B,C,D padahal gue dah yakin banget masuk situ?”
Kalau iya, berarti ada ketidakcocokan tuh yang terjadi, antara kriteria yang dicari sebuah perusahaan sama skill atau kompetensi kamu saat ini. Jadi kita harus gimana dong?
Tenang, mari kita sedikit dengerin dengerin perspektifnya Kevin Haldeman yang merupakan Associate Staffing Lead dari Google. Yups, dia tuh yang memimpin dalam menentukan kriteria best talent dan hal-hal yang berkaitan dengan perekrutan di Google.
Kevin Haldeman kasih pengetahuannya ini di dalam webinar Insight: The International Speaker Series yang diadakan oleh Recap. Jadi nih ya, si Kevin ngasih tau ke para calon entrepreneur maupun Startup founder, buat bisa merekrut best talent buat bisnis mereka.
Pastinya dia ngasih informasi ini dari best practice-nya selama dia di Google. Walaupun ini materinya buat calon entrepreneur dan startup founder, tapi ini berguna banget buat kamu yang lagi nyari kerja. Biar tau tuh tentang caranya jadi best talent serta bisa masuk dalam kriteria yang dicari oleh perusahaan pada umumnya.
Talenta yang bagus, itu talenta yang general cognitive ability-nya juga bagus.
Hal-hal yang menurut kita mungkin biasa aja atau sepele itu ternyata dijadiin indikator buat mendeteksi kita itu sebenarnya masuk kriteria talent yang bagus atau enggak di sebuah perusahaan. Ini biasanya didapetin dari jawaban atau test kalau kamu dalam proses rekrutmen.
Lalu apa tuh kemampuan umum yang sering kita gak aware? Kevin menjelaskan sangat penting buat recruiter untuk dapat mengetahui General Cognitive Ability dari calon kandidat. Hal itu berupa: problem solving skills, learning agility, dan judgement call. Wiiih, ribet juga istilahnya, tenang mari kita kupas satu-satu, hihi.
Problem Solving Skills
Problem solving skills atau kemampuan dalam memecahkan masalah, adalah salah satu soft skill penting yang dibutuhkan karyawan, Sebenernya, Ini tuh kayak skill mutlak yang harus dipunyai oleh semua orang. Kemampuan ini akan sangat berguna ketika kita harus mengambil keputusan pas lagi di situasi atau masalah yang sulit dan tidak terduga di tempat kerja.
Jadi kalau misalnya ada pengalaman pas di interview muncul pertanyaan berupa studi kasus, bagaimana caranya kamu menentukan prioritas, apa yang terjadi kalau ada masalah, ini tuh bukan pertanyaan klise. Para recruiter akan bener-bener catet tiap jawaban kita yang kemudian akan mereka nilai.
Oke mari kita ke “bocorannya”. Sebenarnya, soft skill ini tuh bisa dilatih mulai dari permasalahan yang timbul di keseharian kita. Bisa dimulai dengan memperkaya wawasan kita terhadap satu masalah dengan googling, bertanya, atau sesimpel nonton tutorial di YouTube.
Selain itu, kita juga bisa mulai ubah pola pikir kita dalam memandang sebuah masalah. Umumnya nih ya, kalau kita dihadapkan masalah biasanya cuma bisa menggerutu, kesel, terus ya udah masalah ya bakal gitu-gitu aja, bahkan bisa lebih besar.
Akan lebih beda tentunya jika masalah yang ada di depan mata, kita anggap sebagai tantangan, kayak main game gitu. Semakin kita berhasil menyelesaikan sebuah level di permainan, pasti di level selanjutnya akan lebih susah. Tinggal putar otak aja kan biar bisa nyelesain level tersebut. Begitu juga dalam pekerjaan.
Learning Agility
Kemudian selain skill di atas, Kevin juga merekomendasikan nih kepada startup founder buat ngeliat orang dari learning agility-nya. Jadi, Learning agility itu adalah kemampuan belajar dan beradaptasi yang tinggi, baik dalam hidupnya atau organisasinya dulu.
Coba ngacung, mana yang pernah ditanya sama recruiter “apakah kamu orang yang cepat beradaptasi? Coba jelaskan!”
Kenapa ini jadi penting banget? idealnya sebuah perusahaan ketika merekrut karyawan baru pasti mencari orang yang kemauan belajarnya kuat, gampang nangkep kalo dijelasin, dan juga bisa ngikutin ritme pekerjaan karyawan yang lain. Inget loh, setiap karyawan lama ngajarin “anak baru”, ada waktu kerjanya dia yang tersita. Pastinya sebuah perusahaan akan lebih senang kalo dapet anak-anak yang gampang nangkep.
Buat fresh graduate yang kebingungan akan hal ini, gampang banget buat mengasahnya. Sesimpel pas kita ngelamar kerjaan, kita riset bener-bener dalam perusahaan yang di-apply. Bisa dari produknya, work culture yang terlihat di media, perusahaan ini baru-baru ini ngeluncurin apa, dsb.
Selain itu, learning agility juga bisa dideteksi dari jawaban kita tentang cita-cita atau pencapaian kita selama ini. Kayak kita gak bisa mendesain, tapi seneng banget ngeliat postingan yang artsy-artsy dan pengen banget bisa mendesain.
Recruiter akan melihat sejauh mana kemauan kita buat bisa dalam sesuatu hal. Buat ngelatih ini coba aja komitmen sama hal yang lagi kamu pengen dapetin.
Yang terakhir, Judgement Call
Kevin ngasih tau juga, bahwa penting juga menilai calon karyawan dari kemampuan judgement call-nya dia. Judgement call itu gampangnya adalah, kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan ide atau pendapat pribadi. Biasanya, kalo di dalam sebuah interview itu muncul dari pertanyaan-pertanyaan yang di depannya ada kata “menurut kamu….”
Judgement call ini juga merupakan hal yang krusial, karena biasanya dari pendapat yang kita lontarkan, perusahaan akan mencocokkan dengan culture perusahaan yang sudah ada atau pengetahuan yang diterapkan di tiap posisi. Sejauh mana kita sesuai dengan calon perusahaan.
Judgement call juga bakal merepresentasikan pandangan kita terhadap sesuatu, kemampuan kita untuk mengambil resiko, dan kemampuan kita mempertimbangkan langkah-langkah yang harus dijalankan kalau misalnya ada kenapa-kenapa.
Kesimpulannya
3 poin di atas merupakan cara mencari best talents buat perusahaan yang pastinya berguna juga buat para pencari kerja. Coba liat-liat dulu poin di atas, apakah kita sering sulit menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang terkesan sepele?
Kalau iya, tandanya kita masih kurang dan masih ada waktu buat kita buat ngasah ketiga skill tersebut buat tempat-tempat selanjutnya! Tentunya poin di atas itu semacam permukaan aja, jangan lupa juga buat upgrade kemampuan teknis kita ya.
Oh iya, buat yang mau bikin bisnis, 3 poin di atas juga bisa diterapin ya kalau mau ngerekrut orang baru, hehe
Follow media sosial @itsrecap buat dapet insight yang relevan dari webinar lainnya.