Ntah kenapa, apa orang-orang di negeri ini sebegitu sukanya sama hal-hal yang berbau drama dan yang membuat tangis bombay, profesi jurnalis berita pun ikut jadi sentimental. Jurnalis atau wartawan yang seharusnya memberikan pertanyaan logis saat melakukan wawancara, malahan nanya hal-hal yang sangat normatif, gak ada isinya.
Lihat aja waktu pemberitaan kecelakaan pesawat Air Asia kemarin, wartawan salah satu televisi swasta bertanya ke saudara korban,
“Perasaan Ibu, gimana?”
Ya menurut lo aja, masa dia senang saudaranya mati.
Baca juga: Tri Rismaharini: Integritas, Konsisten, Peduli
Terus, waktu ada pemberitaan tentang penangkapan Wakil Ketua KPK oleh Polri, wartawan fokus ke pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali gak menambah insight untuk masyarakat, seperti “Bagaimana kondisi Pak BW di tahanan?”.
Kalau dipikir-pikir, sumber masalahnya antara 1) males cari pertanyaan yang lebih berbobot, atau 2) kurangnya kemampuan berpikir logis. Kalau alasannya males, ya berarti etos kerja negeri ini masih rendah. Kalau kurang kemampuan berpikir logis? Ini yang bahaya.
Baca juga: Awas Terjebak Filosofi Ilmu Padi
Kalau jurnalis, yang notabene mendapat pelatihan sebelum turun ke lapangan (dan mestinya kalau memang senang dengan pekerjaannya, mencari tahu gimana caranya mewawancarai orang dengan baik dan benar) aja tidak bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan logis, gimana dengan orang awam yang jadi penontonnya? Bisa-bisa tiap ada pesawat jatuh, orang-orang cuma haus akan berita-berita dramatis, kayak misalnya apa SMS terakhir yang dikirimkan korban ke pacarnya, dan lain-lain.
Berpikir logis, kalau dalam konteks pemberitaan, bukan cuma masalah menyajikan apa yang diinginkan penonton, tapi juga tentang menyajikan apa yang dibutuhkan. Yang orang butuh tahu dan butuh ngerti itu, ya kronologis kecelakaannya, spekulasi penyebab kecelakaan, tindakan yang diambil saat ini dan ke depannya, bukan perasaan saudara korban.
Kalau jurnalis dan semua orang terlalu mikir pakai hati dan gak pakai logika, negeri ini sampai nanti-nanti juga bakal gini-gini aja, hidupin TV tiap hari untuk nyari finalis kontes mana yang dieliminasi, dan berita sedih apa lagi yang bisa ditangisi.
Baca juga: Jangan Hidup untuk Membahagiakan Orangtua
Header image credit: staffingstream.com
Comments 1