Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

“Naik Kelas” di Kehidupan Nyata

PutribyPutri
06/05/2015
in Opinion
0
“Naik Kelas” di Kehidupan Nyata
Share on FacebookShare on Twitter

“It’s scary to say goodbye to the structure and systems and prizes that keep us afloat…” – Elle Luna.

Lo sekolah di SD dari kelas 1-6, lalu di SMP dari kelas 1-3, dan lanjut SMA kelas 1-3. Semua jenjangnya jelas, udah diatur sama sistem. Lo cuma perlu mikirin gimana caranya naik kelas setiap tahun.

Habis sekolah, ya standarlah pada cari kerja. Di pekerjaan, hidup lo lebih terstruktur: dateng jam 9, pulang jam 5. Ada career path. Habis jadi asisten manajer, bakal jadi manajer. Dari posisi junior, jadi senior. Sama aja kayak sekolah, lo bakal “naik kelas” asal rajin belajar dan kerja keras.

Nah, gimana dengan orang-orang yang kerja di startup atau jadi entrepreneur, di mana gak ada “kelas” atau track yang jelas? Ga ada struktur, ga ada jenjang. Dulu lo bisa feel good about yourself dengan pencapaian-pencapaian seperti dapet ranking bagus, naik kelas, dan sebagainya. Sekarang, tanpa struktur, rentan banget buat lo ngerasa pekerjaan lo gak meaningful.

Baca juga: Geng Pinter VS Geng Gaul

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Pendidikan kita memanjakan kita dengan reward-reward yang sifatnya jangka pendek, ya “kelas-kelas” itu. Padahal, kalau memulai sesuatu dari nol, yang punya visi besar, gak akan ada jenjang atau struktur yang menuntun lo. Di sekolah, udah naik ke kelas 5, ya gak akan turun ke kelas 4 lagi. Di startup, bisa aja udah dapet investasi ratusan juta, atau punya jutaan pelanggan/user, tiba-tiba bangkrut.

Kelas-kelas di kehidupan nyata itu terbuka untuk interpretasi kita masing-masing. Dan cuma kita yang bisa bikin diri kita naik kelas. Gak ada temen yang bisa ngasih contekan, gak ada guru yang bisa ngelulusin. Definisi “naik kelas” lo pun will show who you truly are. Kalo cuma naik jabatan dari asisten jadi manajer sih, itu cuma titel doang. Kalo bisa bikin manfaat yang lebih besar untuk masyarakat, itu baru naik kelas yang jempolan.

Baca juga: Tough Love, Jawaban Atas Semua Pencapaian Luar Biasa

Header image credit: nos.twnsnd.co

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Articleseducationpendidikanpola pikir
Previous Post

Di Keluarga, Berharaplah Sering Dimarahin!

Next Post

Education is not the same as schooling

Next Post
Education is not the same as schooling

Education is not the same as schooling

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d