Setiap fresh graduate yang baru cari-cari pekerjaan pastinya ingin dapet pekerjaan yang memenuhi salah satu dari dua kriteria ini: sesuai passion dan gaji tinggi. Kriteria gaji pastinya perlu pertimbangan panjang. Setiap orang pastinya pengen punya gaji tinggi, namun orang sering kali lupa kalau jumlah gaji tersebut sebanding dengan tanggung jawab dari pekerjaannya. Semakin tinggi gajinya, maka semakin besar pula tanggung jawab yang dipikul.
Banyak banget sekarang orang maunya kerja gabut, jabatannya kece, di kantor asal absen doang terus sisanya nongkrong, tapi gajinya unlimited.
Duh, kalau lo mau kayak gitu pergi ke dukun aja sana, bro.
Padahal perusahaan itu ngasih gaji sesuai kontribusi lo ke mereka. Kalau kontribusi lo kepada mereka udah oke, mereka gak akan segan juga naikin gaji dan jabatan buat lo, dengan harapan bahwa kontribusi yang lo berikan semakin maksimal. Which is good for them. Perusahaan punya ekspektasi tinggi buat lo dan lo sebagai yang diberikan ekspektasi punya tanggung jawab penuh mengemban amanah itu. Perusahaan ngasih gaji tinggi sama aja kayak mereka menanam investasi. Kalau ternyata investasi mereka gagal dengan kinerja lo yang gabut, coba lo bayangin posisi lo sebagai pemimpin perusahaan itu deh. Apa nggak kayak beli kucing dalam karung?
Apalagi yang belum belum udah ngebatasin diri: pokoknya job desc gue begini, jangan kasih gue kerjaan di luar job desc! Yahelah, kalau masih muda mah, justru harusnya seneng dapat tanggung jawab banyak, karena artinya bisa belajar banyak, mengasah skill lebih baik, sekaligus ngebagusin CV. Menurut lo, kalau lo ngelamar kerjaan di luar sana, dan CV lo isinya segambreng, skill lo macem-macem, kemungkinan perusahaan akan ngehire lo bakal lebih besar juga kan?
Baca juga: Working at Startup: Are You In for the Money or for the Values?
Sama aja anggapannya kayak startup yang diberi investasi. Si investor punya harapan modal investasi tersebut akan untung dan balik lebih besar daripada yang ditanam. Iya, kalau startup itu punya tujuan bukan cuma buat di-invest. Kalau startup-nya cuma punya modal mental tukang gulali dan pamer-pameran (yang penting gue punya startup!) gimana?
Tahu diri lah, itu duit orang. Lo bukan bocah lagi yang dikasih duit langsung dijajanin abis. Lo punya kewajiban buat ngebalikin duit itu, syukur-syukur kalo itupun surplus. Kalau mengemban amanah itu lo ga bisa, gimana orang lain mau percaya lagi sama lo? Kemana pun lo pergi, orang bakal sulit mempercayai lo lagi untuk kerja sama. Come on!
Baca juga: Pilih Kapal Pesiar, Sekoci, atau Speedboat?
Sekarang apa lo masih inget dengan peribahasa “Semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya”? Ya kalau dikaitkan sama kasus ini sama artinya dengan semakin tinggi gaji lo, semakin tinggi jabatan lo, semakin berat pula tanggung jawab yang lo punya. Perusahaan gaji lo sekian itu ada ekspektasi kinerja yang dihasilkan seperti apa, keuntungan yang dibawa ke perusahaan sebanyak apa. Ngapain juga perusahaan nge-hire orang yang ga contribute apa-apa ke perusahaannya. Buang-buang uang buat para penerima gaji buta, gitu?
Apa memang anak muda zaman sekarang belum berpikir dewasa, ya? Maunya serba instan, hilang tanggung jawab dan belum tahu diri. Jangan cuma mau gaji tinggi dan gak mau kerja dan ngurus banyak hal. Ingat lagi, gaji tinggi itu kompensasi atas tanggung jawab besar yang perusahaan tanggung ke lo. Kalau lo belum bisa ningkatin etos kerja lo sekarang, berarti lo belum siap bermental gaji tinggi.
Baca juga: Why Passion is Overrated
Header image credit: parade.com