Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Kalau Belajar Cuma untuk Gelar, Balik Deh ke Abad 20!

PutribyPutri
25/05/2015
in Opinion
0
Kalau Belajar Cuma untuk Gelar, Balik Deh ke Abad 20!
Share on FacebookShare on Twitter

“Education is mass education, for the masses, not individual.” – James Canton

Okay pertama, sebelum membaca artikel ini coba tanya ke diri sendiri apa tujuan lo menempuh pendidikan?

Kalau tujuannya masih pengen biar bisa kerja di perusahaan gede atau yang penting dapet gelar sarjana, sebaiknya lo pergi ke abad 20. Bukan bermaksud mengatakan tujuan seperti itu jelek, tapi alesan kayak gitu udah terlalu classic banget di abad 21 ini.

Gimana nggak, pasar bebas udah di depan mata. Faktor produksi ala revolusi industri (Land, Labour, Money) udah move on ke hal-hal yang gak hanya terbatas di modal, yaitu kreatifitas dan inovasi. Mungkin salah pendidikan kita juga yang masih memberdayakan kita layaknya barang pabrik yang secara ga langsung ngebentuk pola framework kerja ya kerja, bukan berdaya dan berkontribusi.

Baca juga: 3 Reasons Online Class Works So Well

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Image credit: synergiseducation.com

Padahal akselerasi dunia kerja kita udah bertransformasi super cepat. Pekerjaan yang tadinya gak ada aja sekarang jadi mungkin ada karena adanya kreatifitas, contohnya kayak buzzer di Twitter. Akhirnya karena kurangnya kreatifitas itu, orang-orang cuma terpaku pada kesempatan kerja yang sudah ada. Apalagi tahun 2020 katanya akan terjadi bonus demografi di Indonesia, kalau nggak diiringi dengan pendidikan yang sesuai dibutuhkan, jangan salahkan persaingan dunia kerja akan semakin ketat karena gap besar antara supply dan demand tenaga kerja akan muncul.

Pertanyaanya, apakah pendidikan kita ngejamin masalah masa depan di atas?

Jawabanya enggak. Karena sekarang aja kita masih terkekang oleh standarisasi pendidikan. Yang gak mampu melampaui standar dicap bego dan gak bisa mendapat pekerjaan bagus. Padahal belum tentu orang itu berkontribusi memecahkan masalah di masa depan. Perusahaan-perusahaan maju, seperti Google misalnya, selalu melatih dan mendidik ulang seluruh calon karyawannya karena adanya gap itu.

Baca juga: Q&A: Pepita Gunawan, Merombak Cara Pandang Terhadap Teknologi Pendidikan

Solusinya? Butuh banyak stakeholder untuk bisa meretas masalah ini. Seperti universitas yang gak melulu ngajarin hal-hal berbau akademik tapi juga school of life, pemerintah yang membuat atau setidaknya mendukung ekosistem pendidikan berbasis praktik langsung, perusahaan yang menerapkan inovasi yang bisa disruptive untuk sistem pendidikan, dan sebagainya.

Yang bisa dilakukan oleh anak muda kayak kita (ceilah…) adalah meredefinisikan ulang esensi pendidikan–yang gak menuntut nilai tertulis–tapi membebaskan pikiran untuk kritis dan berkarya. Kalau pendidikan yang lo tempuh masih membentuk karakter abad 20-an, coba sesekali cari alternatif pendidikan yang bisa membuka aktualisasi diri lo, seperti beberapa website yang reinventing education yang sempat kita tulis beberapa waktu lalu, atau di Indonesia misalnya Akademi Berbagi. Gimana kita mau maju, tapi transformasi pendidikan kita aja masih kuno, ya gak?

Baca juga: Ayo Dong Sadar, Ini Lho Cara Mendidik yang Bener Zaman Sekarang!

Header image credit: blogs.msdn.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Articleseducationpendidikanpola pikir
Previous Post

Q&A: Pepeng dan Klinik Kopi, Memberdayakan Petani Kopi dengan Edukasi

Next Post

Kata Co-Founder Traveloka: Technology Destroys Jobs!

Next Post
Kata Co-Founder Traveloka: Technology Destroys Jobs!

Kata Co-Founder Traveloka: Technology Destroys Jobs!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d