Dalam menentukan harga pekerjaan, seorang freelancer harus membuat perhitungan yang tepat dan jangan sampai membuat ia menjadi rugi. Oleh karena itu, sudah menjadi hal umum jika terdapat rate card yang menjadi standar harga freelancer tersebut. Namun, pertanyaannya bagaimana menentukan harga yang ada di dalam rate card yang menguntungkan dari kedua belah pihak, baik dari sisi freelancer maupun kliennya.
Pertama, Melakukan Survei Harga Pasaran
Setiap produk atau jasa, mau apapun itu bentuknya pasti ada standar harga yang memang semua orang udah bisa tahu perkiraan jumlahnya. Sama juga dengan sistem freelance ini, mau apapun itu bidangnya, pasti udah ada standar harganya. Cara ngeceknya gimana? gampang banget sebenarnya, tinggal buka situs penyedia jasa freelancer trus nanti ada keterangan mengenai harga.
Cara lain juga bisa dengan gabung di komunitas freelancer, dari sana biasanya bakal dapet tuh referensi dari antar sesama freelancer tentang standar harga. Ya minimal udah tau berapa minimal harga yang harus dibayar klien untuk freelancer di bidang masing-masing.
Kedua, Menentukan Sistem Bayaran
Biasanya ada dua sistem yang digunakan, yaitu sistem per-jam dan sistem per-project. Nah, di mana letak perbedaannya? kalo sistem per-jam, itu artinya freelancer dibayar sesuai dengan total pengerjaan sebuah pekerjaan. Misalkan, ada freelancer graphic designer yang dibayar pake sistem ini, terus dia diminta buat bikin maskot perusahaan. Total dia ngerjain dari awal sampai akhir adalah 6 jam, mulai dari ide sampai siap digunakan. Berarti klien harus bayar senilai 6 jam itu.
Tapi tau dari mana kalo emang freelancer tersebut ngerjain selama 6 jam?
Kalo udah pake sistem ini, berarti freelancer harus ngasih laporan estimasi pengerjaan dan juga laporan perkembangan kepada klien secara rutin. Jadi kan ketahuan tuh sebenarnya 6 jam itu emang beneran produktif gak sih?
Kalo pake sistem per-project?
Nah bagi freelancer yang menggunakan sistem ini biasanya apa yang dia kerjakan itu jumlahnya bisa lebih dari 3 karya tapi masih untuk satu kepentingan. Langsung ke contohnya aja ya, misalkan lagi ada freelancer tour guide, dia diminta buat memandu wisata wisatawan asing ke beberapa tempat wisata lokal, kalo dia pake sistem bayarannya per-project, berarti dia dibayar setelah kegiatan wisatanya bener-bener selesai, jadi bukan setiap kali dia pergi ke satu tempat aja.
Kenapa ini pengaruh ke rate card? karena ini berpengaruh ke harga jasa atau karya seorang freelancer. Kalo misalkan ada pekerjaan yang bisa dikerjakan dalam waktu singkat (maksimal 2 jam), lebih menguntungkan apabila menggunakan sistem per-project, sebaliknya apabila pekerjaan tersebut membutuhkan effort dan waktu lebih, akan lebih menguntungkan dengan sistem per-jam.
Lihat dari jenis project yang diberikan klien
Membahas mengenai rate card sebenarnya gak selalu mengenai standar harga yang jumlahnya sudah pasti, tapi juga ada pembahasan mengenai apa yang menyebabkan rate card yang bisa tidak sesuai dengan standar si freelancer. Jawabannya ada pada faktor benefit lain dari project tersebut yang bersifat non-materiil. Misalkan, project dari klien yang memiliki kredibilitas tinggi dan relasi yang sangat luas, akan tetapi tidak sanggup untuk memenuhi rate card si freelancer.
Apa yang harus dilakukan, tetap ambil project tersebut atau bagaimana?
Apabila si freelancer melihat ada benefit lain yang bisa ditawarkan (selain uang), seperti eksposur, iklan, networking, endorsement, dll, maka besar kemungkinan jika project tersebut tetap diambil walaupun harganya di bawah rate card.
Kemampuan freelancer
Dari mana menentukan tingkat kemampuan freelancer? ada tiga poin utama yang bisa digunakan, yaitu jumlah project yang sudah dikerjakan, klien yang pernah ditangani, dan impact yang ditimbulkan dari karya yang pernah dibuat. Jadi, freelancer harus bisa memvalidasi ketiga hal tersebut dengan tepat, agar mengetahui seberapa layak ia mendapat bayaran di angka tertentu.
Pastinya ada banyak cara untuk menentukan rate card klien, gak cuma empat cara di atas. Tapi, minimal dengan mengetahui harga standar, memahami sistem pembayaran, terus tau kapan harus mempertimbangkan atau melakukan negosiasi pada rate card, dan bisa mengukur kemampuan diri dengan baik, seorang freelancer bisa terhindar dari yang namanya kerugian secara materiil.
Ya namanya juga freelancer, selain jadi orang yang bikin kerjaan, juga orang yang mengatur keuangan, jadwal, marketing, pokoknya semua aspek di dalam bisnis. Makanya harus pinter buat cari cara menyiasati hal-hal kayak rate card ini. Inget, cuan tetep hal utama ya, guys wkwkwk!
*Konten ini merupakan bagian dari materi Chancil Chan, seorang profesional freelancer, di acara Workipedia Class yang diadakan oleh Ziliun pada tanggal 31 Oktober 2020.