“Ah elu bisanya kritik doang, coba bikin bisa nggak lu?!”
“Ngomong doang lo bisanya, emang lo bisa bikin karya yang kayak dia?”
Sering dengar kalimat itu sebagai respon dari sebuah kritikan? Oke gue capek denger kalimat itu yang muncul dari beberapa orang. Apalagi kalo kalimat itu dikeluarkan dari mulut seorang kreator terhadap karyanya.
Rasanya seperti pembelaan terhadap karyanya. Rasanya seperti nggak mau menerima kritik. Rasanya hanya mau mendengar kritik dari orang yang lebih ahli atau bahkan yang punya background bidang yang sama.
kritik/kri·tik/ n kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya;
Kalo dari KBBI sih, nggak disebutin tuh kalo yang memberi kritik itu harus bisa bikin karya yang minimal seperti karya yang dikritik. Emangnya mengkritik sesuatu itu harus jadi ahli dulu yah? Emangnya harus bisa bikin martabak dulu yah, baru boleh bilang martabaknya nggak enak?
Baca juga: Substansi Bukan Instansi
Seorang pengamat musik nggak perlu bisa memainkan alat musik untuk mengkritik musiknya para musisi. Apa yang membuatnya bisa mengkritik mungkin karena dia lebih banyak mendengar berbagai jenis musik dibandingkan para musisi yang hanya menggeluti satu jenis musik. Mungkin juga dia lebih punya banyak referensi musik dibandingkan para musisi atau kreator yang ahli memainkan alat musik.
Okelah pendapat pengamat musik itu bakalan tetap didengar para musisi karena faktor background bidang yang sama. Tapi bagaimana dengan konsumen? Pendengar musik yang nggak punya background musik? Apakah pendapat atau kritiknya baru boleh didengar ketika jumlahnya banyak? Padahal musiknya dibuat untuk didengar oleh orang yang background keahliannya beda-beda.
Baca juga: Alasan Kenapa Lo Harus Punya Teman Dari Berbagai Bidang
Lupakan dulu masalah idealisme disini, karena mendengar pendapat atau kritik dari orang yang nggak punya background bidang sama dengan kita itu diperlukan. Teruntuk kreator yang ingin karyanya bisa dinikmati oleh semua orang, bukan berkarya untuk dinikmati diri sendiri.
Kritik itu merupakan salah satu bentuk dari support loh. Okelah, banyak kritik yang nggak membangun. Okelah, banyak kritik yang asal jeplak untuk menghina. Mungkin mereka nggak ngerti cara mengkritik, tapi minimal kita mengerti cara menanggapi.
Jadi please, berhenti bilang “Bikin dulu baru boleh kritik”. Jangan minta orang mengerti kondisi kita kalau kenyataannya karya kita emang belum mumpuni.