Bikin startup itu bukan cita-cita, yang kalau udah kesampaian “ya, udah.” Berani bikin startup itu, artinya lo harus berani mendedikasikan hidup lo untuk bisa jatuh bangun di dunia yang tidak menjanjikan kesuksesan apapun buat hidup dan masa depan yang kelak akan lo jalani. Sekilas, para startup founder memang terlihat begitu keren saat mereka tampil di panggung, di TV dan di koran tentang “bagaimana mereka bisa membangun sebuah startup” versi masing-masing. Tapi kalau kalian kembali berpikir bahwa sukses itu ketika nanti sudah bisa mendirikan startup, let me say kalau lo semua terlalu kepedean dengan cita-cita yang masih seupil itu!
Bagus sih, kalau lo punya cita-cita untuk bikin startup yang kelak lo harapkan bisa menghidupi elo dan orang-orang di sekitar lo. Itu artinya lo punya itikad baik untuk jadi pribadi yang nggak cuma mandiri, tapi juga membuka jalan rezeki orang lain. Salut lah pokoknya.
Tapi, ketika lo sudah bisa menjadi seorang founder startup apa menurut lo kewajiban lo untuk berjuang sudah selesai? NO! Lo butuh sustainibilitas sebuah karya yang bisa membuat startup lo bisa bertahan dan terus berkembang terus ke depannya. Nggak mau kan kalau startup yang lo bangun tiba-tiba harus kukutan di tengah jalan?
Setelah baca satu artikel dari startupgrind, gue jadi sedikit mengerti bahwa owning a startup is challenging! Ya, untuk benar-benar bisa survive ada beberapa peraturan yang memiliki tingkat kepentingan lebih besar jika dibandingkan dengan yang lain. Jika lo semua bisa menerapkan prinsip ini, bukan tidak mungkin startup kalian bisa survive dalam waktu lama dan tentu saja berkembang menjadi lebih besar dan besar lagi!
Baca juga: Modal Aja Nggak Cukup, Startup Juga Butuh Company Values
Jangan Mudah Tergiur dengan Tawaran Iklan Murah
Kesalahan yang sering muncul yang selalu dilakukan oleh para pejuang startup adalah merealisasikan pepatah “lebih besar pasak dari pada tiang”. Lo harus tahu guys, sejak awal lo harusnya sudah bisa menghitung Return On Investment (ROI). Jangan sekali-kali merusak perhitungan ROI yang sudah lo tetapkan dari awal hanya karena tergiur iklan-iklan murah yang belum tentu menjanjinkan brand yang lo bentuk jadi lebih baik. Kalau mau tes market, pakai sosial media bisa, kok! Bagaimana dunia menyambut produk lo, tinggal lo lihat saja komentar yang mereka layangkan untuk setiap promosi produk yang sedang lo jalankan.
Berkembang Sesuai Kebutuhan Zaman
Nggak jarang, banyak banget yang mau maksain tetap bisa survive meskipun sudah jelas kalau produk yang mereka kembangkan tidak relevan dengan zaman. Meskipun lo punya segundang ide brilian, semuanya bakalan tetap percuma kalau mereka semua nggak butuh produk lo di hidup mereka. Yang ada, masyarakat tidak akan pernah menganggap produk lo ada atau menganggap ada tapi tidak berguna. Pilih yang mana coba?
Fokus Cari Pelanggan, Bukan Konsumen
Kesalahan yang nggak juga jarang ditemukan adalah mindset yang selalu membawa kita untuk mencari konsumen sebanyak-banyaknya. I mean, jarang sekali ada yang berpikir bahwa konsumen aja tu nggak cukup untuk bikin startup lo tetap bertahan dan punya masa hidup yang panjang. Lo harus banget paham bahwa sejatinya lo itu carinya pelanggan, konsumen yang terus kembali untuk menjadi consumer setia lo. Kalau lo udah bisa dapat pelanggan sejati, dijamin metode marketing “getok tular” bisa berjalan dengan lancar dan lo tinggal duduk manis untuk bisa closing tiap bulan.
