“Exposure from a young age to the realities of the world is a super-big thing” – Bill Gates.
Gue jadi teringat di suatu siang ada segerombolan geng bareng-bareng sedang berusaha mencoba mendaftar yang bisa membawanya ke luar negeri. Salah satu dari mereka ada yang mendaftar Model United Nations (MUN), ada yang pertukaran pelajar internasional, ada pula yang kongres internasional. Motivasi esai keikutsertaannya berbeda-beda, mulai dari pengen merasakan atmosfer bergaul dengan orang-orang bule sampe pengen mejeng di CV aja (biar kelihatan keren gitu, ada bau-bau internasionalnya udah sering melalang buana ala ala Dubes). Intinya sama, pengen dapet international exposure.
Baca juga: Memilih Berkarya
Menurut gue ke luar negeri itu emang penting, selain karena lo bisa nimba ilmu lebih banyak dari yang bisa lo dapet di dalam negeri, lo juga bisa menghargai perbedaan dan mematangkan diri menghadapi era serba liberarisasi. Tapi pertanyaannya setelah lo pergi mencari pengalaman di luar negeri hal apa yang akan pertama kali lo lakukan setelah balik?
Baca juga: Rethinking Education
Well… ironinya motivasi international exposure seekers ga menjawab pertanyaan tadi. Ujung-ujungnya malah berlomba mencari ajang internasional yang paling bergensi (dan sekalian jalan-jalan?). Pertukaran pelajar ya cuma tukeran posisi wilayah bukan berbagi manfaat. Kongres internasional ya cuma sekedar kongres, nggak menambah nilai kongres itu pada implementasi kebijakan yang sudah disepakati.
Bukannya gue skeptis sama mereka–international exposure seekers–tapi apa saat ini indonesia sedang benar-benar butuh pemuda yang memiliki international exposure untuk membangun bangsa? Jelas banget enggak. Mereka pergi ke luar nenteng-nenteng nama Indonesia tapi ketika balik ga bisa mencerna pengalamannya untuk terus bikin sesuatu yang lebih baik. Indonesia butuh orang yang punya kemampuan mencerna international exposure-nya untuk mengabdi lagi ke negara kayak BJ Habibie ataupun Ridy Lie buat Indonesia yang lebih baik, bukan seperti pejabat yang melakukan studi banding.
Baca juga: Bryan Lie, Elevasi Makna Mainan Lewat God Complex
Kalau kita (syukur-syukur) udah punya kesempatan mengikuti kegiatan internasional, coba deh, setiap kali ikut kegiatan, pikirkan manfaat yang bakal lo dapet apa aja, dan apakah itu bakal berguna ketika lo balik. Jangan sampe hangatnya udara di Seoul, atmosfer romantisme di Paris atau gemerciknya rintik hujan di Boston membuat lo terlena untuk jadi orang berguna.
Baca juga: Chris Lie, Komikus Lokal dengan Karya Internasional
Image credit: picjumbo.com
Comments 1