“My goal as a parent is to prepare my kids for the future – not to make them like me.” – Amy Chua
Ngomongin pendidikan gak bisa jauh dari pendidikan di rumah dari keluarga. Kalau masih ada yang belum percaya artikel Ziliun mengenai Tough Love: Jawaban Atas Semua Pencapaian Luar Biasa, ada baiknya lo baca The Battle Hymn of the Tiger Mother karangan seorang profesor hukum berdarah Asia di Yale University, Amy Chua.
Di bukunya, Amy menceritakan cara ia mendidik anaknya berdasarkan stereotypical parenting ala tiger (chinese) mother yang konon katanya strict dan akademis banget, sementara dia tinggal di negara Amerika yang notabene menjunjung tinggi demokrasi di keluarga (western parenting).
Dari mulai ngelarang main, ngelabelin anaknya “sampah” kalau nggak sopan sama orang lain, ngebuang kartu ucapan selamat ulang tahun buatan mereka sendiri karena dibilang jelek, sampai ngancam ngebakar mainan mereka kalau mereka ga dapet nilai A di sekolah.
Baca juga: Jangan Asal Nurut Orangtua
What the….
Tapi daripada lo merasa ketakutan duluan dan merasa ‘ibu macan’ ini gak manusiawi sebelum baca buku ini, ada baiknya gue nge-review poin-poin penting yang bisa lo dapet dari seorang tiger mom.
Being exceptional
Tough love yang diberikan Tiger Amy emang ngingetin anak-anaknya kalau apa yang lo lakukan belum cukup. “Cambuk” yang diberikan Amy itu tujuannya untuk mengeluarkan kekuatan anaknya, supaya being exceptional. Dia mau anaknya keluar dari rasa nyaman yang membelenggu diri sendiri, keluar dari kecenderungan mengasihani diri sendiri.
Achievement does build confidence
Menurut Amy, anak itu ibarat busur panah yang harus ditunjukkan goal mana yang harus mereka kejar. Bukan berarti anak yang dididik sama western parenting gak punya goal yang harus dicapai. Tapi, anak yang dicambuk dengan tough love gak akan setengah-setengah melakukan sesuatu and put their best 110% effort. Contohnya Sophia, anak kedua Amy, memenangkan kejuaraan piano dan melakukan debut pertamanya di Carnegie Hall pada umur 14 tahun! Toh, pada akhirnya setelah lo udah meraih target lo, lo pun akan selalu merasa “haus” dan “lapar” lagi untuk achievement selanjutnya which is good for you. Istilahnya, Amy pengen bilang ke anaknya: “We just want you to feel great about yourself”.
Baca juga: Isn’t Life Too Short for a Holiday?
See the unseen mistakes
Kadang western mommy kurang ngomong sesuai realita kepada anak-anak mereka saat mereka gak maksimal sehingga mereka tidak mau belajar dari kesalahannya dan cenderung menyalahkan orang lain. Sikap Amy yang terlalu extreme dengan berkata jujur kepada anaknya, kalau kartu ucapan selamat ulang tahun buatan mereka jelek, adalah salah satu bukti kalau sesuatu yang gak dikerjain 110% hasilnya gak maksimal, dan tumbuh kepercayaan kalo sebenernya lo bisa buat yang lebih bagus lagi asalkan dengan 110% effort.
Kalau selama ini pendidikan ala Barat gak bisa meretas masalah pendidikan (udah dikasih fasilitas bagus tapi masih males berprestasi dan doyan tawuran melulu) mungkin kita bisa beralih ke tough love yang ‘ngena’ ala Tiger Amy, asalkan diimbangi dengan support penuh dalam prosesnya. Harapannya supaya anaknya gak jadi mau “balas dendam” sih 😀
Baca juga: Jangan Hidup untuk Membahagiakan Orangtua
Header image credit: huffingtonpost.com
Comments 1