Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Developer, Ayo Mulai Berpikir Perbaiki Kota dengan Teknologi!

PutribyPutri
12/05/2015
in Featured
2
Developer, Ayo Mulai Berpikir Perbaiki Kota dengan Teknologi!
Share on FacebookShare on Twitter

Tahun lalu, Pemprov Jakarta mengeluarkan Peraturan Gubernur No. 181 / 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Data dan Informasi Pembangunan. Intinya sih, itu peraturan bagi setiap jajaran pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk membuka datanya ke masyarakat.

Buat yang masih awam sama open data, Ziliun sempat ngobrol nih dengan Prasetyo Andy Wicaksono (Paw)–CEO dari LayangLayang Mobile–yang aplikasi buatannya tahun lalu memenangkan #HackJak, open data hackathon pertama yang disponsori oleh Pemprov DKI Jakarta.

Di #HackJak waktu itu, para developer diberi tantangan membuat aplikasi yang berhubungan dengan anggaran atau transportasi publik. Pemprov DKI Jakarta membuka data yang mereka punya, yang berhubungan dengan kedua isu tersebut, untuk digunakan oleh developer dalam pembuatan aplikasi. Kebetulan, tim Paw memilih membuat aplikasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai anggaran, yang diberi nama Awasi, Pelajari Belanja Daerah (APBD).

“Data anggaran itu kan udah di-publish pemerintah. Tapi kalau kita orang awam, jarang yang buka situs pemerintah terus ngelihat anggarannya. Apalagi, banyak istilah-istilah asing seperti belanja langsung, belanja tidak langsung, SKPD, dan lain-lain,” kata Paw.

Baca juga: Coming (Hopefully) Soon: Smart City

RelatedPosts

Dukung Pemimpin Perempuan di Ranah Teknologi

Belajar Entrepreneurial Mindset dari Tokoh Tiga Serangkai Kebangkitan Nasional

Aplikasi APBD. Image credit: infokomputer.com

Melalui aplikasi tersebut, Paw dan timnya ingin mengedukasi masyarakat tentang anggaran pemerintah, dengan cara membuat informasi anggaran lebih gampang dicerna oleh masyarakat awam. Misalnya, ada informasi Top 3 Penyerap Anggaran Terbesar dan Top 3 Penyerap Anggaran Terkecil.

Kemudian, lewat aplikasi APBD, pengguna bisa mengetahui persentase anggaran untuk sektor atau urusan tertentu–bagaimana rencana penyerapan dan berapa anggaran yang sudah terserap–agar juga dapat mendukung fungsi kontrol.

“Di situ kan user bisa melihat, kalau penyerapan sangat rendah, atau misalnya ada problem atau tekor, ini ada apa nih?”

Dari pengalaman mengembangkan aplikasi untuk open data ini, menurut Paw, salah satu kendala yang dihadapi adalah ketidaksiapan data. Dengan kata lain, data yang ada belum ter-update dengan baik.

Baca juga: SFPark, Inovasi Smart Parking di San Fransisco

“Pemerintah sadar itu (open data) adalah masalah yang urgent, cuma dulu belum ada resource teknis untuk mengolah data-data. Karena dulu kan baru sebatas peraturan gubernur, belum ada eksekutornya. Sekarang pasti akan jauh lebih baik karena sudah ada tim sendiri, misalnya UPT Smart City. Apalagi kemarin kan sempat ada ricuh anggaran yang tentang UPS itu. Mata semua orang tertuju ke anggaran, tunggu apalagi untuk gak membuka data dengan lebih aktual?” kata Paw.

Itu yang bisa dilakukan pemerintah. Gimana dengan developer?

“Developer gak cuma bisa menggunakan data atau menjadi konsumen, tapi juga bisa membantu men-generate data. Misalnya dengan menambah data yang baru, melengkapi data yang udah ada atau bahkan mungkin mengoreksi data yang salah. Datanya bisa didapat dari masyarakat, developer, atau crowdsourcing. Bermain dengan data bukan berarti developer hanya mengonsumsi aja,” tutup Paw.

Baca juga: 5 Kunci Membangun Grassroot Movement di Kota

Header image credit: mysmartcity.ro

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: aplikasiArticleshackathonhackjakJakartakota pintaropen dataprasetyo andy wicaksonosmart citystartup
Previous Post

Sokola Rimba, Dedikasi Butet Manurung Belajar Bersama Anak-Anak Rimba

Next Post

How Schools Kill Creativity

Next Post
How Schools Kill Creativity

How Schools Kill Creativity

Comments 2

  1. Ping-balik: Kalau Kota Lo Gak Maju-Maju, Itu Salah Lo Sendiri | Ziliun
  2. Ping-balik: Menyelesaikan Masalah Gak Selalu Butuh Teknologi Canggih | Ziliun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d