Baca juga: Experiencing the #StartupJourney with The Backstage
Bijak dan Cermat Memanfaatkan Teknologi
Zaman sekarang kan udah canggih ya, kan? Jadi, nggak ada alasan untuk tetap stay dengan cara lama dengan membuat kantor padat dengan bertumpuk-tumpuk kertas. Lo nggak perlu berdalih bahwa cara paling enak itu ya oret-oret apapun di kertas karena lebih mudah dipahami. C’mon, teknologi itu diciptakan untuk meringankan hidup lo. Jangan sampai deh teknologi berkembang sampai tahap yang lebih canggih tapi lo nggak bisa pakai karena ketinggalan update-nya!
Resiko Itu Pasti
Do not be frightened of taking risks! Jangan kayak anak bayi yang merengek karena permennya diambil sama orang lain. Lo punya keberanian untuk bikin startup tuh udah keren banget. Masa iya lo mau mandek di tengah jalan karena nggak siap dengan segala resiko yang akan lo terima saat lo ngambil sebuah langkah? Kalau emang lo punya cara yang berbeda, just do it! Setiap pilihan selalu menimbulkan resiko. Jadi, lo cuma butuh siap untuk menghadapi segala resiko itu daripada lo harus habis waktu dengan menimang-nimang pilihan mana yang punya tingkat resiko lebih kecil.
Jatuh Bangun Itu Hal Lumrah
Gagal itu bagian dari proses. Ingat tentang Trial and Measure, kan? Ya, Kegagalan diciptakan untuk kita jadikan pelajaran. Tentang hal-hal yang bisa kita sempurnakan lagi dan lagi, sehingga startup yang lo buat bisa benar-benar bermanfaat bagi orang banyak.
Baca juga: Startup yang Bukan Sekedar Instrumen Finansial
Pilih Tim Terbaik
Beberapa waktu lalu gue baca postingan salah seorang CEO yang menuliskan status di facebook demikian:
Kenapa kamu mau mengeluarkan biaya dan waktu yang tidak sedikit agar karyawanmu pintar, padahal saat mereka sudah pintar, mereka akan keluar dari usahamu dan ikut orang lain atau membuka usahanya sendiri?
Sang CEO menjawab, coba bayangkan, lebih baik mana antara menjadikan dia pintar dan membiarkan dia berkembang dengan dunianya atau membiarkan dia tetap tidak bisa diandalkan dan tetap tinggal bersama duniamu?
Pilihlah yang ‘mau’ meski tidak bisa. Jangan memilih yang ‘bisa’ tetapi tidak mau. Karena ini akan sangat berpengaruh terhadap hidup mati bisnis yang sedang lo geluti. Tim yang baik, akan melahirkan karya yang baik pula, bukan?
Keep on Doing What is Working
If it isn’t broke, don’t fix it. Tim lo itu punya kapasitas dan tanggung jawab masing-masing. Mereka bukan robot. Jadi, selama tidak ada sesuatu yang salah dan butuh untuk lo perbaiki, keep on doing what is working or you’ll broke it all forever.
Indentifikasi dan Evaluasi
Terakhir nih, kalo lo merasa apa yang lo angan-angankan tidak berjalan dengan baik dalam jangka waktu yang lama, periksa lagi. Coba periksa, teliti kembali, lakukan identifikasi terkait apapun mengenai apa yang seharusnya berjalan tetapi tidak berjalan. Kalau memang apa yang lo dan tim lo lakukan sia-sia, stop everything, immediately.
Lo sudah cukup tegas untuk memiliki cita-cita bisa bikin startup. Tapi ingat, catat baik-baik bahwa startup itu dedikasi seumur hidup. Waktu lo, sepenuhnya harus lo korbankan bukan hanya untuk emnghidupi diri lo sendiri, tetapi juga menghidupi orang banyak.