Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Berhenti Bilang “Bikin Dulu, Baru Boleh Kritik”

PutribyPutri
06/01/2017
in Opinion
0
Mental Diam

Woman zippering mouth closed

Share on FacebookShare on Twitter

“Ah elu bisanya kritik doang, coba bikin bisa nggak lu?!”

“Ngomong doang lo bisanya, emang lo bisa bikin karya yang kayak dia?”

Sering dengar kalimat itu sebagai respon dari sebuah kritikan? Oke gue capek denger kalimat itu yang muncul dari beberapa orang. Apalagi kalo kalimat itu dikeluarkan dari mulut seorang kreator terhadap karyanya.

Rasanya seperti pembelaan terhadap karyanya. Rasanya seperti nggak mau menerima kritik. Rasanya hanya mau mendengar kritik dari orang yang lebih ahli atau bahkan yang punya background bidang yang sama.

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

kritik/kri·tik/ n kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya;

Kalo dari KBBI sih, nggak disebutin tuh kalo yang memberi kritik itu harus bisa bikin karya yang minimal seperti karya yang dikritik. Emangnya mengkritik sesuatu itu harus jadi ahli dulu yah? Emangnya harus bisa bikin martabak dulu yah, baru boleh bilang martabaknya nggak enak?

Baca juga: Substansi Bukan Instansi

Seorang pengamat musik nggak perlu bisa memainkan alat musik untuk mengkritik musiknya para musisi. Apa yang membuatnya bisa mengkritik mungkin karena dia lebih banyak mendengar berbagai jenis musik dibandingkan para musisi yang hanya menggeluti satu jenis musik. Mungkin juga dia lebih punya banyak referensi musik dibandingkan para musisi atau kreator yang ahli memainkan alat musik.

Okelah pendapat pengamat musik itu bakalan tetap didengar para musisi karena faktor background bidang yang sama. Tapi bagaimana dengan konsumen? Pendengar musik yang nggak punya background musik? Apakah pendapat atau kritiknya baru boleh didengar ketika jumlahnya banyak? Padahal musiknya dibuat untuk didengar oleh orang yang background keahliannya beda-beda.

Baca juga: Alasan Kenapa Lo Harus Punya Teman Dari Berbagai Bidang

Lupakan dulu masalah idealisme disini, karena mendengar pendapat atau kritik dari orang yang nggak punya background bidang sama dengan kita itu diperlukan. Teruntuk kreator yang ingin karyanya bisa dinikmati oleh semua orang, bukan berkarya untuk dinikmati diri sendiri.

Kritik itu merupakan salah satu bentuk dari support loh. Okelah, banyak kritik yang nggak membangun. Okelah, banyak kritik yang asal jeplak untuk menghina. Mungkin mereka nggak ngerti cara mengkritik, tapi minimal kita mengerti cara menanggapi.

Jadi please, berhenti bilang “Bikin dulu baru boleh kritik”. Jangan minta orang mengerti kondisi kita kalau kenyataannya karya kita emang belum mumpuni.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: komunikasikritikpendapatpola pikirrombak pola pikir
Previous Post

Bagaimana Cara Membangun Visi?

Next Post

10 Prediksi Ekosistem Startup Teknologi Indonesia 2017

Next Post
10 Prediksi Ekosistem Startup Teknologi Indonesia 2017

10 Prediksi Ekosistem Startup Teknologi Indonesia 2017

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d