No one is born superhero. Sama dengan fakta bahwa no one is born entrepreneur. Tapi, sebagian kecil orang di dunia kemudian berhasil jadi superhero. Kenapa? Apa yang bikin mereka beda–bisa berkomitmen untuk bermanfaat bagi orang lain?
Jawabannya satu: they experienced a great turning point.
Sebenarnya, tiap orang pasti ngalamin turning point dalam hidupnya–satu momen yang bikin mereka ngerasa tertampar atau malah terpuruk, lalu menyadarkan mereka kalau mereka harus mengubah sesuatu. Tapi, gak semua orang kemudian beneran do something terhadap turning point tersebut.
Kebetulan aja, superhero yang kita kenal baik di dunia komik atau fiksi dan dunia nyata melakukan aksi sebagai reaksi atas turning point tersebut.
Sebagai insight untuk kita semua, coba kita telusuri turning point tiga superhero fiktif berikut:
Kematian Paman Peter Parker
Salah satu turning point Spider-Man yang diketahui secara luas adalah saat pamannya, Uncle Ben, tewas dibunuh seorang penjahat yang seharusnya bisa diberantas oleh Spider-Man. With great power, comes great responsibility. Ini pesan Uncle Ben untuk Spider-Man. Sebelumnya, Peter Parker yang baru mendapatkan kekuatan cuma mau memakai kekuatannya buat seneng-seneng. Tapi saat Uncle Ben tewas, ia jadi “tertampar” kalau mestinya kekuatan tersebut dipakai untuk kebaikan.
Kematian Orang Tua Bruce Wayne
Lagi-lagi, loss of loved ones jadi turning point yang biasa terjadi di hidup superhero. Bruce Wayne a.k.a. Batman yang saat itu masih berusia delapan tahun harus menyaksikan sendiri kematian orangtuanya, yang ditembak oleh seorang perampok di sebuah gang gelap di malam hari. Kejadian ini bikin Bruce Wayne mempertanyakan segala hal terkait keadilan-justice. “Orang tua gue orang baik, kenapa ada yang mau mencelakakan?”. Dari sini lah dia menyadari betapa korupnya sistem di kota Gotham, dan dia berniat untuk menyapu habis para pembuat onar dan pelaku ketidakadilan.
Reaktor di Jantung Tony Stark
Hidup dengan privilege memang bikin seseorang jadi manja, kayak Tony Stark yang cerdas luar biasa tapi memilih untuk menjalani gaya hidup billionaire playboy. Tapi, saat hampir kehilangan nyawa akibat satu penculikan, dan harus bertahan hidup dari sebuah reaktor di jantungnya, ia pun “terpaksa” mengembangkan suatu armor yang kemudian menjadi cikal bakal Iron Man. Kadang, turning point untuk jadi superhero datengnya gak disangka-sangka. Kalau sudah terlanjur “basah”, ya sekalian aja.
Header image credit: dailysuperheroes.com