If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together.
Mengapa harus berkomunitas?
Mungkin pertanyaan yang bagi sebagian orang jawabannya adalah: “Ya, iyalah harus!” tanpa bisa menjelaskan kenapa. Sebagian orang akan menjawab dengan jawaban normatif semacam “Untuk memperluas koneksi” atau “Manusia kan ga bisa hidup sendiri” atau “Supaya ada kegiatan positif”.
Di samping dua jenis manusia di atas, gue yakin ada orang-orang yang masih tidak mengerti mengapa harus berkomunitas.
Baca juga: #ziliun17: Komunitas Online di Indonesia
“Gue lebih seneng belajar/kerja sendiri.”
“Emang perlu masuk komunitas banget buat cari temen?”
Ya, kalau dipikir-pikir, buat apa juga, ya? Kalau punya hobi, kenapa harus gabung bersama orang-orang dengan hobi yang sama? Kalau gue suka fotografi, kenapa mesti ikut klub fotografi? Kalau suka nulis, kenapa gak merenung aja bikin tulisan sendiri?
Untuk menjawab kebingungan ini, coba sama-sama kita telusuri lagi esensi dari komunitas.
Komunitas biasanya adalah sekelompok orang yang punya minat sama. Kuncinya: minat yang sama.
Baca juga: Komunitas Jendela: Majukan Pendidikan Dengan Budaya Membaca
Saat ini, definisi dari komunitas kerap kali direduksi menjadi “klub” atau kelompok yang punya identitas jelas sebagai suatu kesatuan. Padahal, kalau dilihat dari esensinya di atas, bisa aja komunitas itu cuma sekadar suatu “geng”.
Dulu, di tahun 1920an, sekelompok penulis Amerika hijrah ke Paris untuk menikmati kesenian di sana. Dari hijrah inilah lahir karya-karya besar dari penulis besar seperti Ernest Hemingway dan F. Scott Fitzgerald. Banyak kafe-kafe di Paris yang sampai sekarang dikunjungi wisatawan karena dikenang sebagai kafe tempat nongkrongnya penulis-penulis ini dulu.
Kalau dipikir-pikir, gak mungkin para penulis ini nongkrong tanpa saling menginspirasi satu sama lain. Mereka memang gak secara resmi menyebut diri mereka “Komunitas Penulis Amerika di Paris”. Tapi, mereka jelas-jelas adalah sekelompok orang yang punya minat yang sama. Dan dari interaksi mereka tersebut, mereka bisa menciptakan karya-karya besar.
Tanya gue lagi, mengapa harus berkomunitas? Gue akan jawab, untuk bisa menginspirasi satu sama lain.
Gak ada yang bilang kalau lo berada di suatu komunitas, maka lo harus melakukan segala aktivitas yang berhubungan dengan minat lo bersama-sama.
Komunitas ada, simply untuk menjadi tempat berinteraksi, supaya saat kita berkarya, gak cuma stuck disitu-situ aja. Kalau dari situ bisa menciptakan dampak, ya lebih bagus lagi.
Jadi, yang masih mikir komunitas cuma jadi ajang mencari teman atau jodoh, mungkin purpose lo dalam berkarya mesti diperbaiki.
Baca juga: Arek Suroboyo Bahu Membahu Membangun Kota Dengan Komunitas
Header image credit: http://nos.twnsnd.co/