Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Sketsaku: Dari Sekadar Komersialisasi Hingga Saling Menginspirasi

PutribyPutri
11/03/2015
in Story
0
Sketsaku: Dari Sekadar Komersialisasi Hingga Saling Menginspirasi
Share on FacebookShare on Twitter

“Menggambar, lah! Sebelum menggambar itu dilarang!”

Sebuah seruan yang tepat mewakili fenomena yang ada sekarang. Sebelum terjadi pergeseran kondisi sosial, lebih baik berkarya, karena kita tidak pernah tahu apakah periode ke depannya, bangsa ini masih memiliki tempat bebas untuk berkreasi atau tidak. Mungkin sebelum periode kegelapan itu datang kembali, lebih baik memanfaatkan kesempatan untuk berkarya.

Selama periode emas kebebasan masih ada, maka gak heran kalau di mana pun kita berada banyak banget karya seni dalam bentuk yang beraneka ragam. Dengan jumlah tulisan, lukisan, gambar yang ga terhitung di berbagai tempat, kita jadi berpikir, siapakah mereka, otak kreatif yang membuat, dan pesan seperti apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan?

Jika menoleh pada proses pembuatan karya seni jenis apapun (lukisan, patung, gambar, musik, pertunjukan, dan lain sebagainya) pasti melewati suatu proses yang dikenal dengan sketching. Istilahnya kita bikin polanya terlebih dahulu sebelum diaplikasiin ke media yang mau kita gunakan. Nah, proses inilah yang menjadi inspirasi dan latar belakang sebuah komunitas untuk berdiri, yakni bernama Sketsaku.

Baca juga: Siapa Bilang Seniman Ga Bisa Bikin Perubahan

RelatedPosts

Halosis 2.0 Bikin Usaha Kecil Jadi Lebih Maju Lewat Artificial Intelligence.

7 Strategi Marketing Online yang Dibutuhkan Entrepreneur

Image credit: facebook.com/sketsakucom

Sketsaku sendiri adalah wadah—atau bahasa kerennya sekarang komunitas—bagi para pecinta gambar, untuk berbagi, belajar, dan saling menginspirasi satu sama lainnya. Awalnya komunitas ini berdiri dari online shop yang menjual potret realist. Namun, karena seringnya intensitas berkumpul dan berbagi ilmu serta pengalaman, mereka mengubah konsep Sketsaku menjadi komunitas dan portal online gambar yang fokus dalam menginspirasi anak-anak muda dan lingkungan sekitar untuk bisa mengekspresikan dirinya melalui karya.

Menariknya pendirian dari komunitas ini, terletak pada makna filosofi yang pendiri Sketsaku–Septian Fajrianto atau akrab dipanggil Tian–ambil dari kata “sketsa”, yaitu sebagai ‘awal’ dari gerakan baru, agar bisa berekspresi melalui karya, dan bisa melahirkan seniman-seniman muda berbakat di Indonesia. Kita tahu bahwa pohon tidak akan rindang sebelum kita menanam tunasnya, begitu juga dengan sebuah pergerakan atau perubahan tak akan dimulai jika tidak dimulai dengan benihnya. Filosofi ini menempatkan Sketsa sebagai komunitas yang mendorong benih-benih visual artist untuk tumbuh.

Baca juga: #ziliun17: Top Ilustrator Indonesia

Image credit: facebook.com/sketsakucom

Untuk itu, kegiatan yang biasa dilakukan oleh Sketsaku selain kumpul-kumpul, adalah juga menyajikan karya dari teman-teman seniman melalui akun Twitter @sketsa_ku. Mereka juga rutin mengadakan offline event #GambarBareng di beberapa kota, serta ekshibisi Suryakanta di Kemang Art and Coffee Festival tahun lalu. Komunitas Sketasaku memfasilitasi beberapa artikel tentang tips, tutorial, referensi, event, dan biografi melalui situs mereka di sketsaku.com. Semuanya konsisten di bawah purpose untuk menyediakan wadah inspirasi dan ekspresi bagi para penggiat visual.

Ella Wheeler Wilcox–seorang penulis Amerika–pernah bilang, “with every deed you are sowing a seed, though the harvest you may not see”. Simpelnya, mau sebesar apapun gerakannya, kalau visinya ga jelas, ga akan memanen apa-apa. So, tepat banget kalau komunitas Sketsaku ini berdiri karena tujuan mereka gak sekadar jualan, tapi ingin menginspirasi yang lainnya untuk berkarya.

Baca juga: Industri Ilustrasi Dalam Negeri, Riwayatmu Kini

Header image credit: nos.twnsnd.co/

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Articleskomunitasprofilesenimansketsakuvisual artist
Previous Post

Alasan Daphne Koller Membuat Coursera

Next Post

Be So Good They Can’t Ignore You

Next Post
Be So Good They Can’t Ignore You

Be So Good They Can’t Ignore You

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d