I can see why people want to wait until the time is right, so that they have the greatest chance of success. But I don’t necessarily think that’s a good idea for a number of reasons. In reality, there’s no better time than right now. – Jen Mueller
“Bro, kapan nih kita mulai bisnisnya?”
“Santai aja, bro. Selesein aja urusan kuliah dulu. Nanti pasti ada waktunya.”
Well.. pastinya banyak dari kita sering denger kata-kata di atas, nanti pasti ada waktunya. Seolah kata-kata itu adalah mantra mujarab kalau semua akan indah pada waktunya. Dan kalau ditanya “kapan?” pasti bungkam seribu bahasa atau balik lagi ke pernyataan nanti pasti ada waktunya. But I don’t necessarily think that’s a good idea for some reasons.
Iya kalau lo menunggu waktu yang tepat memakai rencana jangka pendek atau panjang atau roadmap yang jelas. Habis ini mau ke mana, plan B-nya apa. Tapi, kalau menunggu tanpa tahu langkah-langkah konkrit yang mau diambil, mau jadi apa? Definisi “the right time“-nya aja lo ga ngerti.
The truth number one: There’s never a good time to start.
Kalau shopping, lo bakal boros duit. Kalau menunggu, apa yang lo habiskan? Ya, waktu. Semakin banyak lo ngulur waktu, semakin hobi borosin waktu. Kalau persiapan buat matengin konsep lo butuh waktu banyak, then make a time! If you wait until the time is right, you’ll never do it.
Baca juga: How to Maximize Your Waiting Time
Bukannya sok ngajarin, tapi sayang banget berapa banyak waktu yang udah lo buang untuk menunggu “That Right Time”. Sementara, lo ga tau kapan itu muncul , an sebenernya lo bisa ngelakuin itu sekarang tanpa berujung dengan pertanyaan “Kenapa gue ga ngelakuin ini dari tadi ya?”.
Kalau mau buat bisnis tapi masih nunggu modal dari orang tua atau seluruh tabungan terkumpul, lo bisa kok bikin proposal usaha lo ke inkubator kewirausahaan yang bakal wujudin ide bisnis lo. Akan selalu ada aja yang ngomong Wait!, This isn’t right!, Do it later, Not now, Now is not a good time, Now is bad. Jadi percuma juga menunggu.
The truth number two: What you’re waiting for in “That Right Time” doesn’t exist if you don’t knock the door.
Kalau yang menjadi indikator “That Right Time” lo adalah adanya kesempatan, the ugly truth is, kesempatan itu lo yang buat sendiri. Kalau aja (Alm.) Bob Sadino jualan telur kampung hanya dengan menunggu kaum ekspatriat keluar dari apartemennya tanpa pernah mengetuk satu per satu pintu kesempatan, mungkin beliau hanya akan dikenal sebagai tukang sayur biasa.
Baca juga: Kenapa Lo Harus Selalu “Kepepet”?
The truth number three: You know “That Right Time” to go for it? Like… right now.
Memang susah banget untuk memaksa diri mulai sekarang juga. Tapi, justru itu seninya. Seni dari do it right now ya lo gak tahu hasil yang akan keluar nanti. Sukses atau gagal. Buruk atau jelek. Mulus atau ancur. Jadi, ga ada gunanya menunggu. Mending habisin jatah gagal, jelek, atau ancur itu dari sekarang.
Ya ujung-ujungnya balik lagi ke diri sendiri mau mulai sekarangnya kapan. Sekarang juga (abis close tab artikel ini :p), sekarangnya besok atau sekarangnya nanti.
Baca juga: Crowdfunding: To Try or Not To Try
Header image credit: interrete.org