Selama ini, media dan berbagai acara hobi banget sharing tentang “kisah sukses” para founder atauentrepreneur: apa yang bikin mereka berhasil. Nyatanya, yang sukses itu sedikit banget dibandingin sama yang gagal. Jarang yang benar-benar tahu gimana cerita kegagalan mereka. Inilah yang melatarbelakangi rangkaian talkshow Startup #MoveOn.
Setelah melihat potensi lain di pasar produk kecantikan, Sagad dan Danny pun memutuskan untuk pivot (berubah haluan) dari Sixreps.com menuju Beautiplan.com, lagi-lagi sebuah jejaring sosial, tapi kali ini untuk make-up artist. Tim Beautiplan semakin komplit setelah Zivanna Letisha, Puteri Indonesia 2008, ikut bergabung.
Sayangnya, para penggerak Beautiplan saat itu juga punya pekerjaan lain di luar Beautiplan, atau dengan kata lain, semuanya cuma part-time. Lagi-lagi, Sagad mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukannya di FUPEI: tidak fokus. Kesalahan yang berulang ini, diakui Sagad, terjadi juga akibat kebiasaan “kerja sendiri”.
“Awalnya gak punya mentor, jadi mesti cari-cari sendiri. Jadi lama karena usaha sendiri.”
Baca juga: Bisnis Modal Ngutang, Ngga Jaman!
Sagad yang sepertinya gak pernah bosen gagal berbisnis di ranah teknologi ini ternyata pernah mencoba jadi pekerja kantoran selama tiga bulan. Ujung-ujungnya, dia gak betah karena dari dulu gak pernah melihat dirinya jadi pekerja kantoran. Apalagi, kedua orangtua Sagad bukan tipikal pekerja 9 to 5.
“Waktu kerja kantoran, tiap hari gue cuma nunggu jam pulang aja. Memang ada yang dikerjain, tapi gak bisa sesuai kemauan kita.”
Startup yang digawangi Sagad saat ini, 8villages, terbilang cukup unik dibandingkan berbagai social network sebelumnya yang lebih menyasar masyarakat urban. 8villages adalah sebuah mobile platform untuk menghubungkan para petani di Indonesia. Melalui 8villages, petani dapat mendapatkan informasi seputar pertanian seperti harga produk pertanian, ramalan cuaca, dan tips-tips pertanian, via SMS. Jadi, bisa dibilang, 8villages punya purpose dan impact yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah.
Baca juga: Supaya Berhasil, Slow Down and Chill!
Satu pelajaran berharga yang kemudian diimplementasikan Sagad di social network-nya yang sekarang: put your 100%. Di 8villages, Sagad merasa lebih fokus.
“Kita itu gagal karena punya plan B. Coba tanamkan mindset kalau ‘There is no plan B’. Jadi kalau susah, bagaimanapun akan diupayakan berhasil, karena gak ada pilihan lain.”
Selain all or nothing mindset ini, di acara Startup #MoveOn Sagad juga berpesan kalau founder pemula harus punya mindset bahwa investasi adalah hutang.
“Memang ada investasi yang gak perlu dibalikin uangnya, tapi tetap tanamkan mindset kalau investasi adalah hutang, jadi uangnya gak dihabisin sembarangan,” tutur Sagad.
Baca juga: Ngobrol, Cara Tergampang Dapetin Ide
Comments 2