Sejak pertama diselenggarakan pada tahun 2014, Basha Market telah menciptakan benchmark baru untuk acara sejenis pop-up bazaar di kota-kota besar di Indonesia. Proposisi utama Basha, yaitu thematic experience, secara konsisten diimplementasikan tidak hanya di Basha Market, tetapi juga di sub-proyek lainnya seperti Basha PopUp!, Basha Arcade, dan Basha Initiatives.
Terlepas dari kesuksesan tersebut, co-founder Basha Market, Devina Sugono dan Erin Harsono, tidak lantas berpuas diri melihat “bayi” yang mereka rawat semakin besar. Mereka kembali meningkatkan standar, kali ini melalui konsep baru yang diberi nama Basha X.
Basha X pada esensinya adalah tentang eksibisi dan kolaborasi. Jika selama ini Devina dan Erin kerap menggaet ilustrator lokal untuk menciptakan visitor experience yang kuat, di Basha Market 27-29 November ini mereka juga menggaet creative studios seperti Sciencewerk, AR&Co, Main Studios, dan Waft Lab untuk mengisi area eksibisi Basha X.
Baca juga: Basha Arcade: Mad Lab, Udah Saatnya Go International Bukan Lagi Wacana
Sciencewerk, yang sudah sering berkolaborasi dengan Basha di acara-acara sebelumnya, akan tetap memberikan pengalaman melalui ilustrasi. Kemudian, AR&Co, perusahaan yang memiliki keahlian di teknologi augmented reality akan menampilkan instalasi augmented reality, yang mengaburkan batas antara realita dan dunia virtual. Sementara itu, Main Studios akan memberikan pengalaman animasi, dan Waft Lab fokus di eksibisi robotics. Selain itu, di Basha Market kali ini, juga akan dipamerkan 10 karya terbaik dari kompetisi membuat robot Roboart, yang diselenggarakan oleh Kreavi.com sebagai bagian dari Kreavi Challenge.
“Salah satu misi kita itu untuk menjadi platform yang inklusif, jadi bukan hanya mencakup fashion atau industri produsen saja. Makanya sekarang mulai mengajak kolaborasi design / creative studios juga,” ungkap Devina.
Kolaborasi dengan tema WYSINWYG (What You See is Not What You Get) inilah yang diharapkan dapat memperkuat thematic experience dari Basha Market terdekat yang bertempat di Grand City Surabaya. Menurut Devina, ke depannya Basha memang akan semakin terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, selama masih dalam payung industri kreatif.
“Jadi kalau ke Basha, yang harus didapatkan itu thematic experience-nya dan juga apresiasi atas industri kreatif,” tutup Devina.
Baca juga: 3 Alasan Kenapa Harus Lebih Banyak Event Seperti Basha Market
Comments 1