Sekarang ini banyak banget orang yang terkenal di sosial media, khususnya Instagram. Bahkan akhirnya muncul istilah selebgram. Konten-konten yang dihadirkan para selebgram ini, kalau kita kulik, memiliki karateristiknya yang khas sesuai dengan personaliti mereka masing-masing. Yes, itu lah personal branding.
Selain terkenal, banyak dari mereka yang mulai membuat sebuah bisnis atau bekerja sama dengan brand besar. Misalnya Awkarin dengan bisnis kuliner dan hijabnya, Rachel Vennya dengan restorannya yang kalau mau makan di sana aja harus ngantri berjam-jam.
Tapi apakah kesuksesan yang mereka capai di bidang bisnis adalah hasil personal branding di media sosial? Apakah kita perlu “pencitraan” supaya bisnis yang kita rintis bisa sukses?
Ternyata saat ini kebiasaan konsumen dalam membeli memang telah berubah. Forbes menuliskan bahwa dibanding sebelumnya, saat ini konsumen lebih memilih untuk membeli dari merek indie. Satu studi mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu, hampir setengah dari konsumen mengatakan kurang mempercayai merek besar. Hal itulah yang membuat personal branding dapat menjadi strategi marketing yang efektif.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Alasannya karena konsumen ingin membeli dari orang asli alias orang yang bisa mereka kenali dan relate dengan mereka. Nah media sosial ini adalah cara termudah untuk memberi pandangan yang lebih personal pada konsumen.
Fenomena ini bukan hanya di Indonesia aja tentunya. Kita bisa lihat gimana Kylie Jenner bekerja keras untuk membangun personal branding-nya. Hasilnya? Lihat dong dia udah jadi Billionare di umurnya yang baru belasan.
Jika kita mau membangun personal branding, kita perlu memperhitungkan topik besar konten, jumlahnya, dan publikasinya secara berkala. Enggak kalah penting, komitmen untuk membina audiens dan dedikasi untuk berbagi bagian dari hidup kita juga perlu ditanamkan.
Membangun personal branding memang bukan perkara mudah dan cepat. Bahkan, kalau kita salah langkah, justru personal branding dapat membuat bisnis kita terancam. Tadinya mau mendorong brand kita, eh malah bikin orang ilfil.
Jika bisnis yang kita bangun adalah hal yang benar-benar mencitrakan kehidupan kita, maka personal branding menjadi hal yang sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Misalnya kamu merintis bisnis perlengkapan ramah lingkungan, tentu konsumen bakal ilfil kalau kamu ketauan dari insta story buang-buang sampah plastik sembarangan waktu liburan. Tunjukin kalau kamu memang concern sama zero waste lifestyle dan konsumen pun akan ikut tergerak dengan value yang kamu punya dan sebarkan.
Personal branding ini kelihatannya mudah dan efektif, tapi ada kekurangannya juga lho! Kehidupan kita yang tadinya dalam lingkup private, akhirnya diketahui banyak orang dan jadi konsumsi publik.
Dampaknya, kita harus bisa berhadapan dengan kritik! Apakah kita udah siap dikritik sama orang yang bahkan engga kenal kita. Bahkan kritik ini bukan datang dari orang jahat haha. Kamu sendiri pernah enggak kritik kontennya Awkarin atau Kylie Jenner? Nah bayangin kritik itu alamatnya ke media sosial kamu.
Kritik yang membangun memang oke buat didengarkan, tapi kritik yang isinya cuma celaan sebaiknya kita hiraukan aja. Karena kemungkinan bisa bikin kita drop dan enggak bagus buat mental health kita. Jadi bagi yang ingin memulai personal branding, ingatlah kalau ini bukan hal yang mudah dan butuh perjuangan, tapi manfaatnya bukan hanya sekedar urusan bisnis melainkan menyebarkan value positif untuk banyak orang.
Gimana, udah siap memulai personal branding?