#ziliuntrip adalah rangkaian trip independen Ziliun mengikuti konferensi Google I/O, Women Techmakers, kuliah di Stanford University, dan event teknologi lainnya di Amerika Serikat selama Mei-Juni 2015.
Make the world a better place, one person at a time.
Ya, topik ini memang sudah berkali-kali dibahas di Ziliun. Bikin sesuatu yang berguna buat orang lain. Pasti banyak yang ngerasa, kenapa sih dibahas terus, gak capek apa? What I can say is that I know I won’t get tired telling you all this, because it is necessary.
Semua orang bilang, bikin karya yang bermanfaat. Apa sih maksudnya? Kenapa mesti bikin karya yang bermanfaat? Kenapa mesti membuat hal yang berguna untuk orang lain?
The thing is, dunia ini terlalu besar, dan masalah di dunia ini terlalu banyak. Saking banyaknya, bakal terlalu rumit untuk dipecahkan sendirian. Makanya kita ada di dunia ini untuk mengerjakan hal yang kita mampu, di bidang yang kita bisa. Mampu bukan berarti bikin sesuatu seadanya. Bisa bukan berarti mengerjakan hanya yang kita mau. Mampu berarti membuat sesuatu sebaik-baiknya, sekeras-kerasnya, sampai titik penghabisan. Bisa berarti mengerjakan yang kita tahu kita akan punya manfaat lebih di bidang tersebut.
Baca juga: #ziliuntrip: Mendorong Keberagaman
Ada orang yang bisa menulis, dan tulisannya digunakan untuk mendorong isu mendukung kebebasan berpendapat dan persamaan hak, maka mereka menulis. Orang lain bisa strategi dan politik, maka mereka bekerja di pemerintahan sebagai politikus. Ada orang yang jago ilmu pasti, dan ilmunya digunakan untuk membangun, maka mereka menjadi dokter, menjadi insyinyur, membantu orang lain yang membutuhkan.
Di pergelaran Google I/O kemarin, ada satu bagian dalam keynote yang menurut saya perlu menjadi perhatian lebih daripada sekadar unlimited storage atau VR camera, yaitu seorang developer asal Brazil yang mengembangkan aplikasi komunikasi untuk anaknya yang mengalami disabilitas.
Aplikasi tersebut di-feature karena menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan dengan tepat dapat membantu orang banyak. Bayangkan semua developer di seluruh dunia membuat aplikasi yang bermanfaat. All the huge problems in the world might be able to be solved.
Baca juga: I have a (shopping) dream…
Selama di San Francisco, saya beberapa kali naik Uber, taksi pribadi yang dioperasikan menggunakan aplikasi. Beberapa supir yang saya ajak ngobrol bilang, mereka sudah keluar dari pekerjaan mereka sebelumnya dan menjadi supir Uber full time, karena berkat Uber mereka bisa menafkahi keluarga mereka dengan lebih baik. Dibandingkan supir taksi biasa, supir Uber memiliki fleksibilitas karena mereka tidak perlu bekerja setiap hari, hanya jika mereka mau saja. Kalau mereka memang rajin, semakin sering dapat penumpang, semakin banyak dapat penghasilan. Tapi kalau mereka sakit, atau ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan seperti harus mengantar anak sekolah, mereka bisa memilih untuk tidak menyetir Uber. Penghasilan mereka pun jauh lebih baik daripada supir taksi biasa. Semua ini hanya karena sebuah aplikasi dan teknologi yang memudahkan hidup.
Bagaimana dengan kita? Apa yang kita lakukan untuk membantu orang? Apakah yang kita bikin sudah bermanfaat bagi orang lain? Dan apa yang sudah kita buat untuk mendorong perubahan?
Memang betul, pastinya tidak semua hal bisa sempurna dan berhasil seratus persen. Tetapi kalau semua pihak sadar untuk menjalankan peranan mereka masing-masing dengan sepenuh hati, dan berusaha sekeras mungkin, maka Indonesia akan jadi tempat yang lebih baik, dimulai dari kita masing-masing.