KadoBox? Apaan, tuh?
Oke, mari kita kenalan. Jadi, KadoBox adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang penjualan hampers (tentunyaaa…). Bisnis ini sendiri tergolong “baru”, karena baru berdiri tahun 2019.
Nah, lewat artikel ini, Henry Victor, sang owner dan chief marketing KadoBox, bakal coba berbagi tentang perjalanan bisnis KadoBox dari yang awalnya merintis banget, sampai sekarang udah punya 101k pengikut di Instagram.
Penasaran? Yuk, baca sampai abis ceritanya.
Awalnya KadoBox bermula dari jam tangan dulu. Ternyata, banyak pelanggan yang menanyakan hal sama ketika beli jam tangan: “Dapet kotaknya juga, gak?”
Ternyata, selain tertarik sama model jam tangan, Henry sadar kalo orang juga ikutan tertarik sama kotak jam tangannya. Apalagi ketika ada yang beli jam tangan untuk kado, pertanyaan tadi pasti selalu muncul. Nah, Henry pun melihat adanya peluang!
Inspirasinya gimana?
“Aku juga terinspirasi bisnis hampers dari berbagai negara, salah satunya adalah Bokksu dari Jepang.”
Henry bilang, ada cukup banyak ide dan kreasi yang muncul dari bisnis hampers negara lain. Namun, Henry mencoba untuk menyesuaikannya dengan kebiasaan dan hari besar di Indonesia. Di awal peluncuran, ternyata antusiasmenya sangat baik. Dari sana, Henry lantas mencoba membuat kreasi kado dan hampers yang lebih unik dan kreatif.
Baca di sini: Lagi Kepepet? Gak Ada Salahnya Bisnis Hampers
KadoBox bisa disebut sebagai pionir?
Mungkin begitu. Henry mengaku, waktu pertama ia membuat kreasi hampers, hampers itu belum jadi tren kayak sekarang. Paling juga muncul pas Valentine’s Day atau hari besar keagamaan.
Gak heran, sih, karena dulu, hampers atau yang dikenal sebagai parsel emang cenderung mahal harganya. Dulu, mana dapet parsel di bawah Rp50.000? Coba bandingin sama sekarang. Dengan Rp30.000 aja, kita udah bisa dapet hampers yang isinya cukup bagus dan bermanfaat.
Nah, terus siapa yang bikin hampers jadi terkesan lebih terjangkau dan ngetren kayak sekarang? Bisa dibilang, KadoBox turut berkontribusi di dalamnya.
Tentunya, Henry juga sudah memikirkan unique selling point dari KadoBox, supaya semakin dilirik pelanggan. Apa itu?
Misalnya: Kotak kado yang lebih premium, bisa custom isi, merangkul supplier baru, expand ke produk lain, seperti game card Know You Better dan Ular & Tangga), tema hampers yang unik, dlsb.
Trus, untuk strategi marketing, Henry menambahkan: “kita perkuat di digital marketing, sih. Kita benar-benar memanfaatkan fitur marketing di media sosial, seperti Facebook dan Instagram Ads.”
Apa harapan dan rencana KadoBox ke depannya?
Henry berharap ke depannya dia bisa mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Caranya? Jelas dengan meningkatkan strategi digital marketing supaya lebih efektif.
Terus, gak ketinggalan juga, ia berharap kondisi ekonomi di Indonesia pun mulai membaik. Jadi, makin banyak lagi, deh, pelanggan KadoBox!