#Ziliun17 adalah 17 rangkaian infografik atau data dalam bentuk visual seputar teknologi dan Indonesia. #Ziliun17 dipersembahkan untuk menyambut HUT Republik Indonesia di tanggal 17 Agustus.
Apa sih yang salah dengan Indonesia? Kenapa masih stuck jadi negara berkembang terus tanpa ada gelagat bakal maju? Semua juga tau, sumber daya alam kita melimpah ruah. Sementara sumber daya manusia secara kuantitas juga terbilang wah.
Sumber daya manusia ini yang belum begitu oke dari sisi kualitas. Kalo ada yang pinter atau berprestasi, malah disia-siain aja. Akhirnya, mereka malah merantau ke negara lainnya. Kemungkinan besar karena belum ada fasilitas dan tawaran yang lebih menarik untuk mengembangkan talenta mereka. Terpaksa deh, hijrah ke negara-negara maju.
Para perantau inilah yang disebut sebagai diaspora. Diaspora ini tidak perlu dicap jelek. Mereka tetap bisa kok berkontribusi untuk pembangunan nasional. Bisa dengan agresif memberikan usulan-usulan pada pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri, atau mengangkat nama Indonesia sendiri kalau mereka berprestasi.
Baca juga: Bikin Sesuatu Yang Bermanfaat Buat Orang Lain Bukan Yang Ngeselin
Ada lebih dari enam juta diaspora Indonesia di luar negeri, belum termasuk yang sudah menjadi WNA. Sejatinya, diaspora Indonesia justru lebih banyak lagi. Definisi diaspora Indonesia itu luas sekali. Pertama, orang yang berdarah Indonesia. Kedua, orang yang berbudaya atau berjiwa Indonesia. Memang perlu definisi yang lebih fleksibel tentang diaspora yang mengacu pada aspek kultural, berdarah Indonesia, keturunan Indonesia, dan berbudaya Indonesia.
Untuk menumbuhkan nasionalisme di kalangan para diaspora, Dubes RI untuk AS Dino Patti Jalal menggagas Kongres Diaspora Indonesia di Los Angeles, Amerika Serikat. Diselenggarakan pertama kalinya pada Juli 2012 lalu, kongres pertama ini berhasil menyulut suatu identitas dan kebanggaan baru sebagai “Diaspora Indonesia” dan untuk pertama kalinya lebih dari 2.000 Diaspora Indonesia dari 21 negara bertemu. Harapannya, mereka dapat bersinergi agar sumber daya yang mereka miliki berguna bagi tanah air.
Jumlah diaspora yang sebenarnya memang belum dapat dipastikan Masih banyak orang yang berdarah Indonesia atau berjiwa Indonesia di luar negeri. Meskipun, mereka tidak berpaspor Indonesia. Tapi tetap saja, diaspora ini punya ikatan kok dengan Indonesia. Patut kita ketahui, diaspora Indonesia umumnya berhasil menjadi middle-class professional di negara tempat mereka tinggal. Ini yang membuat mereka cukup sulit dilacak. Sekaligus terkesan biasa-biasa saja.
Baca juga: Perempuan Berprestasi di Teknologi itu Bukan Cuma Mitos
Tapi ternyata, ada juga diaspora Indonesia yang sudah memiliki nama pada kancah internasional. Padahal usia mereka masih terbilang muda. Berikut 17 diaspora muda Indonesia dengan prestasi membanggakan:
1. John Heitinga
Penggemar sepak bola Eropa pasti kenal betul sama pemain berusia 30 tahun ini. Tinggal dan berkewarganegaraan Belanda, John Heitinga sempat terpilih sebagai Dutch Footballer of The Year tahun 2008 lalu.
2. Batara Eto
Seorang pengusaha berusia 35 tahun pada industri teknologi di Jepang. Pria bernama asli Batara Kesuma ini adalah co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) dari situs jejaring sosial Jepang bernama Mixi.
3. Jelle Klaasen
Pemain dart atau panah yang tinggal di Belanda ini ternyata juga setengah Indonesia. Hebatnya, ia masih tercatat sebagai pemain termuda yang pernah menjuarai World Darts Championship.
