“I’ve spent so many years commuting, I kind of prefer a home office.” – Hillary Clinton
Gak cuma di kota metropolitan kayak Jakarta deh, kota-kota besar di Indonesia juga sekarang makin macet. Kayaknya sih gara-gara ekonomi makin membaik dan makin banyak orang-orang yang pake kendaraan bermotor, since, you know, transportasi umum kita busuknya minta ampun.
Di Jakarta sendiri, satu jam aja dari kantor/kampus ke rumah udah termasuk cepet. Biasanya orang menghabiskan 1,5 – 2 jam untuk commuting tiap harinya. Gimana gak stress? Padahal, salah satu cara biar hidup lebih bahagia adalah commute closer to work (baca di manaaa gitu…).
Ngomong-ngomong tentang masa depan, bakal selamanya nih keadaan kota-kota di negara kita kayak gini? Yuk kita lihat beberapa solusi, dari yang sophisticated sampai yang cliche, yang katanya negara-negara maju sih, bakal jadi the future of commuting:
1. Self-driving car
Image credit: theoatmeal.org
Solusi ini udah pernah kita bahas sedikit waktu kita ngomongin Masdar City. Ya, dengan pemanfaatan big data yang nantinya bakal mewujudkan smart city, self-driving car bakal beneran ada. Gak perlu nyetir, tinggal duduk doang, mainan smartphone sambil ngopi like a boss.
Ya tapi kalau self-driving car banyak berkeliaran di jalan, bukannya tetap macet dan bikin lama sampai tujuan ya? Hmm.. coba kita lihat solusi selanjutnya.
2. Sharing economy
Seperti yang sempet kita bahas juga, startup yang ada sekarang–terutama dalam bentuk aplikasi–bisa ngebantu ngurangin kemacetan di jalan. Uber sama GO-Jek, atau komunitas online kayak Nebengers yang mempermudah orang untuk saling nebeng, menggunakan konsep sharing economy. Tapi, selama regulasi tentang inovasi ini belum mantep dan masih banyak konflik dimana-mana, gak bakal maksimal sih efeknya.
3. Work from home policy
Ini juga menarik nih. Katanya, dengan adanya Internet, makin banyak perusahaan dengan kebijakan yang mengizinkan karyawan kerja dari rumah. Selain itu, internet juga bikin lebih banyak orang memutuskan jadi freelancer, yang berarti akan ada lebih sedikit orang di jalan. But, will it really be that significant? Masih belum yakin sih…
4. Bike to work?
Ini solusi yang kayaknya cuma eksklusif ke either 1) anak-anak hipster yang sepedanya mahal, or 2) para environmentalist yang idealis dan rela dateng ke kampus/kantor bermandi keringat.
5. Harga BBM…
Hilangkan subsidi BBM, naikin harganya, terus macet bakal berkurang…. That’s the dream! Setahu kita sih Jakarta cuma pernah gak macet waktu Lebaran.
Jadi, mau gak mau…
6. Perbaiki Transportasi Umum
Gak ada solusi lain dalam jangka pendek untuk ngurangin kemacetan selain memperbaiki transportasi umum. Malah mungkin perlu dirombak, gak cuma diperbaiki. The future of commuting mungkin bergantung pada mobil yang bisa nyetir sendiri, Uber dan kawan-kawan, serta bertambahnya jumlah digital nomad…untuk negara maju. But our country is still far from that.
Makanya jangan ngarep muluk-muluk dulu. Mending nge-push pembangunan monorail sama MRT, yuk!
Header image credit: circleup.com