Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Esensi Berkegiatan sebagai Mahasiswa: Cuma Buat Menuhin CV Nih?

PutribyPutri
20/05/2015
in Opinion
1
Esensi Berkegiatan sebagai Mahasiswa: Cuma Buat Menuhin CV Nih?
Share on FacebookShare on Twitter

Kadang juga pas gue ketemu senior gue yang udah lulus, padahal dulunya (kelihatannya) aktif, ada juga yang masih nganggur dan bingung. Ini bukan masalah rejeki-rejekian, tapi kemana “skill” yang mereka klaim dapet dari berkegiatan sebanyak itu?

Sekitar 2 tahun yg lalu ketika gelar maba (mahasiswa baru) masih tersemat di gue, gue ngerasain yang namanya euforia baru masuk kuliah. Semangat berapi-api buat belajar, masang target buat dapet IPK 3 koma sekian (kalau bisa 4, biar magna cum laude sekalian), ikut ini-itu, harus lulus berapa tahun, biar kerja di sini atau di situ supaya bisa jadi ini dan itu. Pokoknya cita-cita harus digantungkan setinggi mungkin deh. Semacam mirip American Dream ketika para imigran menginjak tanah Paman Sam untuk pertama kalinya, tapi yang ini skalanya kecil dan saingannya sesama mahasiswa lagi. Salah satu hal yang emang beda banget dari masa sekolah  adalah semangat untuk menjadi seaktif mungkin mumpung jadi mahasiswa.

Gue perhatiin setiap kali ada penerimaan mahasiswa baru (PMB) pasti materi utama yang dicekokin ke maba adalah: Berorganisasilah, aktiflah menjadi mahasiswa. Entah itu ikut UKM-lah, atau BEM, himpunan. Nah, biasanya sih pas PMB ntar yang diundang yang jadi ketua organisasi ini dan itu, terus jadi pembicara tentang kepemimpinan di sana dan di situ, pokoknya yang pas di CV-nya pengalaman organisasinya lebih dari 10 baris deh.

Di sini ada mahasiswa yang ngerasa termotivasi banget buat aktif, ada yang cuman saat itu doang, dan malah ada yang ga terpengaruh sama sekali. Setelah fase itu lewat, mulailah oprec berbagai organisasi dibuka. Dari yang resmi seperti BEM dan UKM, sampai yang masih belum resmi seperti komunitas-komunitas. Di sini nih baru keliatan, mana mahasiswa yang beneran aktif, kerjaannya nongkrong atau nganggur, atau yang (sok) sibuk.

Baca juga: Pak Rhenald Kasali, Ini Balasan Kami untuk Bapak

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Yang jadi perhatian gue adalah mahasiswa yang (sok) sibuk itu. Emang sih lebih baik dari yang nganggur doang, tapi yang gue sayangkan disini adalah kapasitas dan kemampuan mereka engga terarah dengan baik. Beberapa saat yang lalu gue ngobrol sama temen gue yang baru jadi maba. Dia cerita dengan semangatnya ikut kegiatan ini dan itu, ngerjain A dan B. Berhubung kegiatan yang dia ikutin banyak banget (dan agak kurang nyambung satu sama lain), akhirnya gue tanyain:

“Lo ikutan kegiatan sebanyak itu tujuannya buat apa?”

Dan jawaban yang bikin gue heran adalah, “Buat menuhin CV.”

Baca juga: Program Sosial: Memang Peduli atau Kejar Eksistensi?

Pasti mahasiswa aktif nih. Image credit: teaching.monster.com

Walaupun gue masih lumrah karena nganggep itu sebagai pencarian jati diri, ternyata fenomena ini masih berlaku di antara temen-temen dan senior-senior gue di tingkat atas. Emang sih mereka aktif, ada kepanitiaan dikit disamber, jadi aslab atau asdos lah, ikut ini dan itu. Tapi ketika ditanya purpose atau goal utama mereka apa, masih bingung. Atau ga simpelnya ditanya udah lulus mau ngapain, jawabannya klise: “Ya cari kerjalah. Makanya harus jadi seaktif mungkin.”

Kadang juga pas gue ketemu senior gue yang udah lulus, padahal dulunya (kelihatannya) aktif, ada juga yang masih nganggur dan bingung. Ini bukan masalah rejeki-rejekian, tapi kemana “skill” yang mereka klaim dapet dari berkegiatan sebanyak itu?

Ga ada salahnya emang ikutan ini dan itu untuk sekadar nyoba-nyoba hal baru doang atau nyari mana yang cocok. Tapi kalau emang ga ada yang sama sekali difokusin bukannya kurang baik juga? Coba deh, setiap kali mau ikut kegiatan, pikirkan manfaat yang bakal lo dapet apa aja, dan apakah itu bakal menyokong kegiatan-kegiatan yang udah lo ikutin sebelumnya dan bakal berdampak baik ke depan?

Baca juga: Mahasiswa = Agent of Change? Tanya Lagi

Jangan sampai lo latah ikut-ikutan sesuatu cuman biar penuh dan sibuk aja tanpa arah. Kalau lo masih ngerasa bingung dan ngerasa kalau mungkin lo adalah seorang polymath, try keeping a journal to track your activities. Di situ lo bakal tahu lo tendensi kemana, sukur-sukur nemu passion lo juga. 

Dan gue berharap dari situ lo bisa nemu purpose atau goal utama lo, jadi pas lulus ga cuman nambahin angka statistik sarjana pengangguran atau jadi sarjana “robot” yang tujuan hidupnya asal kebutuhan materi terpenuhi.


Saniyaayu Sekarpramesi is currently a student at Universitas Padjadjaran, majoring in Physics.


​Header image credit: ascseniorcare.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: anak mudaArticlesCVmahasiswapola pikir
Previous Post

Pak Rhenald Kasali, Ini Balasan Kami untuk Bapak

Next Post

Modal Kerja: Bukan Ijazah, Bukan Pengalaman, tapi Attitude

Next Post
Modal Kerja: Bukan Ijazah, Bukan Pengalaman, tapi Attitude

Modal Kerja: Bukan Ijazah, Bukan Pengalaman, tapi Attitude

Comments 1

  1. Ping-balik: Anak Seni dan Anak Sains, Norak Kalau Masih Berantem | Ziliun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d