“As always in a musical collaboration: One has to like each other. As simple as that.” —Klaus Schulze
Saya adalah orang yang sangat percaya dengan kolaborasi. Tidak ada satu hal pun yang saya lakukan sendiri tanpa melibatkan pihak lain. Saya percaya kolaborasi adalah akar dari inovasi.
Kolaborasi yang kuat akan terbangun dari perbedaan. Dua mahasiswa IT dari universitas ternama tidak akan menghasilkan karya yang lebih inovatif dibandingkan gabungan dari mahasiswa psikologi, teknik kimia dan desain produk.
Sebuah proyek kolaborasi biasa terdiri dari berbagai stakeholder yang berasal dari background yang berbeda, namun didasari oleh tujuan yang sama. Start Surabaya adalah proyek kolaborasi antara Kibar (perusahaan saya yang keren!), Enciety (konsultan manajemen), Suara Surabaya (media), dan Intiland (pengembang properti) serta didukung oleh Pemkot Surabaya, yang bertujuan menyiapkan wadah bagi anak muda Surabaya yang mau berkarya kreatif berbasis teknologi.
Baca juga: Cari Partner dengan Skill Berbeda, Tapi Punya Visi yang Sama
Popcon Asia adalah mega proyek kolaborasi yang melibatkan Revata (exhibition organizer), Kreavi (jejaring pekerja kreatif), Layaria (jejaring online video maker), Plastic Culture (custom toys), Pionicon (intellectual property management), Fabula (creative artist management) hingga lagi-lagi Kibar yang keren itu. Hasilnya tidak tanggung-tanggung, dalam 3 hari 25.000 orang berkunjung ke lebih dari 100 booth pameran di Popcon Asia 2014.
Satu hal yang ingin saya garis bawahi mengenai kolaborasi adalah keberpihakan. Saya berpihak kepada teman-teman dalam proyek kolaborasi. Saya selalu percaya dengan membangun sebuah hubungan yang tidak sekedar transaksional. A relationship.
Baca juga: Senioritas Antar Komunitas, Mau Sampai Kapan?
Keberpihakan diawali dengan mengambil sebuah keputusan untuk memilih. Keberpihakan menentukan kita akan di salah satu sisi, bukan di semua sisi. Di salah satu pihak, bukan semua pihak. Pada saat ada satu pihak yang kita pilih, ada pihak lain yang kita tidak pilih.
Saya tidak percaya dengan yang namanya “netral”, apalagi “independen”. Saya muak dengan orang yang berusaha menyenangkan semua orang. Saya jijik dengan manusia tidak berani mengambil sikap tegas dengan hal yang tidak dia sukai. Saya merasa hina berada di dekat pribadi yang tidak mau berpihak.
Saya menghargai keberpihakan. Saya menyenangi kolaborasi dengan partner yang mau memilih untuk berpihak. Memilih untuk menjadi bersama mencapai sebuah tujuan bersama.
Pada akhirnya kolaborasi terlalu sederhana jika hanya diartikan sekadar sebuah kerjasama. Kolaborasi adalah tentang sebuah kebersamaan. Dan kebersamaan biasanya didasari oleh kenyamanan, bukan hanya keinginan untuk bersama.
Baca juga: Naik Kelas dengan Kolaborasi Antar Komunitas
Header image credit: s3.amazonaws.com
Comments 1