4. March Tian Boedihardjo
Dunia sempat geger ketika ada anak berusia sudah bisa berkuliah di Hong Kong. Anak ajaib itu ternyata adalah March Tian Boedihardjo yang masih keturunan Indonesia. Kini, March sudah berusia 16 tahun, dan fokus menjadi matematikawan di Texas, Amerika Serikat.
5. Tex Saverio
Desainer fashion yang mengibarkan Indonesia di mata dunia. Wajar, pria yang kini berusia 30 tahun dinobatkan sebagai desainer fashion muda paling bertalenta oleh Amica Indonesia Awards.
6. Tania Gunadi
Aktris Hollywood berusia 31 tahun ini sebenarnya adalah orang Sunda. Ia membintangi serial televisi “Transformers Prime” yang meraih empat Emmy Awards dari tahun 2011 hingga 2013.
7. Michelle Wibowo
Namanya sempat mencuat setelah membuat wedding cake pada royal wedding antara Pangeran William dan Kate Middleton. Perempuan 35 tahun ini pun meraih dua medali emas untuk olimpiade kuliner pada tahun 2008 dan 2012.
8. Ranomi Kromowidjojo
Perenang berusia belia, tepatnya 23 tahun, ini punya sederet prestasi. Sudah merasakan tiga kali menjadi juara pada ajang olimpiade bersama tim Belanda. Serta memegang rekor dunia pada dua kategori renang freestyle.
9. Jessica Hilda Mauboy
Penyanyi dan aktris yang cukup terkenal di Australia ini memiliki ayah dari Nusa Tenggara Timur. Karirnya pun bersinar dengan menggondol 31 penghargaan dari berbagai ajang di Australia, meski usianya baru 25 tahun.
10. Björn Phau
Kini berusia 34 tahun, pemain tenis ini pernah menduduki peringkat 59 pemain tenis terbaik dunia. Warga negara Jerman yang ayahnya orang Indonesia ini dikenal dengan gaya permainan gesit.
11. Daniel Adams-Ray
Penyanyi berusia 30 tahun ini juga berdarah Indonesia. Warga negara Swedia ini dinobatkan sebagai rapper terbaik di negaranya pada tahun 2005.
12. Vindy Lee
Chef dan model yang terkenal seksi, sekaligus penulis buku masak berjudul Sexy Food. Wanita berusia 33 tahun ini pernah merantau ke Amerika Serikat.
13. Nick Lindahl
Satu lagi pemain tenis profesional yang juga terhubung dengan Indonesia. Pria yang tinggal di Australia ini sudah tiga kali menjuarai Futures Tennis Tournament.
14. Anan Anwar
Penyanyi dan aktor yang cukup populer di Thailand. Pria berusia 27 tahun ini sudah memiliki dua album, tampil di berbagai acara televisi, dan sebuah film pada negara tempat ia menetap saat ini.
15. Sara Groen
Wanita yang kini berumur 33 tahun ini adalah presenter televisi untuk berbagai program dari Seven Network Australia.
16. Radja Nainggolan
Gelandang yang melanglang buana dengan bermain Serie A. Masih berusia 26 tahun, Radja Nainggolan membela timnas Belgia.
17. Lulu Antariksa
Remaja 18 tahun yang membintangi 12 acara televisi. Lulu muncul sebagai aktris televisi di Amerika Serikat pada usia muda.
Baca juga: Startup Butuh Mentor, Bukan Investor
Mereka berkarya dan berprestasi di bidangnya masing-masing, emang ngga lepas dari lingkungan dan dukungan di sekitar mereka. Tapi ngga benar bahwa kita ngga bisa seperti mereka yang tinggal di luar juga. Dengan teknologi, kita bisa memanfaatkan informasi dan saling terhubung, sehingga apapun pekerjaan dan karya yang kita buat bisa berguna. Ngga cuma buat orang di sekitar kita, tapi juga buat seluruh dunia.
Yang penting, mindset nya harus berubah. Jangan lagi berpikir lokal, tapi global. Jangan puas dengan usaha sedikit, tapi mesti pol-polan. Kamu juga bisa jadi panutan yang mampu berkiprah sampai mendunia. Bukan cuma para diaspora ini yang jadi bukti kalau orang Indonesia pun bisa.