Action expresses priorities. Mungkin ada yang udah pernah denger pernyataan itu, dan ada yang belum. Intinya, kalau kita mau tahu sebenarnya prioritas diri kita sendiri selama ini kayak apa, gampang. Tinggal lihat aja apa yang kita lakukan sehari-hari.
Ziliun pernah mengeluarkan artikel yang ngebahas bahwa sibuk itu cuma mitos. Ya, sama kayak di atas, aksi itu menunjukkan prioritas. Jadi, kalau punya suatu keinginan buat berkarya, tapi dari kapan tahun gak dilaku-lakuin, berarti itu simply bukan prioritas kita.
Seperti kutipan puisi Charles Bukowski di atas. Kalau memang seseorang mau berkarya–apapun bentuknya dari menulis, bikin karya seni, bikin bisnis atau proyek yang punya dampak–dia akan berkarya mau dia sibuk sama full-time job atau sama keluarga.
Baca juga: Jangan Lagi Jadikan Usia Sebagai Excuse
Masalahnya, sekarang banyak banget anak muda yang suka cari excuse. Bikin bisnis? Duh masih sibuk kuliah nih. Mau pursue passion di bidang lain? Duh masih ada kerjaan yang lebih penting.
Ujung-ujungnya? Sampai kapan tahun itu hal juga gak dikerjain. Yang katanya mau coba lebih aktif kegiatan sosial, atau do something yang lebih meaningful, cuma jadi wacana. Kita semua tenggelam dalam rutinitas yang gak ada habisnya.
Gini aja deh, banyak penulis di Indonesia yang bisa produktif menghasilkan novel sambil menjalani full-time job. Banyak ibu rumah tangga yang nyambi bisnis online. Banyak mahasiswa yang aktif komunitas atau gerakan sosial.
Kayak kutipan-kutipan galau aja: “Nobody is ever too busy. If they care, they will make time”. Ini ga berlaku cuma di cinta-cintaan doang, tapi di semua aspek di hidup kita.
Jadi, kalau memang lo itu anak muda yang mau berkarya, buktiin! Udah 2015, masih aja cari excuse untuk berkarya?
Baca juga: Hacking Your Productivity
Header image credit: skitterphoto.com